Keragaan Penguasaan Lahan Rumah Tangga Petani

93

VII. KERAGAAN DAN POLA DISTRIBUSI PENGUASAAN LAHAN

Pola penguasaan lahan pertanian menggambarkan keadaan pemilikan dan pengusahaan faktor produksi utama dalam produksi pertanian. Keadaan pemilikan lahan sering dijadikan indikator bagi tingkat kesejahteraan masyarakat perdesaan walaupun belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Kata pemilikan menunjuk penguasaan formal, sedangkan kata penguasaan menunjuk kepada penguasaan efektif. Misalnya, jika sebidang tanah disewakan kepada orang lain maka orang lain itulah yang secara efektif menguasainya. Pada pola pengusahaan lebih ditekankan pada pemanfaatan secara langsung sumberdaya lahan untuk usahatani yang dilakukan oleh Rumah Tangga Petani RTP.

7.1. Keragaan Penguasaan Lahan Rumah Tangga Petani

Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam usahatani. Bahkan beberapa peneliti menyatakan bahwa hubungan antara lahan dengan petani tidak sebatas hubungan ekonomi saja, akan tetapi jauh lebih dari hal itu, ada hubungan budaya dan kepercayaan yang melekat di dalamnya. Bagi petani, lahan merupakan modal utama dan prasyarat utama dalam berusaha. Lahan yang diusahakan oleh petani dapat berasal dari lahan hak milik atau dari penguasaan lahan lainnya seperti sewa, sakap, gadai dan pinjam. Lahan yang dikuasai tersebut dapat sepenuhnya diusahakan bisa juga tidak. Dengan lahan tersebut, petani melakukan aktifitas budidaya seperti bercocok tanam, beternak ikan dan ternak. Tabel 31 menyajikan data tentang penguasaan dan pengusahaan lahan rumah tangga petani. Berdasarkan tabel tersebut terlihat total rata-rata lahan yang dikuasai per rumah tangga petani di lokasi penelitian, yaitu sebesar 0,36 ha. Kelompok yang paling tinggi rata rata penguasaan lahannya adalah kelompok petani pemilik dan penggarap yaitu sebesar 0,50 ha, sedangkan kelompok yang paling rendah dalam menguasai lahan adalah kelompok petani penggarap, yaitu rata rata seluas 0,27 ha. Tidak semua lahan yang dikuasi oleh petani kemudian diusahakan. Dari tabel terlihat bahwa total rata-rata lahan yang diusahakan per rumah tangga petani di lokasi penelitian, yaitu sebesar 0,33 ha atau sebesar 91,67 persen dari lahan yang 94 dikuasai. Dengan demikan rata rata sebesar 0,03 ha lahan yang dikuasai tidak diusahakan. Kelompok yang paling luas mengusahakan lahannya adalah kelompok petani pemilik dan penggarap sebesar 0,45 ha. Sedangkan kelompok yang paling rendah dalam mnegusahakan lahan adalah kelompok petani pemilik dan penggarap yaitu rata rata seluas 0,27 ha. Dari data penguasaan lahan dan pengusahaan lahan diperoleh fakta bahwa: 1. Kelompok petani pemilik tidak mengusahakan lahan rata rata sebanyak 0,04 ha 11,11 dari lahan yang dikuasainya. 2. Kelompok petani pemilik dan penggarap tidak mengusahakan lahan rata rata sebanyak 0,05 ha 8,74 dari lahan yang dikuasainya. 3. Kelompok petani penggarap mengusahakan seluruh lahan yang dikuasainya. 4. Jika dilihat berdasarkan persentase pengusahaannya, maka kelompok yang relatif efektif dalam mengusahakan lahannya adalah kelompok petani penggarap. Tabel 31. Keragaan Penguasaan dan Pengusahaan Rumah Tangga Petani di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Kriteria Pemilik Pemilik dan Penggarap Penggarap Total A. Lahan yang dikuasai n 8 9 15 32 Total Lahan yang Dikuasai Ha 2.90 4.46 4.09 11.45 Rata rata Lahan yang Dikuasai Per Rumah Tangga Petani Ha 0.36 0.50 0.27 0.36 B. Lahan yang diusahakan n 8 9 15 32 Total Lahan yang Diusahakan Ha 2.58 4.07 4.05 10.7 Rata rata Lahan yang Diusahakan Per Rumah Tangga Petani Ha 0.32 0.45 0.27 0.33 C. Lahan Milik yang Dikuasai n 8 9 11 28 Total Lahan Milik yang Dikuasai Ha 2.60 2.14 1.54 6.28 Rata rata Lahan Milik yang Dikuasai Per Rumah Tangga Petani Ha 0.33 0.24 0.14 0.22 D. Lahan Milik yang Diusahakan n 8 9 11 28 Total Lahan Milik yang Diusahakan Ha 2.58 1.85 1.54 5.97 Rata rata Lahan Milik yang Diusahakan Per Rumah Tangga Petani Ha 0.32 0.21 0.14 0.21 95 Pembahasan berikut ini akan mengkaji pengusahaan dari lahan dengan status hak milik. Dari tabel sebelumnya, diketahui bahwa rata rata lahan hak milik yang dikuasai adalah 0,22 ha. Membandingkan data sebelumnya mengenai rata rata luas lahan yang dikuasai sebanyak 0,36 ha, maka rata rata sebanyak 0,14 ha atau sekitar 38,88 persen lahan yang dikuasai petani berasal dari selain lahan hak milik, yaitu dengan cara sewa, akad, dan pinjam. Lahan hak milik yang dikuasai juga tidak semuanya diusahakan, berdasarkan data, rata rata sebanyak 0,01 ha 4,55 lahan hak milik tidak diusahakan, berikut ini dijelaskan fakta yang bisa dilihat dari pengusahaan lahan hak milik: 1. Kelompok petani pemilik tidak mengusahakan lahan milik rata rata sebanyak 0,01 ha 3,03 dari lahan milik yang dikuasainya. 2. Kelompok petani pemilik dan penggarap tidak mengusahakan lahan miliknya rata rata sebanyak 0,03 ha 13,55 dari lahan milik yang dikuasainya. 3. Kelompok petani penggarap mengusahakan keseluruhan lahannya, namun bukan untuk padi Beberapa faktor yang menyebabkan lahan yang dikuasai petani tidak semuanya diusahakan adalah: 1 lokasi yang jauh, sehingga untuk mengusahakannya diperlukan perhatian dan tenaga kerja ekstra; 2 keterbatasan dalam mengusahakan lahan disebabkan faktor usia; 3 kebutuhan biaya, sehingga lahan yang dimilikinya digadaikan; 4 keterbatasan modal usahatani, sehingga lahan dibiarkan begitu saja; 5 bertani bukan merupakan mata pencaharian utama. Contoh kasus yang menggambarkan tidak seluruh lahan yang dikuasai juga diusahakan oleh responden adalah kasus yang terjadi pada Bapak Eman Sulaeman, dimana ia mengakadkan lahan yang dimilikinya kepada orang lain untuk biaya pengobatan sang istri. Selain itu, kasus yang terjadi pada Bapak Wiwih, dimana ia menyewakan lahan yang dimilikinya kepada orang lain karena pekerjaan utamanya bukan sebagai petani, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk terjun langsung mengelola sawah. Berdasarkan pengusahaannya saat ini, lahan yang dikuasai petani digunakan untuk berbagai macam kegiatan budidaya komoditi seperti padi, palawija, buah buahan, kayu dan bambu, serta sayuran, seperti terlihat pada Tabel 96 32. Seluruh lahan yang diusahakan untuk berbagai jenis komoditi tersebut di lokasi penelitian adalah sebesar 12,81 ha. Dari total lahan tersebut, luas total lahan yang diusahakan untuk komoditi padi adalah sebesar 83,55 persen; palawija sebesar 6,64 persen; buah-buahan sebesar 2,97 persen; kayu dan bambu sebesar 4,80 persen, serta sayuran sebesar 2,03 persen. Dengan demikian jenis komoditi yang paling banyak diusahakan di lokasi penelitian adalah tanaman padi. Tabel 32. Luas Total Pengusahaan Lahan di Kelompok Tani Harum IV, Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Kriteria Luas Total Persil Lahan Yang Diusahakan Untuk Berbagai Jenis Komiditi Padi Palawija Buah- Buahan Kayu Bambu Sayuran Total

A. Pemilik Ha 2.58 -

0.30 0.33

0.16 3.37

Pemilik 20.14 2.34 2.54 1.25 26.27

B. Pemilik dan Penggarap Ha 4.07

0.09 - 0.18

0.10 4.44

Pemilik dan Penggarap 31.80 0.70 1.41 0.78 34.68 1. Pemilik Penggarap sewa Ha 3.89

0.09 - 0.18

0.10 4.26 Pemilik Penggarap sewa 30.37 0.70 1.41 0.78 33.26 2. Pemilik Penggarap akad Ha 0.18 - - - - 0.18 Pemilik Penggarap akad 1.43 0.00 1.43

C. Penggarap Ha 4.05

0.76 0.08

0.11 - 5.00

Penggarap 31.62 5.93 0.62 0.86 39.03 1. Penggarap sewa Ha 2.77 0.23 0.08 0.11 - 3.19 Penggarap sewa 21.62 1.80 0.62 0.86 24.90 2. Penggarap pinjam Ha 0.49 - - - - 0.49 Penggarap pinjam 3.83 3.83 3. Penggarap sewa dan pinjam Ha 0.79 0.53 - - - 1.32 Penggarap sewa dan pinjam 6.17 4.14 10.30 Total Ha 10.70

0.85 0.38

0.62 0.26

12.81 Total 83.55 6.64 2.97 4.80 2.03 99.98 Untuk pengusahaan budidaya tanaman padi, kelompok petani pemilik dan penggarap serta kelompok petani penggarap, merupakan kelompok petani yang memiliki pengusahaannya paling luas dibandingkan dengan kelompok petani pemilik, yaitu masing masing sekitar 31,80 persen dan 31, 62 persen dari total luas lahan yang diusahakan. Sedangkan untuk tanaman palawija paling banyak dibudidayakan oleh kelompok petani penggarap, yaitu sebesar 5,93 persen dari total luas lahan yang diusahakan. Untuk budidaya buah-buahan, kayu dan bambu, serta sayur sayuran paling banyak dilakukan oleh kelompok petani pemilik yaitu masing masing sebesar 2,34 persen; 2,54 persen; dan 1,25 persen dari total luas lahan yang diusahakan. 97 Berdasarkan jenis komoditi yang diusahakan, maka terlihat adanya tiga model pengusahaan tanaman di lokasi penelitian, yaitu: a. Model pengusahaan kelompok petani pemilik yaitu padi, buah-buahan, kayu dan bambu, serta sayur sayuran. b. Model pengusahaan kelompok petani pemilik dan penggarap yaitu padi, kayu dan bambu, serta sayuran. c. Model pengusahaan kelompok petani penggarap yaitu padi dan palawija.

7.2. Keragaan Pengusahaan Lahan Rumah Tangga Petani untuk

Dokumen yang terkait

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

79 517 91

Analisis Komparisi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Pengguna Benih Sang Hyang Sri dengan Benih Penangkaran Swadaya (Kasus : Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

3 79 94

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

18 102 69

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo Dengan Sistem Tegel Kelurahan Situmekar, Sukabumi

8 45 60

Studi Pemekaran Kelurahan Lembursitu Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi.

0 2 15

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

0 2 16