Dokumentasi. Data Sekunder. METODOLOGI

59

b. Dokumentasi.

Melalui teknik ini peneliti mendapatkan bahan-bahan tertulis dan gambar yang berhubungan dengan konflik pertanahan, pembebasan dan pengambil- alihan lahan, kebijakan agraria dan kebijakan kependudukan khususnya transmigrasi lokal, gerakan petani dan organisasi tani. Dokumen tersebut berupa laporan kronologi dan analisis konflik pertanahan dan dampaknya terhadap komunitas petani, data wilayah dan komunitas petani yang mengalami konflik, keputusan pemerintah, surat-surat penting tentang aktivitas gerakan dan organisasi tani, keterlibatan pelaku, dan sebagainya. Dokumen-dokumen tersebut dapat diperoleh dari LSM LBH Bandar Lampung, KBH Lampung, Walhi- Lampung, Kawan Tani Lampung, KPA-Lampung, dan Raca Institute Jakarta, pemerintah provinsi BPN Provinsi Lampung, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan Biro Tata Pemerintahan Provinsi Lampung, perusahaan PT.HIM, organisasi gerakan DRL, IPL, DTL, SPL, MN, SPI, API, Pramukti dan AGRA dan para mantan aktivis gerakan lainnya yang pernah berperan sebagai pelaku strategis.

c. Data Sekunder.

Selain wawancara dan dokumentasi juga diperoleh data-data sekunder yang menunjang. Data tersebut diperoleh dari KBH Lampung, PUSbik, Universitas Lampung, ICRAF, BPS, BPN, surat kabar harian di Lampung, bahan seminar kemiskinan dan reforma agraria di Lampung, buku, laporan penelitian, jurnal dan lain-lain yang sebagian datanya cukup penting digunakan untuk melengkapi data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Validitas Internal Penelitian ini menggunakan pendekatan intersubyektif, sehingga validitas internal atau kredibilitasnya yang lebih penting dijelaskan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Beberapa hal yang penting dilakukan dalam menjamin kredibilitas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Wawancara berulang. Karena penelitian ini di lakukan di wilayah Lampung, dan peneliti juga sudah tinggal lama di wilayah tersebut serta sudah kenal dengan banyak tineliti, maka wawancara berulang lebih mudah dan lebih sering dapat dilakukan guna memperoleh akumulatif data yang komprehensif 60 dengan melakukan konfirmasi dan konfirmasi kembali dengan para informan dan atau responden tineliti. 2. Trianggulasi. Data penelitian dikumpulkan menggunakan dua teknik utama yaitu wawancara mendalam dan dokumentasi yang didukung dengan data sekunder dan observasi. Subyeknya adalah para pelaku strategis petani dan non petani yang terlibat langsung dan tidak langsung gerakan petani, baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi gerakan petani. 3. Masukan tineliti. Catatan hasil wawancara dan interpretasi akan diberikan kembali kepada tineliti untuk diperiksa dan dikomentari. Dengan cara ini dan dipadukan dengan cara pertama, selain memungkinkan peneliti dapat mengembangkan informasi lebih lanjut, juga memungkinkan mendapatkan tambahan untuk memperbaiki dan melengkapi data-data penelitian dan mempertajam hasil interpretasi. Analisa Data Pilihan pada paradigma penelitian konstruktivisme mengarahkan penelitian ini pada praktik pendekatan kualitatif yang tidak mengabaikan penggunaan multi metode pengumpulan data dengan menggunakan desain penelitian studi kasus. 185 Melalui desain penelitian studi kasus terhadap keempat organisasi gerakan petani DTL, IPL, SPL, Mirak Nadai maka memungkinkan peneliti secara intensif menggunakan metode interaksi antara dan dalam kalangan peneliti dan tineliti konstruktivisme. Sesuai dengan pokok penelitian dan karakteristik motode yang digunakan, pengolahan dan analisis data kualitatif didasarkan pada fakta-fakta dan informasi yang dihasilkan. Secara ringkas pengolahan dan analisis data mengikuti tahapan reduksi data dan klasifikasi berdasarkan kategori yang dibangun oleh konsep, dan kemudian dibuat hubungan antar konsep. 186 Dalam proses pengumpulan dan analisis data, peneliti selalu melakukan dialog dengan tineliti untuk mengonstruksi gerakan dan dinamika organisasi gerakan petani. Semua ini berkonsekuensi pada proses dari bawah yang bersifat konstruktif, atau dikenal dengan istilah grounded 187 meskipun disadari tidak sampai dalam bentuknya yang murni. Pilihan ni didasarkan pada asumsi menempatkan realitas gerakan dan organisasi gerakan petani sebagai hasil 185 Robert K. Yin. 1996. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Press., hal. 9. 186 I. Dey. 1993. Qualitative Data Analysis. London: Routledge. 187 Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln Editors. 1994. Op.Cit., hal. 273-283. 61 konstruksi dan bekerjanya proses pembingkaian kolektif collective framing process antar para aktor yang di dalamnya melibatkan berbagai proses pemaknaan subyektif dan intersubyektif. Ketegangan Struktural Agraria Aksi-aksi Kolektif Dalam Gerakan Petani Dinamika Organisasi Gerakan Petani Konstruksi sosial atas realitas gerakan dan dinamika organisasi gerakan petani Pengumpulan data: wawancara, observasi, dokumentasi, data sekunder Pengumpulan data: wawancara, dokumentasi, data sekunder Prakondisi Gerakan Petani Gambar 2 Proses Analisis Data Prakondisi Gerakan Petani dan Konstruksi Sosial atas Realitas Gerakan dan Dinamika Organisasi Gerakan Petani 62

BAB IV DINAMIKA KEPENDUDUKAN DAN PERSOALAN AGRARIA DI