Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 matematika yang masih berpusat pada guru teacher oriented, sementara siswa cenderung pasif. Faktor klasikal lainnya, ialah penerapan model pembelajaran yang konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas atau pekerjaan rumah PR. Sistem pengajaran yang demikian ini menyebabkan siswa tidak berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dikhawatirkan siswa tidak dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika untuk mempengaruhi pengembangan kemampuannya.Untuk mempengaruhi kualitas proses dan hasil belajar, guru harus berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan pada siswa untuk berperan aktif mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya. Kondisi belajar di mana siswa hanya menerima materi dari pengajar, mencatat, dan menghafalkannya harus diubah menjadi sharing pengetahuan, mencari, menemukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman bukan ingatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengajar dapat menggunakan pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran. Model pembelajaran van Hiele merupakan salah satu model pembelajaran untuk mata pelajaran matematika dalam materi geometri bangun datar. Model pembelajaran van Hiele merupakan model pembelajaran yang berkaitan dengan pengajaran geometri, yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan. Model pembelajaran van Hiele dikembangkan oleh dua pendidik, yaitu Pierre van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof. Mereka merupakan pasangan suami isteri. Riset van Hiele bermula pada tahun 1959 Walle, 2008: 151. Peneliti ingin menguji model pembelajaran van Hiele untuk pengajaran mata pelajaran matematika dalam materi geometri bangun datar. Dengan model pembelajaran van Hiele dapat membantu siswa untuk memahami pembelajaran matematika mengenai geometri bangun datar kelas V. Model pembelajaran van Hiele menerapkan tahapan teori van Hiele yang diawali dari tahapan berpikir yang sederhana menuju tahapan berpikir yang lebih tinggi. Taksonomi Bloom proses kognitif yang digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran matematika. 4 Proses kognitif adalah cara-cara yang dipakai siswa secara aktif dalam proses mengkonstruksikan makna. Apabila guru mengajar dan mengakses siswa supaya mempelajari suatu materi pelajaran dan mengingatnya selama sekian lama, fokus guru mengarah pada satu kategori proses kognitif, yaitu mengingat. Apabila guru memperluas fokus, yakni mengembangkan pembelajaran yang bermakna, guru harus mengembangkan proses kognitif yang melampaui mengingat. Kategori proses kognitif yang paling dekat dengan meretensi adalah mengingat, sedangkan memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, mencipta merupakan proses kognitif yang dipakai untuk mentransfer Anderson Karthwohl, 2010: 98-99. Keterampilan proses dalam matematika memerlukan pemikiran dan latihan yang lebih sehingga siswa diharapkan mampu untuk menyelesaikan permasalahan. Keterampilan proses tersebut membiasakan siswa untuk berpikir ke taraf yang lebih tinggi daripada sekedar mengingat dan memahami sesuai taksonomi Bloom yaitu mengevaluasi dan mencipta. Dalam hal ini hanya akan difokuskan pada kemampuan mengevaluasi dan mencipta saja karena kedua kemampuan tersebut termasuk ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan mengevaluasi merupakan kemampuan yang memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, prosedur kerja dan lain-lain dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Kemampuan mencipta merupakan kemampuan menempatkan unsur-unsur untuk membentuk suatu keseluruhan yang koheren dan berfungsi agar menghasilkan sesuatu hal yang baru Ismet Hariyanto, 2014: 14. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan model pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada konsep geometri bangun datar dalam pelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 20142015. Pada materi pembelajaran yang digunakan Standar Kompetensi SK 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah dan Kompetensi Dasar KD 3.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar. 5

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penerapan model pembelajaran van Hiele pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran matematika berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016? 1.2.2 Apakah penerapan model pembelajaran van Hiele pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran matematika berpengaruh terhadap kemampuan mencipta siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran van Hiele pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran matematika terhadap kemampuan mengevaluasi siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016. 1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran van Hiele pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran matematika terhadap kemampuan mencipta siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Siswa Siswa mendapat pengalaman belajar menggunakan model pemebelajaran van Hiele dan siswa merasa senang dan antusiasme dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. 1.4.2 Bagi Guru Guru mendapat wawasan tentang penerapan model pembelajaran van Hiele dan mempengaruhi kemampuan dalam mengelola situasi di dalam kelas selama proses pembelajaran. 1.4.3 Bagi Sekolah 6 Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sekolah untuk mempengaruhi kualitas dalam proses pembelajaran. 1.4.4 Bagi Peneliti Peneliti mendapat pengalaman dalam menerapkan model pemebelajaran van Hiele pada konsep geometri bangun datar dalam pembelajaran matematika sehingga dapat memahami model pemebelajaran van Hiele.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Model pembelajaran adalah sarana yang dilakukan dalam membantu kegiatan belajar siswa agar menciptakan pembelajaran yang efektif. 1.5.2 Model Pembelajaran yang didasarkan pada teori geometri van Hiele 1959- 1984 adalah model pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir dalam konsep geometri, terdiri dari lima tahapan belajar, yaitu tahap informasi, tahap orientasi, tahap eksplisitasi, tahap orientasi bebas, dan tahap integrasi. 1.5.3 Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan dalam memutuskan sesuatu yang berdasarkan kriteria dan standar, terdiri dari unsur memeriksa dan mengkritik. 1.5.4 Kemampuan mencipta adalah kemampuan dalam proses membuat produk baru yang mempunyai pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya, terdiri dari unsur merumuskan, merencanakan, dan produksi. 1.5.5 Geometri bangun datar adalah ilmu yang menyajikan tentang sistem koordinat, diagram, pola, dan bidang dalam sudut pandang matematis. 1.5.6 Matematika adalah salah satu bidang studi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. 1.5.7 Siswa SD adalah Siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 20142015 yang tergolong pada psikologi perkembangan anak dalam tahap operasional konkret. 7

BAB II LANDASAN TEORI

Teori yang mendukung merupakan teori yang berisi teori perkembangan anak, model pembelajaran van Hiele, kurikulum KTSP, kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Semua teori tersebut akan diambil sebagai landasan karena disesuaikan dengan kenyataan pembelajaran yang terjadi di Sekolah Dasar pada umumnya. Penjelasan mengenai teori perkembangan anak akan dibahas pada subbab selanjutnya. 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Piaget adalah seorang tokoh psikologi kognitif yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif lainnya. Perkembangan kognitif merupakan suatu proses yang didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Bertambahnya usia seseorang, maka semakin bertambah pula kompleks susunan sel syaraf dan kemampuannya. Saat individu berkembang menuju kedewasaan, individu tersebut akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Piaget menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif Budiningsih, 2012: 35. Perkembangan setiap individu bergantung pada sejauh mana anak aktif memanipulasi dan berinteraksi aktif dengan lingkungan. Hal ini mempengaruhi bahwa lingkungan di mana anak belajar dapat menentukan proses perkembangan kognitif anak. Adaptasi lingkungan dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi Trianto, 2009: 107. Asimilasi mengacu pada penyesuaian antara realita eksternal dengan struktur kognitif yang sudah ada, ketika siswa berinterprestasi, menganalisis,

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 0 202

Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

0 8 230

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

2 26 214

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 210

Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

0 1 225

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 162

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 197

Pengaruh penggunaan model pembelajaran Van Hiele terhadap kemampuan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam pelajaran matematika kelas V SD - USD Repository

0 8 257