15
b. Tipologi Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin yang di kutip Taniredja ada enam tipologi pembelajaran kooperatif, yaitu:
1 Tujuan kelompok, bahwa kebanyakan metode pembelajaran kooperatif
menggunakan beberapa
bentuk tujuan
kelompok. Dalam
metode pembelajaran Tim Siswa ini bisa serupa sertifikat atau rekognisi lainya yang
diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
2 Tanggung jawab individu, yang dilaksanakan dengan dua cara. Pertama
dengan menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata individu atau penilaian lainnya seperti dalam model pembelajaran siswa. Kedua, merupakan
spesialisasi tugas. Cara kedua ini siswa diberi tanggung jawab khusus untuk sebagaian tugas kelompok.
3 Kesempatan sukses yang sama yang merupakan karakteristik unik metode
pembelajaran tim siswa, yakni penggunaan skor yang memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam
timnya.
4 Kompetisi tim, sebagai sarana untuk motivasi siswa untuk bekerja sama
dengan anggota timnya. 5
Spesialisasi tugas, tugas untuk melaksanakan sub tugas terhadap masing- masing anggota kelompok.
6 Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok, metode ini akan mempercepat
langkah kelompok.
13
c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi dimana keberhasilan individu diorientasikan
pada kegagalan orang lain. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut
Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan hasil akademik dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugasnya. Sedangkan
tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar.
13
Ibid, hlm 57-58
16
Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, ras, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif
ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat
orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
14
d. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif
peran guru sangat menentukan aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif. Guru sebelumnya mesti merancang pembelajaran menurut model atau
sturuktur pembelajaran kooperatif yang dipilih untuk mengaktivitaskan semua siswa dalam kelompok. Berkaitan dengan itu, aktivitas siswa dalam kerjasama
dapat berjalan sebagai mana mestinya apabila mempunyai prosedur yang jelas untuk dilakukan oleh anggota-anggota dalam kelompok.
Apabila aktivitas pembelajaran dapat menghubungkan anggota-anggota kelompok dan proses interaksi maka ia dapat bagi mewujudkan keterampilan
kolaborasi siswa. Perkara ini mesti di usahakan oleh guru sejak awal pelaksanaan pembelajaran kooperatif sehingga siswa dari awal berupaya membina tingkah laku
yang mengarah kepada keterampilan kolaborasi.
15
e. Prosedur Pembelajaran Kooperatif