Saran KESIMPULAN DAN SARAN
93
DAFTAR REFERENSI
Anderson Krathwohl. 2010. Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen revisi taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Anggarani, M. 2009. Penggunaan teori pembelajaran Van Hiele untuk
meningkatkan tingkat dan kualitas berpikir siswa kelas V SD Negeri Timbulharjo pada pokok bahasan Bangun Datar. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Arifin, Z. 2011. Penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Azwar, S. 1996. Tes prestasi fungsi pengembangan pengukuran prestasi belajar
edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2008. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ofset.
Budiningsih, A. 2012. Belajar dan pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Cohen, L, Manion Marrison. 2007. Research menthod in education sixth edition.
Canada : Routledge. Depdiknas. 2001. Kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran matematika
sekolah dasar. Jakarta: Depdiknas. Eric A. Kathleen C. 2012. An investigation into the van Hiele levels of
understanding geometry of preservice mthematics teachers. Journal of Research in Education. Vol 21, No 1, pp 45
.
University of Maine. Field, A.P. 2009. Discovering statistics using SPSS. London: SAGE.
Frank, L, K, JR. 1995 The van Hiele model of thinking in geometry among adolescents. Indiana University.
Fraenkel, J.R. 2012. How to design and evaluate research in education. Amerika: Mc Goaw-Hill.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang:Universitas Diponegoro.
Heruman. 2007. Model pembelajara nmatematika di sekolah dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ismet Hariyanto. 2014. Asesmen pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
94
Juliansyah, N. 2014. Metodologi penelitian: Skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah. Jakarta: Kencana Prenamedia Group.
Khafid Suyati.2014. Pelajaran matematika penekenan pada berhitung jilid 5. Jakarta: Erlangga.
Krathwohl, D. R. 2004. Methods of educational and social science research an integrated approach second edition. Illnois: Waveland Press.
Kristianto, H. 2013. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Bopkri
Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 20122013. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Kurniasari, L. 2013. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan pada mata
pelajaran IPA tahun ajaran 20122013. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Margono, S. 2007. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Mateya, M. 2008. Using the van Hiele theory to analyze geometrical
conceptualization in grade 12 student: a namibian perspective. Rhodes University.
Mugiyono. 2015. Rumus-rumus matematika lengkap. Semarang: Widya Karya. Ngalimun. 2014. Strategi dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
OECD. 2009. PISA 2009 Result: Executive summary. PISA: OECD Publishing. OECD. 2013. PISA 2012 Result: What students know and can do-student
performance in mathematics, reading and science volume I. PISA: OECD Publishing.
Pareka, P. E. 2014. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Van Hiele terhadap kemampuan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam
pembelajaran Matematika kelas V SD.Skripsi.Yogyakarta.PGSD Universitas Sanata Dharma.
Priyatno, D. 2010. Teknik mudah dan cepat melakukan analisis data penelitian dengan SPSS dan tanya jawab ujian pendadaran. Yogyakarta: Gava Media.
Priyatno, D. 2012. Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Rita, D. 2010. Buku super matematika SD kelas 4, 5, 6. Yogyakarta: PT. Buku Kita. Salinan gambar tahapan berpikir van Hiele
95
Diakses pada tanggal 17 Desember 2015 http:www.buzzle.comarticlesgeometry-terms.html
Salinan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 Diakses pada tanggal 17 Juli 2015
http:www.ikapidkijakarta.comikapiblogwp-contentuploads20130805.-B.- Salinan-Lampiran-Permendikbud-No.-67-th-2013-ttg-Kurikulum-SD.pdf
.
Sanjaya, W. 2006. Strategi pembelajaran, berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sarwono, J. 2010. Belajar statistik menjadi mudah dan cepat PASW statistics 18. Yogyakarta: CV. Andi.
Schunk, D. 2012. Learning theories an educational perspective sixth edition.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sriwahyuni, A. 2013. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya
siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun ajaran 20122013. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Sugiyono. 2010. Metodologi penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metodologi penelitian kombinasi mixed method. Bandung:
Alfabeta Sugiyono. 2014. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. 2015. Metodologi penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susanto, A. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Tim M2S Bandung. 2006. Bank soal matematika untuk kelas 4, 5, dan 6 SD. Bandung: CV. M2S Bandung.
Trianto. 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: Konsep, landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Van de Walle, J, A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta:
Erlangga.
96
.
LAMPIRAN
97
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
98
Lampiran 1.2 Silabus Kelompok Kontrol
99
100
101
Lampiran 1.3 Silabus Kelompok Eksperimen
102
103
104
105
Lampiran 1.4 RPP Kelompok Kontrol
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
Lampiran 1.5 RPP Kelompok Eksperimen
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
Lampiran 1.6 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I, II, III, IV
SOAL LATIHAN I
1. Amatilah bangun datar di bawah ini
a. Apakah nama bangun datar di atas?
b. Sebutkan empat cirri bangun datar di atas
2. Amatilah bangun datar di bawah ini
a. Apakah nama bangun datar di atas?
b. Berapakah simetri putar dan simetri lipat bangun datar di atas?
3. Amatilah gambar di bawah ini
a. Apakah nama bangun datar di atas?
b. Berapakah simetri putar dan simetri lipat bangun datar di atas?
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 1 Nama
: Nomor
: Kelas
:
152
SOAL LATIHAN II
1. Perhatikanlah gambar di bawah ini
Hitunglah luas trapesium di atas dengan benar 2.
Salah satu atap rumah Pak Joni berbentuk trapesium. Panjang sisi atas dan bawah masing-masing 10 m dan 7 m. Jika tingginya 3 m, berapakah luasnya?
3. Perhatikan denah perkarangan Paman Bowo
Berapakah luas perkarangan Paman Bobo? 4.
Perhatikan gambar di bawah ini
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 2 Nama
: Nomor
: Kelas
:
153
Hitunglah luas bangun datar trapesium di atas dengan rumus yang benar 5.
Luas daerah sebuah trapesium 4.810 cm
2
. Jika jumlah sisi sejajar 185 cm maka berapakah tinggi trapesium itu?
154
SOAL LATIHAN III
1. Gambarlah sebuah bangun layang-layang dengan ukuran diagonal 1 = 12 cm dan
diagonal 2= 25 cm 2.
Perhatikan gambar di bawah ini
a. Apakah nama bangun datar di atas?
b. Sebutkan empat ciri-ciri bangun diatas
c. Berapakah jumlah simetri putar dan simetri lipat bangun diatas?
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 3 Nama
: Nomor
: Kelas
:
155
SOAL LATIHAN IV
1. Sebuah bangun layang-layang dengan ukuran diagonal 1 = 12 cm dan
diagonal 2= 25 cm. Hitunglah luas bangun layanglayang tersebut 2.
Ada dua buah layang-layang. Layang-layang A mempunyai diagonal masing- masing 40 cm dan 70 cm. Diagonal layang-layang B, 80 cm dan 30 cm.
Layang-layang mana yang lebih luas? 3.
Luas daerah sebuah layang-layang 4.312 cm
2
, panjang salah satu diagonalnya 98 cm, hitunglah panjang diagonal lainnya
4. Panjang diagonal-diagonal sebuah layang-layang adalah 20 m dan 25 cm,
hitunglah luas layang-layang tersebut 5.
Tentukan luas layang-layang di bawah ini Jika panjang:
AC = 20 cm DB = 14 cm
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 4 Nama
: Nomor
: Kelas
:
156
Lampiran 2.1 Instrumen Penelitian
157
158
159
160
Lampiran 2.2 Kunci Jawaban
1.
Layang-layang Trapesium Sama Kaki
Belah Ketupat
Jajar Genjang
Trapesium-Siku-Siku Layang-Layang Trapesium Siku-Siku Layang-Layang
Gambar 1 : sudut DAB, sudut ABC, sudut BCD, dan sudut CDA Gambar 2 : sudut DAB, sudut ABC, sudut BCD, dan sudut CDA
Cirri-ciri: Gambar 1: Bangun layang-layang
161
Ciri-Ciri: -
Mempunyai 2 pasang sisi sama panjang -
Kedua diagonalnya saling tegak lurus -
Mempunyai sepasang sudut yang berhadapan sama besar -
Salah satu diagonalnya berpotongan sama panjang -
Mempunyai 4 titik sudut -
Mempunyai 1 simetri lipat Gambar 2: Bangun trapesium sembarang
Ciri-ciri: -
Mempunyai sepasang garis sejajar -
Mempunyai empat titik sudut -
Tidak memiliki simetri putar -
Keempat sisinya tidak sama panjang -
Tidak memiliki simetri lipat
2. a Gambarlah sebuah bangun trapesium siku-siku yang memiliki sisi sejajar
berturut-turut 4cm dan 10cm serta tinggi 6cm Apakah trapesium siku-siku tersebut memiliki simetri putar? Jelaskan
Trapesium dikatakan mempunyai 1simetri putar karena jika diputar satu lingkaran penuh atau 360 derajat dapat menghasilkan bayangan yang tepat dengan bangun
semula.
162
1 2
3
4 5
6 b Amati setiap gambar di atas Carilah dari bangun di atas yang merupakan
trapesium dan layang-layang
Bangun 1: Bangun trapesium Bangun 2:Bangun layang-layang
Bangun 3:Bangun trapesium Bangun 4:Bangun layang-layang
Bangun 5:Bangun layang-layang Bangun 6: Bangun trapesium
3. a Trapesium Langkah 1
12m 6 m
163
Langkah 2 Diketahui :garissejajar 12 m dan 22 m
tinggi 6 m Ditanyakan :luastanah = ...?
Rumus:
m
Jadi, luastanahmilik ayah = 102 m
2
b Layang-layang Langkah 1
Langkah 2
164
Dari gambardapatkitaketahuibahwa AC bisakitasebutsebagai d
1
= 90 cm, sedangkan BD kitasebutsebagai d
2
= 1 m atau 100 cm. Luas layang-layang Joko adalah :
Luas
Luas Luas
Luas Jadiluaskertas yang dibutuhkan Joko untukmembuatlayang-layang adalah 45 m
2
4. Diketahui:
DC = 7 cm EF = 7 cm
AB = 19 cm AD = 10 cm AE = 6 cm
Ditanya: Tinggi trapesium dengan menggunakan rumus dalil Pytagoras dan rumus luas trapesium?
Jawab :
Rumus I dalil Pytagoras
D 10 cm
? DE
= √
A E
= √
6 cm =
√
165
= √
= 8cm
Rumus II Luas trapesium
5. Bingkai Foto
a. Kardus A
b. Karena tidak memenuhi unsur 1.
Bentuk kardus persegi panjang berbentuk kecil 2.
Mempunyai ukuran tinggi yang kurang 3.
Panjang sisi atas memenuhi tapi sisi bawah tidak memenuhi c.
AlatdanBahan Penggaris
Pisau cutter Koran bekas
Kardus
166
Lem kertas Potongan puzzle
Gunting
b. Langkah-langkah pembuatan bingkai foto 1.
Buatlah pola ukuran bingkai bagian depan yang sudah ditentukan di kardus bekas lalu potong menggunakan cutter.
2. Buatlah pola untuk bingkai bagian belakang foto dengan ukuran yang
samadengan bingkai foto bagian depan di kardus lalu potong menggunakan cutter.
3. Siapkan kertas Koran, letakkan pola bingkai foto bagian belakang yang telah
dibuat di atas kertas Koran lalu di cutter sesuai dengan pola. 4.
Setelah selesai di cutter, rekatkan pada bagian yang tidak terpotong kesisi- sisi bingkai rekatkan dengan menggunakan lem.
5. Rekatkan bingkai foto bagian depan dengan bingkai foto bagian belakang,
namun pada sisi sejajar bagian atas trapesium tidak di rekatkan untuk meletakan foto.
6. Tempelkan
potongan-potongan puzzle.
Potongan puzzle
tersebut ditempelkan di pinggir bingkai foto dan disesuaikan dengan pola bingkai
pada bagian depan.Dan jadilah sebuah bingkai dari kardusdan koran bekas.
167
Lampiran 2.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Expert Judgement
No. Komponen Penilaian
Skor Komentar
Penguji 1
Penguji 2
Penguji 3
1 Kesesuaian antara SK,
KD, dan Indikator 4
4 3
Kelas lima belum secara rinci dalil Pytagoras.
2 Kesesuaian komponen
pada variabel 1 dengan item soal.
4 5
4 3
Kesesuaian komponen pada variabel 2 dengan
item soal. 5
5 3
4 Kesesuaian komponen
pada variabel 3 dengan item soal.
3 5
3 5
Kesesuaian komponen pada variabel 4 dengan
item soal. 3
5 4
6 Kesesuaian komponen
pada variabel 5 dengan item soal.
3 5
3 7
Kesesuaian komponen pada variabel 6 dengan
item soal. 3
5 3
Langkah yang kelima membinguungkan.
8 Kejelasan perintah
mengerjakan soal. 3
4 4
Petunjuk dituliskan di atas, sebaiknya perintah soal
menggunakan skala, pertanyaannya lebih baik
dipisah.
9 Kualitas pedoman
penilaian 3
4 4
10 Penggunaan bahasa
Indonesia dan tata tulis buku.
4 4
3
Jumlah Skor 35
46 34
Rerata Total Skor 3.5
4.6 3.4
Kriteria: 5
= Instrumen sudah sangat baik digunakan 4
= Instrumen sudah baik untuk digunakan 3
= Instrumen cukup layak digunakan namun perlu sedikit diperbaiki 2
= Instrumen kurang layak digunakan 1
= Instrumen tidak layak digunakan
168
Lampiran 3.1 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Hasil Perhitungan Uji Validitas
Tabulasi Skor Uji Validitas
No. Variabel
r tabel r hitung
Sig. 2- tailed
Keputusan
1 Mengingat
0.396 0.38
0.00 Valid
2 Memahami
0.396 0.66
0.00 Valid
3 Mengaplikasi
0.396 0.85
0.00 Valid
4 Menganalisis
0.396 0.60
0.00 Valid
5 Mengevaluasi
0.396 0.60
0.00 Valid
6 Mencipta
0.396 0.61
0.00 Valid
169
Lampiran 3.2 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas a.
Uji reliabilitas 6 kemampuan
Case Processing Summary
N Cases
Valid 47
100.0 Excluded
a
.0 Total
47 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .699
6
170
Lampiran 3.3 Hasil Wawancara a.
Wawancara Siswa
Wawancara Siswa I Subjek
: Siswa Kelas VB Setting
: Kelas VB HariTgl
: Senin, 30 November 2015
Wawancara Koding
P : Bagaimana perasaan kalian setelah belajar matematika menggunakan model
pembelajaran van Hiele? S1: Senang, karena aku bisa membentuk bangun
trapesium dan layang-layang menggunakan kertas lipat
Perasaan menggunakan model pembelajaran van Hiele
P : Bagaimana cara guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran van
Hiele? S1: Guru menyuruh melipat kertas dan membuat
bingkau foto Cara guru mengajar menggunakan model
pembelajaran van Hiele
P : Apakah kamu lebih senang belajar matematika menggunakan model
pembelajaran van Hiele dibandingkan dengan cara yang diajarkan oleh guru
biasanya? Apa alasannya?
S1: Aku lebih suka model van Hiele, karena lebih enak
Model pembelajaran yang disukai
P : Kemarin ketika mengerjakan soal, soal nomor berapa yang kalian anggap susah?
Mengapa? S1: Nomor empat, belum ngerti banget.
Soal yang dianggap sulit
P : Apakah kalian menemui kesulitan ketika belajar menggunakan model pembelajaran
van Hiele? Jelaskan? S1: Tidak ada, sudah mengerti
Kesulitan menggunakan model pembelajaran van Hiele
P : Apakah kalian memahami materi setelah belajar dengan model pembelajaran van
Hiele? S1: Aku lebih ngerti
Pemahaman terhadap materi dengan model van Hiele
P : Apakah kalian merasa bosan ketika belajar menggunakan model pembelajaran van
Hiele? Mengapa bosantidak bosan? Ketertarikan terhadap model pembelajaran van
Hiele
171
S1: Tidak bosan, karena suka membuat bingkai dan suka ada kertas warna-warni.
Keterangan : S1 : Siswa I
P : Peneliti W : Wawancara
Wawancara Siswa II Subjek
: Siswa Kelas VB Setting
: Kelas VB HariTgl
: Senin, 30 November 2015
Wawancara Koding
P : Bagaimana perasaan kalian setelah belajar matematika menggunakan model
pembelajaran van Hiele? S2 :
Lumayan, karena agak males. Males memotongi kertas lebih baik menulis
saja.
Perasaan menggunakan model pembelajaran van Hiele
P : Bagaimana cara guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran van
Hiele? S2 : Sudah baik
Cara guru mengajar menggunakan model pembelajaran van Hiele
P : Apakah kamu lebih senang belajar matematika menggunakan model
pembelajaran van Hiele dibandingkan dengan cara yang diajarkan oleh guru
biasanya? Apa alasannya?
S2 :
Biasanya, gak suka origami lebih seneng nulis karena ada gunting-
guntingnya
. Model pembelajaran yang disukai
P : Kemarin ketika mengerjakan soal, soal nomor berapa yang kalian anggap susah?
Mengapa? S2: Tidak ada yang sulit.
Soal yang dianggap sulit
P : Apakah kalian menemui kesulitan ketika belajar menggunakan model pembelajaran
van Hiele? Jelaskan? S2 :Tidak ada yang sulit.
Kesulitan menggunakan model pembelajaran van Hiele
P : Apakah kalian memahami materi setelah Pemahaman terhadap materi dengan model van
172
belajar dengan model pembelajaran van Hiele?
S2 : Yaa, sedikit-sedikit mengerti Hiele
P : Apakah kalian merasa bosan ketika belajar menggunakan model pembelajaran van
Hiele? Mengapa bosantidak bosan? S2 :Ya..lumayan. lagi males motong-motong.
Ketertarikan terhadap model pembelajaran van Hiele
Wawancara Siswa III Subjek
: Siswa Kelas VB Setting
: Kelas VB HariTgl
: Senin, 30 November 2015
Wawancara Koding
P : Bagaimana perasaan kalian setelah belajar matematika menggunakan model
pembelajaran van Hiele? S3 :
Senang, karena aku bisa menggunakan kertas lipat membuat
bangun datar.
Perasaan menggunakan model pembelajaran van Hiele
P : Bagaimana cara guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran van
Hiele? S3 :Sudah baik mengajarnya.
Cara guru mengajar menggunakan model pembelajaran van Hiele
P : Apakah kamu lebih senang belajar matematika menggunakan model
pembelajaran van Hiele dibandingkan dengan cara yang diajarkan oleh guru
biasanya? Apa alasannya?
S3 :Yaa, aku lebih senang. Karena ada kertas warna-warni.
Model pembelajaran yang disukai
P : Kemarin ketika mengerjakan soal, soal nomor berapa yang kalian anggap susah?
Mengapa? S3: Soal nomor empat, karena sedikit tidak bisa.
Soal yang dianggap sulit
P : Apakah kalian menemui kesulitan ketika belajar menggunakan model pembelajaran
van Hiele? Jelaskan? Kesulitan menggunakan model pembelajaran van
Hiele
173
S3 :Tidak sulit, karena aku suka origami dan menggunting-gunting.
P : Apakah kalian memahami materi setelah belajar dengan model pembelajaran van
Hiele? S3 : Aku memahaminya
Pemahaman terhadap materi dengan model van Hiele
P : Apakah kalian merasa bosan ketika belajar menggunakan model pembelajaran van
Hiele? Mengapa bosantidak bosan? S3 :Tidak merasa bosan, karena aku tau cara
membuat bingkai foto. Ketertarikan terhadap model pembelajaran van
Hiele