Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan Data Perhitungan Skor Tingkat Penggunaan Teknologi

44 penggunaan metode sensus dikarenakan penulis ingin mendapatkan kondisi objektif secara mendalam keragaan objek studi pada Kelompok Tani Harum IV.

4.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, sedangkan instrumentasi yang diterapkan menggunakan daftar pertanyaan. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Data primer yang didapatkan meliputi karakteristik petani, sejarah penguasaan lahan, penguasaan lahan saat ini, pengusahaan lahan padi saat ini, penerimaan dan pengeluaran usahatani padi, aset dan akses finansial, pendapatan rumah tangga usahatani, dan penerapan teknologi. Data sekunder diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistika BPS, Pusat Sosial Ekonomi, LSI-IPB, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi, Penyuluhan Pertanian Kecamatan Lembursitu, Pemerintah Kelurahan Situmekar, serta Kelompok Tani Harum IV. Selain itu, data sekunder juga diperoleh melalui jurnal, hasil penelitian, dan buku yang dapat dijadikan rujukan terkait penelitian.

4.4. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, terbagi menjadi tiga tahapan antara lain: a tahap tabulasi, yaitu kegiatan merumuskan data dan informasi yang diperoleh ke dalam bentuk tabel untuk memudahkan kegiatan interpretasi data; b tahap editing, yaitu penulisan data dan informasi yang diperoleh selama kegiatan penelitian untuk mengevaluasi data dan informasi yang ada; da c tahap interpretasi data atau analisis data. Dalam memasukkan data yang diperoleh dari penelitian ini dibantu dengan program Microssoft Excell, sedangkan pengolahan data untuk menganalisis tujuan penelitian digunakan program SPSS 17 for Windows.

4.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengolah data primer yang diperoleh, menganalisis pendapatan usahatani berdasarkan 45 penerimaaan dan biaya usahatani, menganalisis hubungan pengusahaan lahan sawah dengan pendapatan usahatani padi dengan perumusan dan pengujian model, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengusahaan lahan. Metode kualitatif digunakan untuk mengintrepretasikan dan mendeskripsikan hasil metode kuantitatif sehingga diperoleh informasi sesuai dengan tujuan penelitian.

4.5.1. Pola dan Distribusi Lahan Petani

Indikator ketimpangan distribusi pemilikan dan penggarapan tanah yang lazim digunakan adalah koefisien Gini G yang formulanya sebagai berikut Szal dan Robinson 1977: G = 1 + 1 n – 2 n 2 Yr [ iYi] n i=1 n = jumlah rumah tangga contoh Yi = luas tanah yang dimilikidigarap oleh rumah tangga ke-i Yr = rata-rata luas tanah yang dimilikidikuasai Ketimpangan distribusi pemilikan dan penggarapan tanah perlu dikaji, karena mengandung implikasi terhadap distribusi pendapatan, terutama di wilayah dimana tingkat ketergantungan pendapatan masyarakat terhadap pertanian land base yang sangat tinggi. Dalam penelitian ini, dengan asumsi bahwa distribusi pemilikan dan penggarapan tanah sangat berkorelasi positif dengan distribusi pendapatan, patokan yang digunakan mengacu pada kriteria yang dikembangkan oleh Oshima 1976. Mengacu pada kriteria Oshima 1976, bahwa ketimpangan termasuk kategori rendah bila G 0,4; sedang bila 0,4 ≤ G ≤ 0,5; dan tinggi bila G 0,5.

4.5.2. Analisis Pendapatan Usahatani

Penerimaan total usahatani total farm revenue merupakan nilai produk dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode tertentu. Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yang 46 dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu. Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total. Rumus penerimaan, total biaya, dan pendapatan adalah Soekartawi 1986 : TR = P x Q TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan Pendapatan atas biaya tunai = TR - biaya tunai Pendapatan atas biaya total = TR - TC Keterangan : TR = total penerimaan usahatani Rp TC = total biaya usahatani Rp P = harga output RpKg Q = jumlah produksi Kg π = pendapatan Rp Pendapatan dianalisis berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai atau biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar likuiditas tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya. Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.

4.5.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengusahaan Lahan Sawah dan

Hubungannya dengan Pendapatan Model yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengusahaan lahan sawah dan hubungannya dengan pendapatan usahatani padi di Kelurahan Situmekar adalah model regresi linier berganda multiple linear regression . Model analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menguji pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas independent variable atau X dan satu variabel tergantung dependent variable atau Y. Model regresi linier berganda pada penelitian ini secara umum dapat dituliskan persamaanya sebagai berikut : Y = b + b 1 .DX 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8 + b 9 X 9 + b 10 X 10 + b 11 X 11 + b 12 X 12 + b 13 X 13 + b 14 X 14 + b 15 X 15 + b 16 X 16 + b 17 X 17 47 Dugaan parameter model yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H : b i = 0, i = 1,2,3,….n H 1 : b 3 , b 4 , b 6 , b 7 , b 9 , b 11 , b 12, b 13 , b 14 , b 16 , b 17 b 2 , b 5, b 8, b 10 , b 15 Dimana: Y = pengusahaan lahan sawah b = konstanta b i = koefisien regresi DX 1 = dummy status pengusahaan lahan terdiri dari: kelompok status pemilik, pemilik dan penggarap, serta penggarap X 2 = umur X 3 = pendidikan X 4 = pengalaman bertani X 5 = jumlah tanggungan keluarga X 6 = jumlah keluarga yang bekerja di sektor pertanian X 7 = jumlah hari kerja X 8 = jumlah organisasi yang diikuti petani X 9 = interaksi pertemuan di kelompok tani X 10 = hutang X 11 = aset X 12 = luas lahan sawah yang dikuasai X 13 = luas lahan milik X 14 = produktivitas padi X 15 = biaya usahatani X 16 = penerimaan usahatani X 17 = pendapatan usahatani

4.5.3.1. Pengujian Model

Kriteria statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen atau bebas berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap variabel dependennya atau tak bebas. Kriteria statistik pada pengujian model ini meliputi uji koefisien determinasi R-Squared R 2 , uji F, uji t, serta uji multikolinearitas. a Uji Koefisien Determinasi R-Squared R 2 48 Untuk melihat kebaikan model digunakan ukuran kebaikan sesuai goodness of fit = R 2 . Nilai R 2 atau uji koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar variasi atau keragaman atau presentase dari variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. Nilai R 2 memiliki dua sifat yang memiliki besaran positif dan besarannya adalah  R 2  1. Jika R 2 bernilai nol maka keragaman dari variabel dependen tidak dapat diterangkan oleh variabel independennya. Sebaliknya, jika R 2 bernilai satu maka keragaman dari variabel dependen secara keseluruhan dapat diterangkan oleh variabel independennya secara sempurna, yakni 100 persen, sehingga semakin tinggi nilai R 2 , maka model yang digunakan cukup baik. Sebaliknya, jika semakin rendah nilai R 2 , maka model yang digunakan tidak baik. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut : SST SSE R   1 2 atau SST SSR R  2 Dimana : R 2 = goodness of fit SST = jumlah kuadrat total SSE = jumlah kuadrat galat SSR = jumlah kuadrat regresi b Uji F Tujuan dilakukannya pengujian parameter secara keseluruhan adalah a untuk melihat pengaruh bersama-sama antara variabel independent dengan variabel dependen secara keseluruhan; dan b untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model mempunyai pengaruh secara nyata terhadap variabel yang ingin dijelaskan atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini: H : b = 0, artinya tidak ada variabel independent yang berpengaruh terhadap pengusahaan lahan sawah H 1 : b  0, artinya minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh terhadap pengusahaan lahan sawah 49 Uji statistik yang digunakan : 1 k n JKG k JKR Fhit    Dimana : JKR = R 2 = jumlah kuadrat regresi JKG = 1-R 2 = jumlah kuadrat galat k = jumlah variabel terhadap intersep jumlah variabel bebas n = jumlah pengamatan atau sampel Kaidah pengujian : Jika F hit F tabel k-1; n-k atau p-value α 0,10, maka terima H Jika F hit F tabel k-1 ; n-k atau p-value α 0,10, maka tolak H Jika hasil pengujian menolak H maka paling tidak ada satu atau seluruh variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependennya atau signifikan secara statistik. Dengan demikian, model dugaan tepat untuk meramalkan pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen pada tingkat signifikan atau tingkat kepercayaan sepuluh persen. c Uji t Pengujian ini digunakan untuk menghitung koefisien regresi masing-masing variabel independen sehingga dapat diketahui pengaruh nyata variabel independen tersebut terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah: H : β t = 0 H 1 : β t  0; t = 1, 2, ......, n Uji statistik yang digunakan :   Se t b t   Dimana : b = parameter dugaan atau nilai koefisien regresi dugaan β t = parameter hipotesis bernilai 0 Seβ = simpangan baku koefisien dugaan 50 Kaidah pengujian : Jika t hit t tabel α2 ; n-k atau p-value2 α 0,10, maka terima H Jika t hit t tabel α2 ; n-k atau p-value2 α 0,10, maka tolak H Jika hasil pengujian menolak H maka koefisien β dugaan tidak sama dengan nol dan variabel yang diuji mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel dependennya atau dengan kata lain β dugaan signifikan secara statistik. Sebaliknya, jika hasil pengujian menerima H maka koefisien dugaan sama dengan nol dan variabel yang diuji tidak memiliki pengaruh nyata terhadap variabel dependennya. d Uji Multikolinearitas Multikolinearitas didefinisikan sebagai adanya korelasi yang kuat antar variabel independen pada model persamaan. Terdapatnya multikolinearitas dalam persamaan regresi akan berdampak pada varian koefisien regresi menjadi besar yang akan menyebabkan standar eror terlalu tinggi, sehingga kemungkinan penduga koefisien regresi menjadi tidak signifikan secara statistik. Dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat adanya multikolinearitas di dalam persamaan regresi yang dibuat, maka dibutuhkan uji untuk mendeteksi multikolinearitas tersebut. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat koefisien korelasi antar variabel independen yang terdapat pada matriks koefisien korelasi. Jika terdapat koefisien yang lebih besar dari 0,8 maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas pada persamaan yang digunakan, dan sebaliknya. Selain itu, pengujian masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF variance inflation factors pada setiap variabel independen, jika nilai VIF lebih besar dari sepuluh menunjukkan adanya masalah multikolinearitas.

4.6. Perhitungan Skor Tingkat Penggunaan Teknologi

Penggunaan teknologi di lokasi penelitian dibedakan ke dalam 6 kategori, yaitu: 1 benih berlabel, 2 pupuk sesuai rekomendasi, 3 sistem legowo, 4 traktor, 5 pengendalian hayati, dan 6 pupuk organik. Penggunaan keenam teknologi inilah yang menjadi tolak ukur penilaian yang digunakan saat ini oleh 51 para penyuluh pertanian di Kota Sukabumi. Tinggi rendah skor dihitung berdasarkan berapa banyak teknologi yang digunakan oleh petani, setiap 1 teknologi skornya adalah 10. Dengan demikian, maksimal skor adalah sebesar 60. Dari data terlihat bahwa minimal skor adalah 20 dan maksimal skor adalah 60. Dengan demikian range skor adalah 60 – 20 = 40. Penulis ingin membagi skor ke dalam 3 kelas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi, maka range 40 dibagi 3 menjadi 13. Dengan demikian, muncul kelas rendah dengan skor 20-33, kelas sedang dengan skor 34-47, dan kelas tinggi dengan skor 48-61. Karena maksimal skor adalah 60, maka kelas tinggi ditulis dengan skor 48-60.

4.7. Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

79 517 91

Analisis Komparisi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

3 79 94

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

18 102 69

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo Dengan Sistem Tegel Kelurahan Situmekar, Sukabumi

8 45 60

Studi Pemekaran Kelurahan Lembursitu Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi.

0 2 15

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

0 2 16