88
Tabel 29.
Peranan Keluarga dalam Meningkatkan Penguasaan Lahan di Kelompok Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun
2011
Peranan Keluarga Suami Istri
Orang tua Mertua Saudara Anak Total 1. Melakukan transaksi
Pengadaan Lahan 8.54
2.44 1.22
2.44 4.88
1.22 20.73
2. mewariskan lahan 0.00
0.00 8.54
4.88 0.00
0.00 13.41
3. Bekerja dan menabung 34.15 15.85
0.00 0.00
0.00 0.00
50.00 4. memberikan ide
0.00 1.22
0.00 0.00
0.00 0.00
1.22 5. mendukung keputusan
3.66 10.98 0.00
0.00 0.00
0.00 14.63
Total 46.34 30.49
9.76 7.32
4.88 1.22 100.00
6.18. Sumber Pendanaan Peningkatan Penguasaan Lahan
Berdasarkan data pada Tabel 30, sumber pendanaan peningkatan penguasaan lahan di lokasi penelitian dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: 1
uang tabungan, 2 menjual perhiasan, dan 3 pinjam kerabattetangga. Dari total responden yang menjawab pertanyaan, sebesar 53 persen responden memperoleh
sumber pendanaan untuk meningkatan penguasaan lahannya dari uang tabungan, 3 persen dari menjual perhiasan, dan 3 persen dari pinjam kerabattetangga.
Jika lebih diperinci berdasarkan kelompok petani pemilik, petani pemilik dan penggarap, serta kelompok petani penggarap, maka diperoleh informasi
sebagai berikut: 1
Sumber pendanaan peningkatan penguasaan lahan untuk kelompok petani pemilik lahan didominasi oleh sumber pendanaan yang berasal dari uang
tabungan, yaitu sebesar 22 persen; sedangkan sumber pendanaan yang berasal dari meminjam kepada kerabattetangga hanya sebesar 3 persen
dan tidak ada sumber pendanaan yang berasal dari menjual perhiasan. 2
Sumber pendanaan peningkatan penguasaan lahan untuk kelompok petani pemilik dan penggarap didominasi oleh sumber pendanaan yang berasal
dari uang tabungan, yaitu sebesar 22 persen; sedangkan sumber pendanaan yang berasal dari menjual perhiasan hanya sebesar 3 persen dan tidak ada
sumber pendanaan yang berasal dari meminjam kepada kerabattetangga.
89
3 Sumber pendanaan peningkatan penguasaan lahan untuk kelompok petani
penggarap hanya berasal dari uang tabungan, yaitu sebesar 9 persen.
Tabel 30. Sumber Pendanaan Peningkatan Penguasaan Lahan di di Kelompok
Tani Harum IV, Kec Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011 Kriteria
Uang Tabungan
Menjual Perhiasan
Pinjam KerabatTetangga
Pemilik 22
3 Pemilik dan Penggarap
22 3
Pemilik Penggarap sewa 19
Pemilik Penggarap akad 3
3
Penggarap 9
Penggarap sewa 9
Penggarap pinjam Penggarap sewa dan pinjam
Total 53
3 3
6.19. Nilai Aset Petani Penggarap
Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa kelompok petani penggarap di lokasi penelitian dibedakan menjadi kelompok petani penggarap sewa, penggarap
pinjam, dan petani penggarap sewa dan pinjam. Nilai aset terbesar yang dimiliki oleh kelompok petani penggarap berasal dari kelompok petani penggarap sewa,
yaitu sebesar Rp 10.763.636,00, sedangkan nilai aset untuk kelompok petani penggarap pinjam adalah sebesar Rp 6.000.000,00 dan nilai aset untuk kelompok
petani penggarap sewa dan pinjam adalah sebesar Rp 1.312.500,00. Nilai aset dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga
petani. Dari data tersebut terlihat bahwa kelompok petani penggarap sewa memiliki aset yang lebih besar dibandingkan dua kelompok penggarap lainnya.
Seperti diketahui, di wilayah penelitian petani penggarap sewa merupakan kelompok yang paling banyak jumlahnya 34,38 persen. Sebagian besar motif
menjadi petani padi pada kelompok petani penggarap sewa adalah karena bertani sebagai tuntunan kebutuhan pada saat akses terhadap pekerjaan di perdesaan
sedikit. Dasar motif inilah yang mengakibatkan kelompok petani penggarap sewa lebih serius dalam berusahatani dibandingkan dengan kelompok tani lainnya.
Salah satu keseriusan mereka dalam berusaha adalah mereka harus mempunyai
90
kebiasaan untuk mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk modal usahatani pada musim berikutnya. Prilaku untuk menyisihkan sebagian pendapatan inilah
yang membuat aset mereka lebih besar dibandingkan dengan kelompok petani lainnya.
Gambar 2. Nilai Aset Petani Penggarap di Kelompok Tani Harum IV, Kec.
Lembursitu, Kota Sukabumi Tahun 2011
6.20. Nilai Aset Petani Pemilik dan Penggarap