gambaran yang pasti mengenai pihak-pihak mana saja terlibat dalam konflik, 2 belum mengetahui pihak mana yang paling tepat untuk diwawancarai
mengingat meminta informasi tentang konflik merupakan sesuatu yang sensitif dan memerlukan kehati-hatian. Responden Table 3.2 diwawancarai
untuk dimintai keterangannya tentang siapakah pihak lawan orang danatau lembaga yang menurut mereka memiliki perbedaan-perbedaan yang
menimbulkan konflik kepentingan dengan mereka dalam pengelolaan kawasan hutan. Hasil kunjungan pendahuluan, untuk sementara terdapat tiga
komunitas yang saling berbeda kepentingan di lokasi yaitu: 1 kelompok masyarakat yang mengelola lahan kawasan
2 aparat pemerintah Kabupaten Lampung Barat, dan 3 aparat desakecamatan dan pihak swasta yang berdomisili di DAS Way
Besay. 3 Tahap Ketiga: Dengan menggunakan teknik serupa snowball sampling,
kepada masing-masing pihak yang bersengketa diwawancarai siapakah jika ada menurut mereka pihak-pihak indipenden yang pernah danatau sedang
berinisiasi membantu penanganan konflik yang mereka hadapi. Dengan menggunakan teknik tersebut pada Tahap Kedua dan Ketiga,
kemudian ditentukan sebanyak 30 responden dari lokasi konflik secara proporsional tertuju purposive proporsional sampling. Penentuan sebanyak
30 responden didasarkan kepentingan studi dalam menjawab tujuan ketiga penelitian ini. Selanjutnya dengan responden yang sama, tujuan keempat
penelitian ini dijawab dengan mempergunakan Metode. Metode tersebut merupakan metode analisis sistem lunak yang dapat dipergunakan dalam
pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja dan merupakan modifikasi dari teknik brainwriting dan survey Marimin, 2004. Dalam metode ini panel
dipergunakan dalam pergerakan komunikasi melalui beberapa kuesioner yang tertuang dalam tulisan. Objek metode ini adalah untuk memperoleh
konsensus yang paling reliable dapat dipercaya dari sebuah kelompok ahli atau sekumpulan orang yang dianggap mengetahui tentang sesuatu. Adapun
prosedur metode Delphi adalah sebagai berikut Marimin, 2004: 1 Mengembangkan pertanyaan Delphi
2 Memilih dan kontak dengan responden 3 Memilih ukuran contoh
4 Mengembangan kuesioner dan menguji 5 Analisis kuesioner 1
6 Pengembangan kuesioner dan tes 2 7 Analisis kuesioner 2
8 Mengembangkan kuesioner dan tes 3 9 Analisis kuesioner 3
10 Menyiapkan laporan akhir. Tentunya metode Delphi memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan dan kelemahan tersebut seperti ditayangkan dalam Tabel 3.3 berikut. Kelemahan Metode Delphi akan mendapat perhatian selama
penelitian dilaksanakan. Tabel 3.3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Delphi
Keunggulan Kelemahan
1 Delphi mengabaikan nama dan mencegah pengaruh yang besar satu
anggota terhadap anggota lainnya. 2 Kemungkinan
untuk menutupi
sebuah area geografi yang lebih sempit dan
grup besar yang heterogen sehinhgga dapat berpartisipasi pada basis yang
sama 3 Adanya
langkah diskrit
4 Masing-masing responden memiliki waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan masing-masing bagian dan jika perlu melihat informasi
yang diperlukan untuk mengisi kuesioner
5 Menghindari tekanan social psikologi 6 Perhatian langsung pada masalah
7 Memenuhi kerangka kerja 8 Menghasilkan catatan dokumen yang
tepat 1 Lambat dan menghabiskan waktu
2 Tidak mengijinkan untuk kemungkinan komunikasi verbal melalui pertemuan
langsung perseorangan 3 Responden dapat salah mengerti
terhadap kuesioner atau tidak memenuhi keterampilan komunikasi
dalam bentuk tulisan 4 Konsep Delphi adalah ahli. Para ahli
akan mempresentasikan opini yang tidak dapat dipertahankan secara
ilmiah dan melebih-lebihkan. 5 Sistematikan Delphi menghalang-
halangi proses lawan dan mendiami eksplorasi pemikiran
6 Tidak mengijinkan untuk kontribusi prospektif yang berhubungan dengan
masalah 7 Mengasumsikan bahwa Delphi dapat
menjadi pengganti untuk semua komunikasi manusia di berbagai situasi
Sumber: Marimin, 2004.
Sebanyak 30 responden yang dijadikan sebagai subjek penelitian diasumsikan sudah memenuhi jumlah minimal. Hal tersebut seperti yang
dinyatakan oleh Marimin 2004, bahwa suatu penelitian yang mempergunakan Metode Delphi memerlukan ukuran panel responden yang
bervariasi dengan kelompok homogen dengan 10-15 partisipan mungkin sudah cukup, akan tetapi dalam sebuah kasus dimana rujukan reference
yang bervariasi diperlukan, maka dibutuhkan jumlah partisipan yang lebih besar. Sebaran responden tersebut ditayangkan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Pengambilan Responden Contoh Untuk Tujuan Penelitian yang Ketiga dan Keempat.
Kawan Hutan dan Desa Yang Berbatasan Kelompok Responden
n=30
Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis Lampung Barat
Masyarakat 8
Aparat desakecamatan dan PLTA
8 Aparat Kabupaten
7 Aktivis independen
7 TOTAL 30
Keterangan: n = jumlah responden
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian adalah: a data primer, adalah data yang langsung bersumber dari responden dan pengamatan kondisi
fisik lokasi konflik, dan b data sekunder, yaitu data yang telah tersedia yang merupakan hasil penelitian terdahulu, laporan-laporan, hasil penelitian,
peraturan-perundangan, dan dokumen-dokumen dari instansi pemerintah dan non pemerintah.
Data primer yang diteliti terdiri atas dua kelompok yaitu 1 data dan informasi sosial ekonomi responden dan 2 data dan informasi wilayah konflik.
Indikator yang diteliti dari masing masing kelompok data yaitu: 1 Kelompok data sosial ekonomi responden, mencakup:
a Data latar belakang kondisi sosial ekonomi responden mencakup indikator-indikator: riwayat demografi, pendidikan, etnis, pendapatan,
mata pencaharian, kepemilikan lahan di dalam dan di luar kawasan, dan luas yang dikelola di dalam kawasan.
b Data persepsi responden terhadap akar konflik, gaya konflik, tipe konflik, polarisasi sifat konflik, upaya-upaya penanganan konflik yang
telah dilakukan. 2 Data dan informasi tentang wilayah konflik mencakup luas wilayah, sejarah
status dan kepemilikan lahan di wilayah konflik, sejarah perubahan pola penggunaan lahan di wilayah konflik, dan sejarah pendudukan dan
pengusiran jika terjadi manusia keluar dari kawasan. Data sekunder yang diteliti mencakup dokumen peraturan yang berkaitan
dengan pengelolaan kawasan yang diteliti, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penanganan konflik secara administratif dan penanganan secara
operasional, dokumen-dokumen gugatan danatau kesepakatan yang pernah terjadi, termasuk notulensi-notulensi pertemuan dan pembuktian-pembuktian di
lapang yang pernah dilakukan oleh pihak yang berkonflik atau pihak independen yang berinisiasi menengahi konflik. Selain itu, data statistik sosio-demografi dan
ekonomi wilayah juga diteliti, seperti kepadatan penduduk, rasio agraris, komoditi unggulan lokal, lembaga pasar, dan lembaga sosial di perdesaan. Jenis data
sekunder dan sumber data yang diharapkan seperti ditayangkan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Data Sekunder dan Sumber Data. No Jenis Data
Sumber Data
1 Tata Ruang
Propinsi • Bappeda
Propinsi 2 Tata
Ruang Kabupaten
• Bappeda Kabupaten
3 Peta Tata Guna Hutan
• Dinas Kehutanan
Propinsi • Dinas
Kehutanan Kabupaten
4 Peta Zonasi Kawasan Hutan Lindung
Register 45b Bukit Rigis • Dinas Kehutan Kabupaten Lampung
Barat 5
Berita Acara Tata Batas BATB Kawasan hutan
• Badan Planologi Departemen Kehutanan • Sub Dinas Bina Pemetaan Hutan Pripinsi
Lampung • UPT Intag Propinsi Lampung
6 Data statistik propinsi, kabupaten,
kecamatan, dan desa • Kantor Statistik Propinsi dan Kabupaten.
• Kantor Kecamatan dan Kantor Desa 7
Data statistik kehutanan • Dinas
Kehutanan Propinsi
• RLKT 8 Peta
wilayah konflik
• Unit teknis pengelola kawasan • Lembaga Swadaya Masyarakat dan
Lembaga Penelitian • Masyarakat
9 Statistik konflik
• Kantor Sosial Politik Propinsi • Kantor Sosial Politik Kabupaten
• Forum-forum, LSM
10 Dokumen-dokumensurat menyurat
yang berkaitan dengan penyelesaian konflik
• Dirjen PHPA
• Kantor TNWK
• Dinas Kehutanan
Propinsi • Lembaga
Swadaya Masyarakat
• Masyarakat 11 Dokumen-dokumen
pertanahan • BPN
• Dinas Kehutanan
• Masyarakat
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian konflik ditujukan untuk memperoleh peta konflik secara utuh meliputi akar masalah terjadinya konflik, gaya konflik, tipe konflik, dan polarisasi
konflik. Pengumpulan data pada penelitian ini mempergunakan teknik Triangulasi, yaitu mencakup suatu prosedur pengumpulan data dengan
menggunakan teknik observasi, wawancara terbuka dan berstruktur, dan kajian
data sekunder untuk informasi independen dan memperoleh kesimpulan yang relatif lebih akurat tentang objek yang diteliti.
Menurut Hendricks 1992, mendengar adalah teknik yang terpenting dalam mewawancarai responden tentang konflik. Pewawancara harus
memberikan dukungan non-verbal, sebagai usaha untuk menjamin kelompok dapat mengurangi kecemasan dan menjadikan pewawancara diterima untuk
mengetahui peristiwa itu. Kejujuran, empati, keterbukaan dan perasaan yang tulus, objektif harus menjadi ciri wawancara.
“Mendengar perselisihan” merupakan keahlian yang spesifik. Keahlian ini memberikan dukungan yang memadai kepada pembicaraan sementara lewat
keahlian tersebut pewawancara dapat mengklasifikasikan perasaan dan isi hati orang yang diwawancarai. Gambar 3.2 mengilustrasikan bagaimana
mendengarkan perselisihan melalui proses dua langkah yaitu memisahkan dan memberi kerangka Hendricks, 1992.
Gambar 3.2. Teknik Mendengarkan dalam Mewawancara Konflik Sumber: Hendricks, 1992
Penelitian penanganan konflik ditujukan untuk memperoleh pendekatan dan metode penanganan yang relatif dapat dipergunakan dalam kasus konflik
yang diteliti dan diasumsikan dapat diterima oleh para pihak yang terlibat konflik. Dalam penelitian ini dipergunakan teknik CAPs Collaborative Analytical,
Problem-solving Process or Approach. Menurut Mittchell dan Banks 1996, teknik tersebut melibatkan seperangkat asumsi teori sosial secara umum dalam
hal ini yang berkaitan dengan penelitian konflik bersamaan dengan seperangkat prosedur untuk berintervensi ke dalam situasi konflik. Teknik CAPs berbeda
dengan arbitrasi dan proses hukum, mediasi, konsiliasi, dan penyelesaian sengketa dispute settlement. Teknik CAPs lebih menekankan pada fasilitasi
Persepsi Aktif mendengarkan
Umpan balik
Umpan balik Berbagi rasa
Memisahkan Pernyataan ulang
Pembingkaian ulang
Responden Pewawancara