102
hamusim. Dengan demikian rata-rata pengusahaan lahan padi di lokasi penelitian dibawah dari rata rata pengusahaan lahan padi nasional. Berdasarkan data rata
rata, kelompok petani pemilik dan penggarap merupakan kelompok terluas dalam
mengusahakan lahan padi, yaitu sebesar 0,4 ha. Tabel 36.
Keragaan Pengusahaan Lahan Padi MT 3 2010-2011 Rumah Tangga Petani di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Kota Sukabumi
Tahun 2011
Kriteria N
Jumlah Pengusahaan
Lahan Padi Ha
Rata-rata Pengusahaan
Lahan Padi Per Rumah
Tangga Petani Ha
N Jumlah
Pengusahaan Lahan Padi
Yang Berstatus
Hak Milik Ha
Rata-rata Pengusahaan
Lahan Padi Per Rumah Tangga
Petani yang Berstatus Hak
Milik Ha
A. Pemilik
8 2.1
0.26 8
2.1 0.26
B. Pemilik dan Penggarap
9 3.62
0.40 8
1.4 0.18
Pemilik Penggarap sewa 7
3.44 0.49
6 1.33
0.22 Pemilik Penggarap akad
2 0.18
0.09 2
0.07 0.04
C. Penggarap
15 3.18
0.21
Penggarap sewa 11
2.43 0.22
- -
- Penggarap pinjam
2 0.49
0.25 -
- -
Penggarap sewa dan pinjam 2
0.26 0.13
- -
-
Total 32
8.9 0.28
16 3.49
0.22
Dari total lahan pengusahaan tanaman padi saat ini seluas 8,9 ha, maka luas lahan pengusahaan tanaman padi dengan status hak milik petani hanya sekitar
3,49 ha, dengan demikian terdapat selisih sebesar 5,41 ha 60,78 persen. Jumlah dan persentase tersebut menggambarkan luas lahan sawah yang sedang
diusahakan sebagian besar berasal dari lahan bukan milik petani. Fakta ini juga memberikan gambaran bahwa semakin banyak petani yang tidak memiliki lahan
atau disebut juga petani penggarap. Lahan yang dimiliki petani saat ini, diperoleh melalui suatu proses yang
dimulai sejak petani memutuskan pilihan hidupnya pertama kali menjadi petani. Merujuk data pada Tabel 37 mengenai sumber perolehan lahan sawah hak milik
pada saat responden pertama kali menjadi petani di lokasi penelitian, diperoleh informasi bahwa sebanyak 21,87 persen responden ternyata memperoleh lahan
melalui waris dan sisanya sebanyak 9,37 persen responden memperoleh lahan melalui jual beli. Dengan demikian sebanyak, 68,75 persen responden pada saat
awal menjadi petani merupakan petani penggarap atau mengusahakan lahan yang
103
bukan hak miliknya. Jika saat ini kelompok petani penggarap jumlahnya sebesar 46,87 persen, maka dalam rentang waktu selama menjadi petani, jumlah petani
penggarap menjadi semakin berkurang.
Tabel 37.
Sumber Perolehan Lahan Sawah Hak Milik Pada Saat Pertama Kali Menjadi Petani di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Kota
Sukabumi Tahun 2011
Keterangan Persentase Responden
1. Sumber Perolehan melalui waris 21,87
2. Sumber Perolehan melalui jual beli 9,37
Total 31,25
Bagi petani penggarap, sumber perolehan pada saat pertama kali menjadi petani dilakukan dengan cara sewa, akad, dan pinjam. Berdasarkan data pada
Tabel 38, diketahui bahwa sebesar 46,87 persen responden memperoleh lahan sawah melalui sewa; 15,63 persen responden memperoleh lahan sawah melalui
akad; dan 6,25 persen responden memperoleh lahan sawah melalui pinjam.
Tabel 38.
Sumber Perolehan Lahan Sawah Bukan Hak Milik Pada Saat Pertama Kali Menjadi Petani di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu,
Kota Sukabumi Tahun 2011
Kriteria Persentase
1. Sumber perolehan dengan sistem sewa
46.87
2. Sumber perolehan dengan sistem akad
15.63
3. Sumber perolehan dengan sistem pinjam
6.25
Total
68.75
Dalam meningkatkan pengusahaan lahan, responden memiliki kriteria tertentu yang dijadikan patokan untuk membeli, menyewa atau mengadai.
Berdasarkan data pada Tabel 39, alasan yang menjadi pertimbangan responden dalam memilih lahan untuk peningkatan penguasaan lahan di lokasi penelitian
dibedakan ke dalam empat kategori, yaitu: 1 keterjangkauan harga lahan, 2 kesuburan lahan, 3 lokasi lahan yang strategis, dan 4 adanya tawaran dari
petani lain. Dari total responden yang menjawab pertanyaan ini, sebanyak 12,50 persen responden memilih alasan karena keterjangkauan harga lahan; 21,88
104
persen responden memilih alasan karena kesuburan lahan; 21,88 persen responden memilih alasan karena lokasi lahan yang strategis; dan 50,00 persen responden
memilih alasan karena adanya tawaran dari petani lain. Tabel 39.
Kriteria Pemilihan Lahan Untuk Peningkatan Penguasaan Lahan di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun
2011
Alasan Responden
N 1. Keterjangkauan Harga Lahan
4 12.50
2. Kesuburan Lahan 7
21.88 3. Lokasi Lahan Strategis
7 21.88
4. Adanya Tawaran dari Petani Lain 16
50.00 Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sebagian besar alasan yang
menjadi pertimbangan responden dalam meningkatkan penguasaan lahannya adalah karena adanya tawaran dari petani lain. Hal ini semakin dibenarkan oleh
fakta yang menyebutkan bahwa sebesar 43,75 persen petani di lokasi penelitian adalah petani yang termasuk ke dalam kategori usia lanjut 60 tahun yang
sudah tidak sanggup lagi menggarap lahan, sehingga petani tersebut menawarkan lahan garapannya kepada petani lain yang dirasa masih mampu dan mau untuk
menggarap lahan, baik melalui sistem jual beli maupun melalui sistem sewa. Dalam perkembangannya, seorang petani dengan alasan tertentu dapat
meningkatkan penguasaan lahan dan juga dapat mengurangi penguasaan lahannya melalui cara yang berbeda beda. Berdasarkan data pada Tabel 40, cara yang
dilakukan oleh petani dalam menambah penguasaan lahan di lokasi penelitian, yaitu: 1 membeli, 2 melunasi akadgadai, 3 mendapatkan hadiahhibah, 4
menyewa, 5 diberi pinjaman, 6 mendapatkan waris, dan 7 menerima gadaiakad. Dari total responden yang menjawab pertanyaan ini, 30 persen
responden menyatakan alasan penambahan penguasaan lahan mereka karena membeli, 2 persen responden menjawab karena melunasi akadgadai, 1 persen
responden menjawab karena mendapatkan hadiahhibah, 38 persen responden menjawab karena menyewa, 8 persen responden menjawab karena diberi
pinjaman, 16 responden menjawab karena mendapat waris, dan 6 responden menjawab karena menerima gadaiakad.
105
Tabel 40.
Alasan Penambahan dan Pengurangan Penguasaaan Lahan di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun
2011
Alasan Penambahan dan Pengurangan Lahan
Responden N
Penambahan Penguasaan Lahan 1. Membeli
39 30
2. Melunasi AkadGadai 2
2 3. Mendapatkan HadiahHibah
1 1
4. Menyewa 49
38 5. Diberi Pijam
10 8
6. Mendapatkan waris 20
16 7. Menerima GadaiAkad
8 6
Total 129
100 Pengurangan Penguasaan Lahan
1. Dijual 4
12 2. Digadaikandiakadkan
1 1
3. Dihadiahkan 1
1 4. Disewakan
1 1
5. Dicabut hak garapsewa 2
1 6. Dipindahkan hak garapsewanya
24 15
Total 33
20
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa sebagian besar alasan penambahan penguasaan lahan di lokasi penelitian adalah karena menyewa lahan
milik orang lain. Banyaknya petani yang menggarap lahan milik orang lain melalui sistem sewa dikarenakan hampir seluruh lahan yang ada di lokasi
penelitian dikuasai hanya oleh beberapa orang atau terpusat pada segelintir orang saja. Oleh karena cukup luasnya lahan yang dimiliki, pemilik lahan kemudian
mempercayakan lahan tersebut untuk diusahakan atau digarap oleh orang lain agar dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi dirinya. Salah satu pemilik lahan yang
mempercayakan lahannya di garap oleh petani di lokasi penelitian adalah H. Mahpudin.
Cara yang dilakukan petani dalam mengurangi penguasaan lahan di lokasi penelitian, yaitu: 1 dijual, 2 digadaikandiakadkan, 3 dihadiahkan, 4
disewakan, 5 dicabut hak garapsewanya, dan 6 dipindahkan hak garapsewanya. Dari total responden yang menjawab pertanyaan ini, 12 persen
responden menyatakan alasan pengurangan penguasaan lahan mereka karena
106
dijual, 1 persen responden menjawab karena digadaikandiakadkan, 1 persen responden menjawab karena dihadiahkan, 1 persen menjawab karena disewakan,
1 persen responden menjawab karena dicabut hak garapsewanya, dan 15 persen responden menjawab karena dipindahkan hak garapsewanya. Berdasarkan data
tersebut, terlihat bahwa sebagian besar alasan pengurangan penguasaan lahan di lokasi penelitian adalah karena dipindahkan hak garapsewanya.
Salah satu cara pengurangan luas pengusahaan lahan sawah yang dialami petani adalah dengan cara dipindahkan atau dialihkan hak garapsewa nya.
Merujuk data pada Tabel 41, sebanyak 34,38 persen responden pernah mengalami dipindahkan hak garapnya dari lahan yang sedang diusahakan; sedangkan
sebanyak 65,63 persen responden tidak pernah mengalami dipindahkan hak garapnya dari lahan yang sedang diusahakan. Hal ini berarti loyalitas responden
terhadap lahan garapan di lokasi penelitian sangat tinggi dan pemilik lahan memberikan kepercayaan yang tinggi terhadap para penggarap lahannya.
Tabel 41. Responden Yang Mengalami Pemindahan Hak GarapSewa
di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Sukabumi Tahun 2011
Kejadian Responden
N 1. Pernah Mengalami Dipindahkan Hak Garap Dari Lahan Yang
Sedang Diusahakan 11
34.38 2. Tidak Pernah Mengalami Dipindahkan Hak Garap Dari Lahan
Yang Sedang Diusahakan 21
65.63 Total
32 100.00
Berdasarkan data pada Tabel 42, alasan terjadinya pemindahan hak garapsewa responden di lokasi penelitian dibedakan ke dalam tujuh kategori,
yaitu: 1 pemilik lahan memberikan lahan yang dimiliki kepada anak-anaknya, 2 pemilik lahan mencabut hak garapsewa, 3 pemilik lahan mengakadkan
lahannya ke orang lain, 4 pemilik lahan menjual lahannya ke orang lain, 5 penggarap mengalihkan hak garapnya kepada orang lain yang tidak mampu, 6
produksi yang dihasilkan di bawah rata-rata, dan 7 responden pindah tempat tinggal.
107
Dari total responden yang menjawab pertanyaan ini, sebesar 9,09 persen responden menyatakan alasan terjadinya pemindahan hak garapsewa mereka
karena pemilik lahan memberikan menghadiahkan lahan yang dimiliki kepada anak-anaknya; 27,27 persen menyatakan alasan karena pemilik lahan mencabut
hak garapsewanya; 9,09 persen responden menyatakan alasan karena pemilik lahan mengakadkan lahannya ke orang lain; 18,18 persen responden menyatakan
alasan karena pemilik lahan menjual lahannya kepada orang lain; 9,09 persen menyatakan alasan karena penggarap mengalihkan hak garapnya kepada orang
lain yang tidak mampu; 9,09 persen menyatakan alasan karena produksi yang dihasilkan di bawah rata-rata; dan 18,18 persen menyatakan alasan karena
responden pindah tempat tinggal. Tabel 42.
Alasan Terjadinya Pemindahan Hak GarapSewa di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011
Alasan Pemindahan Hak GarapSewa
Responden N
1. Pemilik Lahan Memberikan Lahannya Kepada Anak Anaknya
1 9.09
2. Pemilik Lahan Mencabut Hak GarapSewa 3
27.27 3. Pemilik Lahan Mengakadkan Lahannya Ke Orang Lain
1 9.09
4. Pemilik Lahan Menjual Lahan Ke Orang Lain 2
18.18 5. Penggarap Mengalihkan Hak Garapnya Kepada Orang
Lain Yang Tidak Mampu 1
9.09 6. Produksi Yang Dihasilkan Dibawah Rata Rata
1 9.09
7. Responden Pindah Tempat Tinggal 2
18.18 Total
11 100.00
7.3. Hubungan Kekerabatan antara Pemilik dan Penggarap