30
dan siswa kelas V.2 sebagai kelompok eksperimen.Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal pretest dan posttest, lalu data diolah dengan menggunakan
program komputer IBM SPSS Statistic 21 for Windows 64-bit dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok yaitu. 1 uji perbedaan skor pretest, 2 uji perbedaan
skor pretest ke posttest, 3 uji selisih skor posttest-posttest, 4 uji besar pengaruh, 5 uji retensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri
berpengaruh secara signifikan pada kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis data menunjukkan harga Sig. 2-tailed kemampuan
mengevaluasi 0,024 atau 0,05, dengan nilai M = -0,52, SE = 0,23, t73 = -2,31. Sehingga H
1
diterima dan H
null
ditolak, artinya metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dengan besar pengaruh r = 0,44
persentase 19 yang termasuk dalam kategori menengah, dan retensi pengaruh mengalami penurunan sebesar 8,16. Sedangkan hasil analisis data kemampuan
mencipta menunjukkan harga Sig 2-tailed 0,039 atau 0,05, M = -0,48, SE = 0,23, t73 = -2,09. Sehingga H
1
diterima dan H
null
ditolak, artinya metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta dengan besar pengaruh r = 0,63
persentase 36,69 yang termasuk dalam kategori besar, dan retensi pengaruh mengalami penurunan sebesar 2,05.
Berdasarkan penelitian terdahulu tentang model pembelajaran van Hiele dan proses kognitif, dapat dilihat bahwa model pembelajaran van Hiele berpengaruh
positif terhadap variabel yang dipengaruhi. Peneliti melihat bahwa beberapa dari peneliti tersebut masih belum ada yang meneliti pengaruh penggunaan model
pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta.Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk melihat pengaruh penggunaan model
pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta.
31
2.1.2.3 Peta Literature Hasil Penelitian Sebelumnya
Gambar 2.2 Bagan Penelitian Sebelumnya
2.2. Kerangka Berpikir
Penelitian ini adalah penelitian tentang model pembelajara van Hiele dan kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Dalam penelitiannya Eric dan Kathleen
peneliti memberikan tes yang berisi lima blok pertanyaan dengan setiap blok pertanyaan untuk mengukur salah satu dari lima tingkat van Hiele. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebelum kursus, guru magang tidak memiliki tingkat pemahaman sesuai dengan target mereka dan setelah mengikuti kursus geometri
menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik bahwa guru magang mengalami
Yang perlu diteliti : Model pembelajaran Van Hiele -
Kemampuan mengevaluasi - kemampuan mencipta
Kristianto 2013 Metode Inkuiri- kemampuan
mengevaluasi dan mencipta Anggarani 2010
Peningkatan tingkat dan kualitas berpikir siswa dalam geometri menggunakan
model pembelajaran Van Hiele Sriwahyuni 2013
Metode Inkuiri- kemampuan mengevaluasi dan mencipta
Eric dan Kathleen 2012 An Investigation into the van Hiele Levels
of Understanding Geometry of Preservice Mathematics Teachers
Kurniasari 2013 Metode Inkuiri- kemampuan
mengevaluasi dan mencipta Pareka 2014
Kemampuan memahami, konsep geometri bangun datar menggunakan model
pembelajaran Van Hiele Model Pembelajaran
Van Hiele Proses Kognitif
32
peningkatan setidaknya satu tingkat dalam tingkatan van Hiele. Teori van Hiele merupakan sebuah teori yang mengangkat konsep geometri dan memiliki lima fase
pembelajaran geometri menurut teori van Hiele yaitu informasi, orientasi terpadu , eksplisitasi, orientasi bebas, dan integrasi yang sungguh-sungguh dilakukan secara
bertahap, sehingga teori ini memiliki dampak pengaruh untuk kualitas berpikir siswa dalam pemahaman konsep geometri. Penelitian di atas menjadi landasan dari
penelitian ini yang menghasilkan teori van Hiele memberikan dampak pengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta.
Model pembelajaran Van Hiele akan diterapkan pada pembelajaran KTSP pelajaran matematika materi geometri kelas V SD. Model pembelajaran Van Hiele
merupakan model yang mengidentifikasi lima tahap berpikir dalam geometri, yaitu tahap 0, siswa mengidentifikasi dan mengklasifikasikan bentuk berdasarkan wujud
dan tampilannya. Tahap I, siswa dapat menggolongkan bentuk yang serupa berdasarkan sifat-sifatnya. Tahap II, siswa dapat mengaitkan hubungan antar bangun
berdasarkan sifat-sifatnya. Tahap III, siswa dapat membuat kesimpulan berdasarkan logika. Tahap IV, pada tahap ini untuk mahasiswa dalam mempelajari konsep
geometri lebih mendalam berdasarkan cabang ilmu matematika. Fokus pembelajaran yang bermakna sesuai dengan pandangan bahwa belajar
adalah mengkonstruksikan pengetahuan, yang di dalamnya siswa berusaha memahami pengelaman-pengalaman mereka. Siswa melakukan proses kognitif secara
aktif, yakni memperhatikan informasi relevan yang datang, menata informasi ini di otak jadi gambaran yang koheren, dan memadukan informasi tersebut dengan
pengetahuan yang telah tersimpan di otak Mayer dalam Anderson Krathwohl, 2010: 98. Berdasarkan alasan-alasan dan fokus masalah yang dihadapi, proses
kognitif dikategorikan
menjadi enam,
yakni mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Dalam penelitian ini
peneliti lebih menekankan pada mengevaluasi dan mencipta. Mengevaluasi merupakan merupakan kemampuan dalam memutuskan sesuatu yang berdasarkan
kriteria dan standar. Mencipta merupakan kemampuan dalam proses membuat produk baru yang mempunyai pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Melalui
33
model pembelajaran van Hiele siswa dapat mengembangkan pengetahuannya dalam konsep geometri pada mata pelajaran matematika. Hal ini dapat membantu siswa
dalam proses kognitifnya terutama dalam mengevaluasi dan mencipta, karena siswa diajak untuk alternatif-alternatif dalam pemecahan masalah konsep geometri, menarik
kesimpulan dan mengembangkan kreatifitas siswa dengan membuat sebuah produk yang dibuat oleh siswa. Salah satu materi pelajaran matematika kelas V SD adalah
bangun datar. Bangun datar merupakan salah satu materi yang cukup sulit bagi siswa, karena materi yang dijelaskan terdiri dari definisi macam-macam bangun datar, sifat-
sifat masing-masing bangun datar, dan mencari luas dan keliling masing-masing bangun datar.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan cara undian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran matematika.
Salah satu kelas yang menjadi kelas eksperimen akan mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele dalam pembelajaran matematika,
sedangkan kelas yang terpilih sebagai kelas kontrol tidak mendapatan perlakuan khusus. Pembelajaran matematika di kelas kontrol dilakukan seperti biasa guru
mengajar di kelas. Penerapan suatu model pembelajaran yang berbeda dalam suatu pembelajaran akan memberikan pengaruh yang berbeda pula pada hasil yang akan
dicapai. Penerapan model pembelajaran van Hiele merupakan model yang cocok untuk materi bangun datar kelas V SD, karena model ini dapat membantu anak dalam
memahami materi bangun datar melalui tahap-tahap model van Hiele sehingga lebih memudahkan anak dalam mengembangkan ide-idenya dan lebih memudahkan anak
dalam mengingatnya kembali. Jika model pembelajaran van Hiele diterapkan pada konsep geometri kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta, penerapan model
pembelajaran van Hiele akan berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta.
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Penerapan model pembelajaran van Hiele pada konsep geometri dalam pelajaran mata matematika berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi