Tahap-tahap Pembelajaran menurut van Hiele

18 Kegiatan pengajaran dalam geometri yang tepat untuk tahap 1 adalah 1 Lebih berfokus pada sifat-sifat bentuk dibandingkan identifikasi sederhana, ketika konsep geometri yang baru dipelajari, jumlah sifat-sifat dari bentuk dapat dikembangkan. 2 Menerapkan ide ke seluruh kelompok bentuk contoh semua persegi panjang, semua prisma daripada model-model bentuk per individu. Lalu menganalisis kelompok-kelompok bentuk untuk menemukan sifat-sifat baru. Dalam tahap ini siswa ditantang untuk mendefinisikan perbedaan antar bangun agar siswa naik dari tahap satu ke tahap yang ke dua Walle, 2008: 156. Kegiatan pengajaran dalam geometri yang tepat untuk tahap 2 adalah 1 Pembuatan dan pengujian hipotesis atau perkiraan, contohnya siswa mengidentifikasi tentang jumlah sisi segitiga yang bisa disebut juga sebagai segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki. 2 Siswa diminta untuk memperjelas bukti-bukti informal yang siswa dan guru usulkan. 3 Menggunakan bahasa deduksi informal, misalnya: jika…maka, bagaimana jika, semua, beberapa dan tidak satupun Walle, 2008: 156.

2.1.1.5 Proses Kognitif

Proses kognitif merupakan cara yang dipakai siswa secara aktif dalam proses mengkonstruksikan makna Anderson Krathwohl, 2010: 98. Taksonomi Bloom membagi proses kognitif pengetahuan menjadi enam kategori yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganlisis, mengevaluasi, dan mencipta Anderson Krathwohl, 2010: 6. Mengingat, yaitu proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses-proses kognitif dalam kategori mengingat meliputi mengenali dan mengingat kembali. Memahami, yaitu proses mengkonstruksikan makna dari materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan yang baru dan pengetahuan lama mereka. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Mengaplikasikan, yaitu proses menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi dan 19 mengimplementasikan. Menganalisis, yaitu proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan terstruktur atau tujuan. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan Anderson Krathwohl, 2010: 100-101. Siswa diharapkan mampu mencapai tahapan yang paling kompleks, yaitu mengevaluasi dan mencipta. Mengevaluasi, yaitu proses mengambil keputusan yang berdasarkan kriteria atau standar. Kategori dalam proses mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa dan mengkritik Anderson Krathwohl, 2010: 102. Siswa mampu memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, prosedur kerja, dan lain-lain, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya dalam proses kognitif mengevaluasi Ismet, 2014: 14. Mencipta, yaitu proses memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Kategori dalam proses mencipta mencakup proses-proses kognitif merumuskan, merencanakan, dan memproduksi Anderson Krathwohl, 2010: 102.

1. Kemampuan Mengevaluasi

Fokus utama dalam penelitian ini adalah dimensi kognitif yang terdiri dari kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Kemampuan mengevaluasi merupakan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria ini ditentukan oleh kemampuan siswa. Standar bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal dan mengkritik keputusan yang diambil berdasarkan kriteria eksternal. Siswa diminta untuk mengkritik hipotesis atau pendapatnya sendiri atau orang lain. Kritiknya didasarkan pada kriteria-kriteria positif, negatif, atau keduanya dan menghasilkan konsekuensi-konsekuensi positif dan negatif. Memeriksa, proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk. Nama lain untuk memeriksa adalah menguji, mendeteksi, 20 memonitor, dan mengoordinasi. Mengkritik proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Nama lain dari mengkritik adalah menilai Anderson Krathwohl, 2010: 125-128.

2. Kemampuan Mencipta

Mencipta berisikan tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan produksi. Merumuskan merupakan proses menggambarkan masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Menggambarkan masalah dengan cara menunjukkan bagaimana solusi-solusinya, dan merumuskan ulang solusi-solusi yang berbeda. Merencanakan proses membuat rencana untuk menyelesaikan masalah dan mempraktikkan langkah-langkah untuk menciptakan solusi yang nyata bagi suatu masalah. Siswa diminta untuk membuat rencana untuk menentukan volume potongan sebuah piramida. Pembuatan rencana ini bisa melibatkan proses menghitung volume piramida besar, kemudian menghitung volume piramida kecilnya, dan terakhir mengurangi volume piramida besar dengan volume piramida kecil. Memproduksi proses melaksanakan rencana untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu. Siswa diminta untuk menciptakan produk sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu. Misalnya, siswa diminta membuat skema rencana untuk sekolah baru, yang di dalamnya termasuk cara-cara baru bagi siswa untuk menyimpan barang-barang pribadi mereka Anderson Krathwohl, 2010: 128-133. 2.1.1.6 Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan KTSP Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP SNP Pasal 1, Ayat 15 dalam Sanjaya, 2009: 128. Kurikulum terdiri atas empat desain, yaitu kurikulum disiplin ilmu, kurikulum pengembangan individu, kurikulum berorientasi pada kehidupan

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 0 202

Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

0 8 230

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

2 26 214

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 210

Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

0 1 225

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 162

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 197

Pengaruh penggunaan model pembelajaran Van Hiele terhadap kemampuan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam pelajaran matematika kelas V SD - USD Repository

0 8 257