113
Tabel 11 Anatomi Gerakan Petani di Lampung Sebagai Gerakan Sosial
Aspek Uraian
Sebab atau sumber gerakan
Kebijakan agraria dan implementasinya, pengaruhnya terhadap petani deprivasi obsolut, deprivasi relatif, tidak adil dan merata,
peningkatan aspirasi kehidupan dan masuknya ideologi luar Aktor gerakan
Terdiri dari elemen petani dan non petani. Tetapi dalam perkem- bangannya semakin mengerucut pada elemen petani.
Lawan gerakan Abstrak: Imperalisme dan neo-kolonialisme
Kongkrit: negara pemerintah dan swasta perusahaan. Tujuan dan
Sasaran • Jangka pendek: penguasaan tanah pertanian bagi petani peng-
garap dan perubahan kebijakan yang memihak petani. • Jangka panjang: perubahan tatanan agraria lebih baik dan kon-
dusif terhadap peningkatan kesejahteraan petani. • Sasaran: pemerintah pusat dan daerah.
Strategi Gerakan Makro: gerakan sosio-politik belum sampai pada gerakan sosio-
kultural. Mikro: unjuk rasa dan pendudukan lahan strategi gerakan jangka pendek.
Ideologi Gerakan Egalitarian, neo-populis. Keanggotaan
Bersifat suka-rela dan kolektif dalam wadah organisasi petani tingkat basis
248
Organisasi dan Kepemimpinan
• Organisasi: terstruktur secara hirarkhis dan jelas. • Kepemimpinan: 1 pada tingkat basis lebih ditentukan oleh tra-
disi setempat baik dalam komunitas adat maupun non adat; 2 pada level provinsi lebih ditentukan kapabilitas individu aktor.
• Sumber dana: swadaya dan sumber dana lain dari LSM mitra dan jaringan pendukung dalam dan luar negeri, dari jaringan
organisasi nasional, perusahaan dan pemerintah daerah. Efek Gerakan
• Perubahan sikap proaktif pemerintah pusat dan daerah. • Dikeluarkan kebijakan pertanahan yang menguntungkan
komunitas lokal petani. • Dikuasai kembali tanah pertanian.
Sumber: Hasil riset, 2008.
6.2. Dekonstruksi Struktur
Politik dan Respon Terhadap Peluang Gerakan
6.2.1. Terbukanya Peluang Politik
Dimaksud dengan dekonstruksi struktur politik pusat adalah runtuhnya rezim otoritarianisme Orde Baru. Kondisi ini sekaligus berarti peluang gerakan
sosio-politik petani terbuka. Lengsernya presiden Soeharto menjadi momentum dekonstruksi struktur politik pusat. Kekuatan rezim Orde Baru telah runtuh dan
para elit politik sudah tidak lagi solid di dalam mengawal otoritarianisme, bahkan terjadi konflik dan fragmentasi. Kekuatan tekanan politik negara melemah dan
248
Pada perkembanganya pada akhir tahun 2007 SPL merubah model struktur federatif menjadi unitarian SPI- Lampung. Dia mulai mempraktikkan keanggotaan bersifat personal meskipun belum diterapkan secara
penuh atau masih mengandalkan keanggotaan kolektif.
114
kelompok elit yang kontra Orde Baru mendukung gerakan masyarakat sipil dalam melakukan perubahan. IJ, seorang mantan Sekjen DRL mengatakan:
Memang waktu itu bidikan kita adalah turunnya presiden Soeharto karena dia yang menjadi simpul kekuatan rezim Orde Baru. Berdasarkan analisis kita sesuai
dengan perkembangan situasi politik nasional waktu itu maka presiden Soeharto dapat diprediksi segera dapat diturunkan. Para petinggi di pusat sudah tidak
kompak lagi, banyak yang mendukung gerakan arus bawah. Ternyata perkiraan kita tidak meleset, Soeharto mengundurkan diri, rezim Orde Baru runtuh, dan kita-
kita yang disini Lampung segera menyusun agenda perjuangan lebih lanjut, termasuk membantu perjuangan petani.
Terbukanya peluang politik diposisikan sebagai unsur pendorong utama berkembangnya kesadaran kolektif petani dan penguatan struktur mobilisasi
sumberdaya gerakan petani. Indikasinya dapat dilihat dari derajat keterbukaan rezim pasca Orde Baru terhadap tuntutan-tuntutan petani. Berbagai elemen
masyarakat sipil seperti LSM, elit agama MUI Lampung, kalangan perguruan tinggi, dan bahkan dari partai politik semua mendukung gerakan petani. Bukti
keterbukaan lain adalah aksi-aksi unjuk rasa mahasiswa sudah ditolerir dilakukan di luar kampus dan pemerintah daerah juga sudah mau membuka dialog untuk
menyelesaikan kasus-kasus pertanahan yang dialami petani. Asumsi dasar pentingnya struktur peluang politik adalah bahwa mobilisasi
sumberdaya gerakan dimungkinkan ketika terjadi perubahan iklim politik yang membuat tindakan kolektif lebih memungkinkan untuk sukses. Hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa peluang politik meningkat pada level penerimaan para pemegang otoritas terhadap aksi-aksi kolektif petani atau dalam melakukan
penstrukturan kembali hubungan-hubungan kekuasaan yang ada. Meningkatnya peluang politik juga telah mendorong dikembangkannya tujuan-tujuan dan taktik
gerakan yang diartikulasikan oleh organisasi gerakan petani.
6.2.2. Respon Terhadap Peluang Politik