Ketimpangan Penguasaan dan Pengusahaan Lahan

113

7.7. Ketimpangan Penguasaan dan Pengusahaan Lahan

Distribusi penguasaan dan pengusahaan lahan dihitung dengan indeks gini G. besaran nilai koefisien indeks gini berkisar antara 0 sampai 1, semakin besar nilai koefisien indeks gini menunjukkan bahwa distribusi penguasaan lahan tidak merata atau timpang. Mengacu pada kriteria Oshima 1976, bahwa ketimpangan termasuk kategori rendah bila G 0,4; sedang bila 0,4 ≤ G ≤ 0,5; dan tinggi bila G 0,5. Tabel 47 memberikan hasil perhitungan indeks gini untuk mengukur pertama, ketimpangan lahan yang dikuasai oleh rumah tangga petani. Kedua, mengukur ketimpangan pengusahaan lahan padi. Ketiga, ketimpangan penguasaan lahan hak milik yang diusahakan tanaman padi. Pengukuran ketimpangan yang pertama dilakukan untuk mengukur ketimpangan dari seluruh lahan yang dikuasai oleh rumah tangga petani. Lahan yang dikuasi oleh rumah tangga petani ada yang diusahakan dan ada juga yang tidak. Dari lahan yang dikuasai ada yang diusahakan untuk tanaman padi dan juga selain tanaman padi. Pengukuran ketimpangan yang kedua ditujukan untuk secara khusus melihat ketimpangan lahan yang diusahakan untuk tanaman padi, sedangkan pengukuran ketimpangan yang ketiga ditujukan untuk melihat ketimpangan dari panguasaan lahan hak milik yang diusahakan tanaman padi. Tabel 47 . Perhitungangan Koefisien Gini G Untuk Berbagai Katagori Penguasaan Lahan di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Kriteria N ∑Yi ha rYiHa 1n n 2 n 2 .Yr 2n 2 Yr G=1+1n-2n 2 Yr Yi Ketimpangan Penguasaan Lahan 32 11.453 0.3579 0.0313 1024 366.50 0.0055 0.96825850 Ketimpangan Pengusahaan Lahan Padi 32 10.703 0.3345 0.0313 1024 342.496 0.006 0.9670320 Ketimpangan Penguasaan Lahan Hak Milik 32 6.278 0.1962 0.0313 1024 200.896 0.010 0.9684700 Berdasarkan uraian di atas, secara umum ketimpangan distribusi penguasaan lahan petani di Kelompok Tani Harum IV Kecamatan Lembursitu tergolong tinggi karena memiliki koefisien gini lebih dari 0,5. Fakta timpangnya penguasaan lahan di lokasi penelitian juga dapat dilihat berdasarkan data pada Tabel 48. Luas lahan yang dikuasai rumah tangga petani di lokasi penelitian, 114 dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1 0,5 ha; 2 0,5 – 0,99 ha; dan ≥ 1 ha. Dari total responden, sebanyak 25 orang responden menguasai lahan 0,5 ha dengan rata-rata luas lahan 0,23192 ha; 5 orang responden menguasai lahan 0,5- 0,99 ha dengan rata-rata luas lahan 0,668 ha; dan 2 orang responden menguasai lahan ≥ 1 ha dengan rata-rata luas lahan 1,1575 ha. Tabel 48. Keragaan Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Petani di Kelompok Tani Harum IV, Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Luas Lahan yang Dikuasai ha N Total Lahan ha Rata-rata Lahan ha 0,5 25 5.798 0.23192 0,5 - 0,99 5 3.34 0.668 ≥ 1 2 2.315 1.1575 Total 32 11.453 0.35790625 Gambaran mengenai distribusi penguasaan lahan di lokasi penelitian juga dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Grafik Distribusi Penguasaan Lahan di Kelompok Tani Harum IV, Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Fakta timpangnya pengusahaan lahan padi juga dapat dilihat berdasarkan data pada Tabel 49. Luas lahan yang diusahakan padi oleh rumah tangga petani di lokasi penelitian dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu 0,5 ha dan 0,5 – 0,99 ha. Dari total responden, sebanyak 27 orang responden mengusahakan lahan 0,5 ha dengan rata-rata luas lahan 0,2010 ha; sedangkan sebanyak 5 orang responden mengusahakan lahan 0,5-0,99 ha dengan rata-rata luas lahan 0,6940 ha. 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132 Lu a s La h a n h a Responden ke 115 Tabel 49. Lahan yang Diusahakan Padi oleh Rumah Tangga Petani di Kelompok Tani Harum IV, Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Luas Lahan yang Diusahakan Padi ha N Total Lahan ha Rata-rata Lahan ha 0,5 27 5.428 0.2010 0,5 – 0,99 5 3.47 0.6940 Total 32 8.898 0.2781 Gambaran mengenai distribusi pengusahaan lahan padi di lokasi penelitian juga dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 . Grafik Distribusi Pengusahaan Lahan Padi di Kelompok Tani Harum IV, Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Fakta timpangnya penguasaan lahan hak milik yang diusahakan tanaman padi juga dapat dilihat berdasarkan data pada Tabel 50. Luas lahan milik yang diusahakan padi oleh rumah tangga petani di lokasi penelitian, dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu 0,5 ha dan 0,5 – 0,99 ha. Dari 16 responden yang mengusahakan lahan miliknya untuk menanam padi, sebanyak 14 orang responden mengusahakan lahan 0,5 ha dengan rata-rata luas lahan 0,1634 ha; sedangkan sebanyak 2 orang responden mengusahakan lahan 0,5-0,99 ha dengan rata-rata luas lahan 0,6025 ha. 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132 Lu a s La h a n h a responden ke 116 Tabel 50. Lahan Milik yang Diusahakan Padi oleh Rumah Tangga Petani di Kelompok Tani Harum IV, Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Luas Lahan Milik yang Diusahakan Padi ha N Total Lahan ha Rata-rata Lahan ha 0,5 14 2.288 0.16342857 0,5 – 0,99 2 1.205 0.60250000 Total 16 3.493 0.21831250 Gambaran mengenai distribusi lahan milik yang diusahakan padi di lokasi penelitian juga dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Grafik Distribusi Lahan Milik yang Diusahakan Padi di Kelompok Tani Harum IV, Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Berdasarkan nilai koefisien Gini, maka distribusi lahan berdasarkan penguasaan, pengusahaan lahan, dan penguasaan lahan hak milik yang diusahakan tanaman padi di lokasi penelitian timpang, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien Gini 0,5. Ketimpangan ini menunjukkan ketidakmerataan penyebaran atau distribusi lahan di lokasi penelitian, sehingga akan menyebabkan kesejahteraan petani penggarap semakin berkurang karena semakin sulit mendapatkan akses untuk mengusahakan lahan. 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132 Lu a s La h a n h a Responden ke 117

VIII. ANALISA PENDAPATAN USAHATANI PADI

Dokumen yang terkait

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

79 517 91

Analisis Komparisi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

3 79 94

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

18 102 69

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo Dengan Sistem Tegel Kelurahan Situmekar, Sukabumi

8 45 60

Studi Pemekaran Kelurahan Lembursitu Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi.

0 2 15

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

0 2 16