108
6.1.2. Konstruksi Gerakan dari Bawah: Kasus Dewan Tani Lampung DTL
Gerakan petani konstruksi dari bawah diawali dengan pembukaan Posko Pengaduan, kemudian dilanjutkan dengan pengorganisasian berbagai komunitas
petani yang disebut Posko Reformasi Rakyat dan Mahasiswa Bersatu PRRMB. Organisasi petani ini pada tingkat basis disebut Posko Basis, dan yang
mengkoordinir beberapa Posko Basis disebut Posko Induk. Pada tingkat wilayah Kabupaten disebut Koordinator Korwil dan pada tingkat provinsi disebut disebut
Dewan Tani Lampung atau disingkat DTL Gambar 4.
Gambar 4 Struktur Sumberdaya Mobilisasi DTL Gambar 4 menyajikan struktur sumberdaya mobilisasi human resources
assets gerakan petani konstruksi dari bawah. Selain itu bahwa posisi para aktor strategis non petani berada sejajar dengan posisi para elit petani. Meskipun
mereka berada di luar struktur organisasi gerakan, tetapi peran mereka sangat menentukan pasang-surutnya aktivitas gerakan petani.
Aksi kolektif secara besar-besaran dilakukan tanggal 25-26 Agustus 1998 di mana seluruh PRRMB di Provinsi Lampung dengan segenap pendukungnya
melakukan aksi dan negosiasi dengan para pejabat Pemda Provinsi Lampung. Aksi massa waktu itu di pusatkan di lapangan Korpri Bandar Lampung. Sasaran
aksi kali ini ditujukan kepada Gubernur Lampung. Terbentuknya PRRMB berarti petani sudah memiliki wadah identitas kolektif
sendiri. Tetapi sebagai suatu gerakan sosio-politik bersama petani, para aktor non petani masih belum terwadahi. Label “mahasiswa” dalam PRRMB pada
dasarnya merepresentasikan kelompok non petani, tetapi dalam organisasi itu
Pemimpin Provinsi
Pemimpin Kabupaten Korwil
Pemimpin Posko Induk KecamatanDesa
Pemimpin Posko Basis DesaDusun
Elit Petani
Komunitas Petani Basis
Organisasi Mahasiswa
Aktivis Organisasi
Masyarakat Sipil Lainnya
109
lebih menunjukkan penguatan identitas kolektif petani. Sedang gerakan reformasi yang menjadi agenda gerakan masyarakat sipil tidak hanya dilakukan petani
tetapi mencakup semua elemen organisasi pendukung non petani. Semua elemen pendukung kemudian diikat dalam wadah organisasi Dewan Rakyat
Lampung DRL, yakni sebagai organisasi berbentuk korsosium terdiri dari 36 elemen organisasi masyarakat sipil, termasuk di dalamnya PRRMB. Jadi sejak
awal terbentuknya PRRMB menjadi elemen dan memperkuat struktur organisasi DRL posisinya tidak otonom.
Pasca aksi unjuk rasa dan reklaiming perdana di Register 40 Gedungwani Lampung Selatan, kemudian tanggal 1 September 1999 dijadikan hari lahir dan
tanggal 9 September 1999 sebagai hari berdirinya DTL. Sejak ini DTL memiliki sekretariat sendiri di Jalan Pelita I, Nomor 14, Kelurahan Labuhan Ratu, Bandar
Lampung. Dalam pembentukan DTL berhasil dirumuskan beberapa tuntutan menurut bidangnya sebagai berikut.
1. Bidang ekonomi: a menuntut dikembalikanya tanah petani yang dirampas secara paksa oleh rezim Orde Baru; b menuntut diutamakannya ekonomi
rakyat secara konkrit ekonomi kerakyatan; c menuntut diberhentikanya penindasan dan perampasan tanah petani.
2. Bidang politik: a tolak Habibie dan adili Soeharto; b menuntut dikembalikannya harta Soeharto dan kroninya untuk mengatasi krisis
ekonomi; c menuntut dicabutnya Dwi Fungsi ABRI; d turunkan harga; e bentuk pemerintahan transisi yang dipimpin oleh pemerintahan sipil
demokratik; f pemutusan sistem sentralisasi; g referendum untuk rakyat Timor Leste.
247
3. Bidang sosial: a rakyat menolak disebut perambah hutan; b desa-desa yang dihilangkan secara paksa status hukumnya harus dikembalikan lagi
menjadi desa definitif; c desa-desa yang berada di areal register harus di enclave.
Pada tanggal 14-17 Mei 1999 berlangsung konggres DTL bertempat di dusun Cipadang, desa Way Lima, kecamatan Gedung Tataan, Lampung Selatan.
Dari sini mulai mencuat konflik-konflik kepentingan antar kelompok pendukung. Akhirnya DTL dilikuidasi oleh DRL dan terjadi fragmentasi organisasi basis dalam
tiga wadah organisasi. Pertama menjadi anggota DRL, karena DTL dilikuidasi
247
Pada waktu itu para mahasiswa dari Timor Leste yang sedang tugas belajar biaya negara di Lampung juga bergerak memanfaatkan momentum dengan tujuan memisahkan diri dari Republik Indonesia. Gerakan
mereka berbaur dan berada di tengah-tengah gerakan reformasi mahasiswa di Provinsi Lampung.
110
maka semua basis anggotanya secara organisatoris kembali berada di bawah kendali DRL. Kedua, masih menjadi Anggota DTL. Meskipun dilikuidasi, ketua
DTL tidak mengakuinya dan DTL tetap menjalankan program organisasi bersama beberapa anggota basis yang masih loyal. Ketiga, membentuk organisasi
gerakan yang baru bernama Ikatan Petani Lampung IPL. Secara lebih jelas, dinamika DTL disajikan dalam Gambar 5.
Gambar 5 Dinamika Organisasi Gerakan DTL Karena DTL akhirnya mati suri, maka sebagian besar anggotanya pada
tahun 2001 mendirikan IPL. Organisasi baru ini mengklaim bahwa keberadaanya sebagai bentuk lain tetapi sama dengan DTL. Bedanya, IPL semakin mengerucut
dipegang oleh kalangan petani, sebagai organisasi independen tidak menjadi bagian dari organisasi manapun termasuk bagian dari DRL dan tidak menjadi
bagian underbouw dari partai politik apapun seperti Serikat Tani Nasional atau STN-Lampung. Dalam beberapa kali pertemuan tingkat nasional akhirnya
berhasil di bentuk wadah organisasi gerakan tingkat nasional bernama Pergerakan Tani-Nelayan Indonesia Mandiri Petani Mandiri, dan salah satu
pengurus inti IPL berhasil menduduki posisi sebagai ketua umum, yakni Sekretaris Jenderal Sekjen. Sejak ini IPL berjejaring dengan organisasi gerakan
tingkat nasional dengan model struktur yang bersifat federatif. Terdapat seorang tokoh gerakan yang berperan besar dalam membawa
keberhasilan gerakan di Register 40 Gedung Wani. Hubunganya dengan ketua IPL kurang harmonis karena pernah di pecat sebagai ketua Posko Induk. Dia
membawahi beberapa posko basis dan karena konflik tersebut tidak pernah terselesaikan maka akhirnya dia mendirikan organisasi petani baru bernama
Anggota Org.Induk
Pecah Anggota
Pecah Diformalkan
Pecah Anggota
Posko Basis
PRRMB
DTL IPL
Petani Mandiri DRL
Pramukti
DTL Pasca Likuidasi
111
“Pramukti”. Organisasi ini mengklaim bahwa semua posko basis IPL terutama di wilayah Register 40 Gedung Wani dan sekitarnya adalah menjadi anggotanya.
6.1.3. Anatomi Gerakan Petani