Definisi Operasional METODE PENELITIAN

51 para penyuluh pertanian di Kota Sukabumi. Tinggi rendah skor dihitung berdasarkan berapa banyak teknologi yang digunakan oleh petani, setiap 1 teknologi skornya adalah 10. Dengan demikian, maksimal skor adalah sebesar 60. Dari data terlihat bahwa minimal skor adalah 20 dan maksimal skor adalah 60. Dengan demikian range skor adalah 60 – 20 = 40. Penulis ingin membagi skor ke dalam 3 kelas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi, maka range 40 dibagi 3 menjadi 13. Dengan demikian, muncul kelas rendah dengan skor 20-33, kelas sedang dengan skor 34-47, dan kelas tinggi dengan skor 48-61. Karena maksimal skor adalah 60, maka kelas tinggi ditulis dengan skor 48-60.

4.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari ketidaksamaan pandangan dalam pengertian, maka terdapat beberapa hal yang perlu diberi batasan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian. Batasan-batasan tersebut meliputi: 1 Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam usahatani. Istilah lain dari pendapatan kotor usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pendapatan kotor usahatani mencakup pendapatan kotor tunai dan pendapatan kotor tidak tunai. 2 Pendapatan kotor tunai atau penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima dari usahatani yang berbentuk benda. 3 Pendapatan kotor tidak tunai merupakan pendapatan bukan dalam bentuk uang seperti hasil panen yang dikonsumsi, digunakan untuk bibit atau makanan ternak, digunakan untuk pembayaran, disimpan di gudang, dan menerima pembayaran dalam bentuk benda. 4 Pengeluaran total usahatani adalah nilai semua input yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi. Pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai dan tidak tunai. 5 Pengeluaran tunai adalah pengeluaran berdasarkan nilai uang sehingga segala keluaran untuk keperluan usahatani yang dibayar dalam bentuk benda tidak termasuk dalam pengeluaran tunai. 52 6 Pengeluaran tidak tunai diperhitungkan adalah nilai semua input yang digunakan namun tidak dalam bentuk uang misalnya nilai barang dan jasa untuk keperluan usahatani yang dibayar dengan benda atau berdasarkan kredit. 7 Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor dengan pengeluaran usahatani untuk mengukur imbalan yang diperoleh petani dari penggunaan faktor-faktor produksi. 8 Produksi total adalah jumlah produksi per usahatani dengan satuan Kg. 9 Harga produksi P adalah harga produksi per unit dengan satuan Kg. 10 Penerimaan atau nilai produksi TR adalah jumlah produksi dikalikan harga produksi dengan satuan Rp. 11 Biaya Total TC adalah jumlah biaya variabel dan biaya tetap per usahatani dengan satuan Rp. 12 Biaya variabel per unit AVC adalah total biaya variabel dibagi total produksi dengan satuan RpKg. 13 Biaya tetap FC yaitu biaya sewa lahan, pajak lahan, biaya bunga, penyusutan per usahatani dengan satuan Rp. 14 Total tenaga kerja yang dicurahkan yaitu jumlah tenaga kerja keluarga ditambah dengan jumlah tenaga kerja luar keluarga per usahatani dengan satuan HOK. 15 RC ratio adalah perbandingan antara penerimaan dengan total biaya per usahatani. 16 Kepemilikan menggambarkan keadaan pemilikan faktor produksi utama dalam produksi pertanian menunjuk penguasaan formal. 17 Penguasaan menggambarkan penguasaan lahan secara efektif. 18 Pengusahaan adalah pemanfaatan secara langsung sumberdaya lahan untuk usahatani yang dilakukan oleh Rumah Tangga Petani RTP 19 Luas pengusahaan lahan sawah Y , merupakan total luas lahan sawah yang diusahakan oleh petani dan diukur dengan satuan hektar. 20 Laju peningkatan luas pengusahaan lahan sawah Y 1 , merupakan pertumbuhan atau pengurangan total luas lahanyang diusahakan oleh petani dan diukur dengan satuan hektar. 53 21 Status pengusahaan lahan X 1 terdiri dari kelompok status pemilik, kelompok status pemilik dan penggarap, serta kelompok status penggarap. 22 Umur X 2 , merupakan massa waktu yang dihitung dari kelahiran petani padi hingga saat wawancara. Semakin tua umur petani maka semakin melemahnya kemampuan fisiknya. Variabel X 2 diukur dengan satuan tahun. 23 Pendidikan X 3 , merupakan massa waktu petani menimba ilmu dalam pendidikan formal hingga saat wawancara. Cara Variabel X 3 diukur dengan satuan tahun. 24 Pengalaman bertani X 4 , merupakan massa waktu petani dalam melakukan usahatani padi hingga saat wawancara. Petani dengan pengalaman berusahatani yang lama menunjukkan berusahatani lahan sawah penting bagi petani padi. Variabel X 4 diukur dengan satuan tahun. 25 Jumlah tanggungan keluarga X 5 , merupakan jumlah anggota keluarga yang tidak bekerja pada umur produktif. Variabel X 5 diukur dengan satuan orang. 26 Jumlah keluarga yang bekerja di sektor pertanian X 6 , merupakan jumlah anggota keluarga pada umur produktif yang bekerja di sektor pertanian. Variabel X 6 diukur dengan satuan orang. 27 Jumlah hari kerja X 7 , merupakan banyaknya hari yang petani alokasikan untuk bekerja mengelola usahataninya. Variabel X 7 diukur dengan satuan hari. 28 Jumlah organisasi yang diikuti X 8 , merupakan banyaknya organisasi dimana petani terdaftar sebagai anggota maupun pengurus. Variabel X 8 diukur dengan banyak jumlah organisasi. 29 Interaksi pertemuan di kelompok tani X 9 , merupakan banyaknya jumlah keikutsertaan petani dalam setiap pertemuan di kelompok tani. Variabel X 9 diukur dengan satuan kali. 30 Hutang X 10 , merupakan jumlah kewajiban yang harus dibayarkan petani kepada pihak lain yang telah memberikan pinjaman. Variabel X 9 diukur dengan satuan rupiah. 54 31 Aset X 11 , merupakan jumlah kekayaan baik dalam bentuk uang maupun benda berharga yang dimiliki petani.Variabel X 10 diukur dengan satuan rupiah. 32 Luas lahan sawah yang dikuasai X 12 , variabel X 12 diukur dengan satuan hektar. 33 Luas lahan milik X 13 , variabel X 13 diukur dengan satuan hektar. 34 Produktivitas padi X 14 , merupakan perbandingan antara produksi dengan luas lahan. Variabel X 14 diukur dengan satuan kgha. 35 Biaya usahatani X 15 , merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Variabel X 15 diukur dengan satuan rupiah. 36 Penerimaan usahatani X 16 , merupakan jumlah produksi dikalikan harga produksi. Variabel X 16 diukur dengan satuan rupiah. 37 Pendapatan usahatani X 17 , merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya per usahatani. Variabel X 17 diukur dengan satuan rupiah. 55

V. GAMBARAN UMUM

5.1. Wilayah dan Topografi

Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45’ 50’’ Bujur Timur dan 106 0 45’ 10’’ Bujur Timur, 6 0 49’ 29’’ Lintang Selatan dan 6 0 50’ 44’’ Lintang Selatan dan terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 meter di atas permukaan laut. Kota Sukabumi berjarak 120 Km dari Ibukota Negara Jakarta dan 96 Km dari Ibukota Propinsi Bandung. Kota Sukabumi terbagi menjadi 7 kecamatan dan 33 Kelurahan. Kelurahan Situmekar merupakan bagian administratif dari Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. Kelurahan ini memiliki wilayah administratif dengan batas wilayah, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Gunungpuyuh Kabupaten Sukabumi, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wangunreja Kabupaten Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Lembursitu Kota Sukabumi, dan sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Cipanengah Kota Sukabumi. Kelurahan Situmekar memiliki topografi lahan datar dengan kemiringan 5 persen. Letak geografis Kelurahan Situmekar berada pada ketinggian 500-521 meter di atas permukaan laut dan suhu berkisar antara 24°-30°C. Rata-rata curah hujan selama lima tahun terakhir 2003-2007 adalah 2.122 mmtahun, jumlah hari hujan rata-rata 214 hari setahun, dari hujan 142 hari, 3 bulan kering dan 9 bulan basah.

5.2. Jumlah Kepala Keluarga KK Tani dan Status Penguasaan Lahan di

Kelurahan Situmekar Penduduk di Kelurahan Situmekar terbagi menjadi 3.080 KK dan 45 KK diantaranya adalah KK tani. Jika dilihat berdasarkan persentase, jumlah KK tani hanya sebesar 4,7 persen dari jumlah keseluruhan KK yang ada di Kelurahan Situmekar. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya pertanian yang ada di Kelurahan Situmekar hanya sedikit dan semakin diperparah dengan semakin berkurangnya lahan pertanian di wilayah ini. Selain itu, jumlah KK tani yang tidak begitu besar didominasi oleh petani lanjut usia dengan kisaran umur di atas

Dokumen yang terkait

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

79 517 91

Analisis Komparisi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

3 79 94

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

18 102 69

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo Dengan Sistem Tegel Kelurahan Situmekar, Sukabumi

8 45 60

Studi Pemekaran Kelurahan Lembursitu Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi.

0 2 15

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

0 2 16