Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
2
merupakan satuan pendidikan rintisan penerapan Kurikulum 2013. Bagi sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama Tahun
Ajaran 20142015 kembali melaksanakan Kurikulum 2006 mulai semester kedua Tahun Ajaran 20142015 dan dapat melaksanakan Kurikulum 2006
paling lama sampai dengan Tahun Ajaran 20192020. Langkah terpenting yang perlu dilakukan untuk melaksanakan sebuah
kurikulum adalah menyiapkan guru. Menyiapkan guru dalam hal ini bukan sekedar menyiapkan ketrampilan dan pengetahuan, namun yang lebih penting
adalah menyiapkan sosok guru yang mumpuni, mempunyai sikap attitude, mempunyai pengetahuan knowledge, serta mempunyai keterampilan skill,
yang layaknya dimiliki seorang panutan Tjokronegoro, 2013. Ketiga hal tersebut diperlukan guna membangun karakter peserta didik yang berujung
pada tumbuhnya nilai-nilai generasi yang dapat menjadi pelaku budaya serta peradaban bangsa Indonesia. Untuk ini pemerintah perlu bekerjasama dengan
perguruan tinggi serta unsur-unsur masyarakat pelaku pendidikan yang lainnya yang mumpuni dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan
kurikulum. Untuk mampu melaksanakan pembelajaran di kelas dengan baik, guru
perlu mendapatkan pelatihan dan pembekalan. Pelatihan dan pembekalan tentang Kurikulum 2013 masih dirasa kurang karena persiapan yang minim
dan dilakukan secara tergesa-gesa. Pemerintah menetapkan surat keputusan untuk membuat tim penyusun Kurikulum 2013 pada bulan Januari 2013 dan
penerapan Kurikulum 2013 dilakukan pada bulan Juli 2013 pada 6.211
3
sekolah sasaran. Persiapan guru inti dan sasaran dengan menerapkan pelatihan berjenjang selama lima hari dan bersamaan dengan waktu dimulainya Tahun
Ajaran 20132014. Persiapan yang sangat minim dan tergesa-gesa
membuktikan bahwa pemerintah terlalu memaksakan pelaksanaan Kurikulum 2013.
Pada pembelajaran Ekonomi di jenjang pendidikan menengah, guru diwajibkan untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas. Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, guru perlu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. RPP
merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci yang mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas mencakup tiga kegiatan utama, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Sementara itu komponen RPP mencakup:
identitas sekolah, mata pelajaran, dan kelas atau semester; alokasi waktu; kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi; materi
pembelajaran; kegiatan pembelajaran; penilaian; dan media atau alat, bahan, dan sumber belajar.
RPP pembelajaran Ekonomi dengan pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013. Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah,
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang terdiri dari lima pengalaman belajar yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
4
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Melalui pendekatan saintifik pada pembelajaran Ekonomi salah satunya bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif dalam menghadapi permasalahan
ekonomi yang terjadi. Menurut data Badan Pusat Statistik BPS Yogyakarta Tahun 2014,
jumlah SMA yang ada di Yogyakarta adalah 49 sekolah yang terdiri dari 11 SMA Negeri dan 38 SMA Swasta. Pada Tahun Ajaran 20132014, 49 sekolah
ini menerapkan Kurikulum 2013. Tetapi setelah ada Peraturan Pemerintah Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa sekolah boleh kembali menerapkan Kurikulum 2006 hanya ada beberapa sekolah yang masih menerapkan
Kurikulum 2013 yaitu SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 8, dan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.
Salah satu SMA di kota Yogyakarta yang masih menerapkan Kurikulum 2013 adalah SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. SMA Stella Duce 1 sudah
menerapkan Kurikulum 2013 mulai Tahun Ajaran 20132014. Menurut guru ekonomi di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta pelaksanaan pembelajaran
ekonomi dengan menggunakan Kurikulum 2013 di sekolah masih menghadapi beberapa kendala yaitu.
1. Guru masih belum menguasai pembelajaran dengan Kurikulum 2013,
terkadang pembelajaran ekonomi masih monoton di kelas sehingga partisipasi siswa masih pasif. Hal ini disebabkan karena siswa masih
5
menganggap bahwa guru adalah sumber informasi utama, padahal dalam pembelajaran Kurikulum 2013 siswa harus mencari tahu informasi.
2. Guru masih bingung tentang kompetensi spiritual dan sikap yang terlalu
dipaksakan sehingga menganggu substansi keilmuan dan beban administratif berlebihan bagi para guru. Hal tersebut disebabkan karena
penilaian sikap dan spiritual tidak mudah dikaitkan dengan materi pembelajaran.
3. Guru merasa bahwa metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu
sehingga membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa. Hal ini disebabkan karena lingkup
penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup kompetensi spiritual, kompetensi
sosial, kompetensi
pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan.
4. Guru merasa bahwa kegiatan penyusunan RPP 2013 merupakan kegiatan
yang sangat kompleks karena guru harus memisahkan kegiatan inti siswa ke dalam lima proses pembelajaran, yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kebijakan yang telah dibuat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
untuk melaksanakan Kurikulum 2013 belum tentu dapat diimplementasikan dengan baik oleh sekolah yang masih menerapkan Kurikulum 2013 sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.
6
Untuk mengetahui seberapa jauh dan bagian mana dari peraturan tersebut yang sudah tercapai dan bagian mana yang belum tercapai perlu
dilakukan evaluasi program. Tanpa ada evaluasi program, keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat diketahui. Evaluasi program adalah upaya
untuk mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian membandingkan dengan kriteria agar dapat diketahui seberapa jauh atau
seberapa tinggi kesenjangan yang ada antara kondisi nyata tersebut dengan kondisi yang diharapkan Arikunto Jabar, 2014. Tujuan dari evaluasi
adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator program ingin
mengetahui bagian mana dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya Arikunto Jabar, 2009.
Berdasarkan pada latar belakang yang dikemukakan, peneliti mengambil judul
“Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Ekonomi
Di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta”.