secara cepat, peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran; sebagai alat traning in-service, yang
memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran di dirinya; peningkatan mutu hasil
melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan memngembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
30
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa. B.
Setting Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik
untuk mata pelajaran sejarah. 2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 20152016 di semester II, yaitu pada bulan April 2016. Waktu penelitian disesuaikan dengan kalender
akademik dari sekolah dan juga mengikuti kebijakan dari sekolah dan guru mata pelajaran sejarah. Penentuan waktu ketika penelitian ini sangat pening karena
penelitian tindakan kelas ini memerlukan dua sikus yang membutuhkan proses pembelajaran yang efektif dikelas.
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan kelas untuk mengatasi peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah menggunakan model pembelajaran Student
30
Kunandar, langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm.39
Teams-Achievement Division STAD adalah siswa kelas XI IPS 1 . Adapun jumlah siswa kelas XI IPS I adalah berjumlah 32 siswa. 18 siswi dan 14 siswa.
D. Obyek Penelitian
Obyek Penelitian tindakan kelas ini adalah untuk berupa motivasi dan prestasi belajar siswa dengan materi “Akar-akar Nasionalisme Indonesia dan Pristiwa
sekitar Proklamasi”
E. Devinisi Operasional
1. Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan energy sesorang yang dapat menimbukan dorongan yang membuat individu untuk melakukan suatu tindakan,
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri motivasi intrinsic maupun dalam luar individu motivasi ekstrinsik
31
.
2. Belajar
Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial
untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berfikir yang dimiliki.
32
Aktivitas yang dilakukan
untuk memperoleh suatu pemahaman yang baru. 3.
Prestasi
Prestasi sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan
meningkatnya pengetahuan siswa dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai.
31
Kompri, op. cit. hal 3
32
Slameto, op.cit, hlm 2
Selain adanya perubahan tingkah laku, keberhasilan dalam pembelajaran juga dapat dilihat dari prestasi belajar atau hasil belajar dari siswa. Ditandai dengan
hasil yang dicapai. Dalam hal ini hasil yang dicapai adalah nilai dari hasil proses pembelajaran
4. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik academic skill, sekaligus ketrampilan
sosial social skill termasuk interpersonal skill
33
. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih
sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interpedensi efektif di antara anggota kelompok
34
5. Model STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran Kooperatiif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan
kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
35
33
Ibid, Hal 271.
34
Taniredja, op.cit. hal 58
35
Trianto. Op.cit. hal 68-69
F. Variabel-variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas X : Model pembelajaran Student Teams Achievement
Division STAD 2.
Variabel terikat Y : Motivasi dan prestasi belajar sejarah
G. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Obeservasi ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi awal keadaan kelas sebelum merepakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division maupun setelah penarapan model pembelajaran tersebut.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengtahui hasil belajar siswa antara sebelum
maupun sesudah pembelajaran berlangsung.
3. Koesioner
Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner. angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
4. Wawancara
Untuk mendapakan data tentang tingkat keberhasilan penerapan kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiaran untuk mengumpulkan data agar kegiatan tesebut
menjadi sistematis dan memudahkan dalam memperoleh data tersebut
36
1. Alat pengumpulan data
a Observasi
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitif yang digunakan untuk melihat kegiatan belajar siswa
dalam proses pembelajaran di kelas.
b Tes hasil belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dan susesudah diterapkannya model pembelajaran Student Teams
Achievement Division.
c Kuesioner
Kuesioner yang berupa lembar-lembar isian, yaitu kuesioner tertutup serta
diukur menggunakan rating scala skala bertingkat 2.
Validitas dan Reliabilitas a
Validitas
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah tes. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam
arti memiliki kesejajaran antara tes dan kreteria.
37
36
Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, Renika Cipta, Jakarta, hlm. 100
37
Suharsismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Bumi Akasara, Jakarta, 2013, hlm. 65
Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrument maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang
dikemukakan oleh Pearson.
�
= �∑ − ∑
∑ √{�∑ − ∑
}{�∑ − ∑ }
Keterangan: r
xy
= koofisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
N = jumlah siswa tes
XY = jumlah perkalian antara X dengan Y
X
2
= kuadrat dari X Y
2
= kuadrat dari Y
b Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keajegan konsistensi suatu tes. Konsep reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila peneliti sudah memahami
konsep validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel.
38
Dalam mencari reliabilitas instrument, peneliti menggunakan rumus Spearman-Brown yakni dengan
teknik belah dua.
�
11=
. � + �
Keterangan: r
1212
= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r
11
= koefesien reliabilitas yang sudah disesuaikan
38
Ibid, hlm. 101
3. Hasil Uji Coba Instrumen
a. Validitas
Instrumen dinyatakan valid bila mencapai taraf signifikan 0,75 keatas, apabila instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan gugur.
Berikut ini merupakan hasil pegujian validitas di lapangan. 1
Motivasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 40 item instrumen
yang valid berjumlah 39 item dan instrumen yang gugur berjumlah 1 item yaitu nomor 34.
2 Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, pada siklus I dari 30 item instrumen yang valid berjumlah 23 item dan instrumen yang gugur berjumlah
7 yaitu nomor 4, 8, 11, 14, 16, 22, 23, dan 25, pada siklus II dari 30 item instrumen valid berjumlah 26 dan instrumen yang gugur berjumlah 4 yaitu
nomor 7, 16, 22, dan 25. b.
Reliabilitas Instrumen dinyatakan reliabel bila mencapai taraf signifikan 0,75 keatas,
apabila instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan gugur. Berikut ini merupakan hasil pegujian reliabilitas di lapangan.
1 Motivasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, pada pra siklus tingkat reliabilitas instrumen adalah r = 894 atau signifikan = 0,995 dari 40 item.
Pada siklus I tingkat reliabilitas instrumen adalah r = 945 atau signifikan = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0,995 dari 40 item. Pada siklus II tingkat reliabilitas instrumen adalah r = 945 atau signifikan = 0,995 dari 40 item.
2 Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, pada siklus I tingkat reliabilitas adalah r = 409 dan signifikan = 0,975. Pada siklus II tingkat
reliabilitas adalah r = 641 atau signifikan = 0,975. Maka berdasarkan hasil di atas instrumen ini layak untuk digunakan dalam
penelitian.
I. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini di adopsi dari Suharsimi Arikunto, ialah sebagai berikut:
Gambar II : Bagan Rancangan Siklus Penelitian
39
39
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala Sekolah Pengawas, Aditya Media, Yogyakarta, 2010, hlm. 17
Perencanaan Tindakan I
Refleksi I Pelaksanaan
Tindakan I Pengamatan I
Refleksi II Perencanaan
Tindakan II Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan II Motivasi dan
prestasi belajar sejarah meningkat
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II Siklus I
J. Teknik Analisis Data
Tahap selanjutnya setelah pengumpulan data adalah melakukan analisis data. Analisis data ini dilakukan dalam setiap aspek penelitian. Pada saat pengambilan
data di lapangan melalui observasi tentang proses ataupun kegiatan pembelajaran di kelas, maka peneliti dapat langsung menganalis mengenai hal yang diamati
seperti situasi dan kondisi di kelas, cara guru mengajar, interaksi antar siswa dengan siswa, interaksi guru dengan siswa dan lain sebagainya. Analisi data itu
sendiri mempunyai peranan yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu peneliti harus memahami analisis data dengan baik dan tepat agar
manfaat penelitian mempunyai nilai ilmiah yang tinggi. Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dapat mengumpulkan data yang
berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
1. Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan pada data observasi kegiatan belajar, motivasi dan prestasi belajar siswa. Data observasi kegiatan belajar, motivasi dan
prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan PAP I Penilaian Acuan Patakan I.
40
1 Data observasi kegiatan siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik.
Untuk mengetahui tingkat kegiatan belajar siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik, maka data kegiatan belajar siswa dianalisis dengan
menggunakan persentase. Kegiatan belajar siswa merupakan salah satu bagian dalam penilaian, karena melalui kegiatan belajar siswa dapat menunjang
40
Suharsimi Arikunto, op cit. hlm. 67.
peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Hal yang diamati berupa on task dan off task. On task meliputi mengikuti proses pembelajaran,
memperhatikan penjelasan guru, menganggapi pembehasan pembelajaran, mencatat hal-hal penting, mengerjakan tugas dengan baik, bertanya kepada guru,
membawa buku paket, menjawab pertanyaan guru, bekerja sama dalam proses pembelajaran, mengemukakan pendappat di depan kelas dan mengambil giliran.
Sementara off task meliputi mengobrol di dalam kelas, mengantuk di dalam kelas, bermain handphone, keluar masuk kelas dan kurang memperhatikan proses
pembelajaran. 1
Menghitung nilai siswa
Tabel 2 : Penilaian Kegiatan Belajar Siswa On task
No Aspek yang diamati
Jumlah Persentase
1
Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
2
Siswa memperhatikan penjelasan guru
3
Siswa menanggapi pembahasan pelajaran
4
Siswa mencatat hal-hal penting
5
Siswa mengerjakan tugas dengan baik
6
Siswa bertanya kepada guru
7
Siswa membawa buku paket
8
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
9
Siswa aktif berkerja sama dalam proses pembelajaran
10
Siswa berani mengemukakan pendapat di depan kelas
11
Siswa mengambil giliran
Off task No
Aspek yang diamati Jumlah
Persentase
1
Siswa mengobrol dalam kelas
2
Siswa banyak yang mengantuk
3
Siswa sibuk bermain Handphone
4
Siswa keluar masuk kelas
5
Siswa kurang memperhatikan proses pembelajaran
Nilai = Σ Skor Perolehan
Σ Skor Maksimal x
N = Nilai hasil pengamatan
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
Tabel 3: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I
Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 4: Analisis Tingkat Kegiatan Belajar Siswa
No Skala Kegiatan Belajar
Siswa Kriteria
Frekuensi Persentase
1 90-100
Sangat Tinggi 2
80-89 Tinggi
3 70-79
Cukup 4
55-64 Kurang
5 0-59
Sangat Kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Data motivasi belajar siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik
Dalam penelitian ini, data motivasi belajar siswa baik keadaan awal sebelum tindakan, maupun data siklus I dan siklus II dianalisis dengan
menggunakan Penilaian Acuan Patokan I PAP I sebagaimana yang digunakan dalam pengukuran prestasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis
data motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: ����� =
Σ Skor Perolehan Σ Skor Maksimal �
N = Nilai hasil pengamatan
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai
1 Tabel motivasi belajar siswa
Untuk mengetahui motivasi belajar sejarah siswa, peneliti membuat skala sikap dalam bentuk pernyataan berjumlah 40 butir. Contoh tabel skala sikap
sebagai berikut:
Tabel 5: Contoh Tabel Angket Motivasi Belajar Siswa No
Pernyataan Pilihan
STS TS
R S
SS
Keterangan: STS
: Sangat Tidak Setuju TS
: Tidak Setuju R
: Ragu-ragu S
: Setuju S
: Sangat Setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Menghitung tingkat motivasi belajar siswa
Adapun cara untuk menentukan tingkat motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I PAP I sebagai berikut:
41
a Menentukan skala motivasi belajar siswa
Tabel 6: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I
Tingkat Motivasi Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
b Tabel tingkat motivasi belajar siswa
Tabel 7: Analisis Motivasi Belajar Sejarah Siswa
No Skala Motivasi
Siswa F Frek. Relatif
Kriteria Rata-rata
1 90-100
Sangat Tinggi 2
80-89 Tinggi
3 70-79
Cukup 4
55-64 Kurang
5 0-59
Sangat Kurang b.
Data prestasi belajar siswa kelas XI IPS Negeri 2 Ngaglik Pada data prestasi belajar siswa, baik kondisi awal sebelum tindakan
maupun siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I PAP I. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data
prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Nilai =
Σ Skor Perolehan Σ Skor Maksimal x
41
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm. 236.
N = Nilai hasil penilaian
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai
1 Menghitung tingkat prestasi belajar siswa
Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa baik pada kondisi awal maupun pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan Penilaian Acuan
Patokan I PAP I dengan KKM 75. Berikut cara untuk menentukan tingkat prestasi belajar siswa:
a Menentukan skala prestasi belajar siswa
Tabel 8: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I
Tingkat Penguasaan Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
b Tabel tingkat prestasi belajar siswa
Tabel 9: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Skala Prestasi Siswa
F Frek. Relatif Kriteria
Rata-rata 1
90-100 Sangat Tinggi
2 80-89
Tinggi 3
70-79 Cukup
4 55-64
Kurang 5
0-59 Sangat Kurang
2 Menghitung persentase
Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat melalui persentase siswa yang mencapai KKM berdasarkan ketentuan dan tidak mencapai
KKM. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM
N = Jumlah siswa mencapai KKM
Jumlah siswa keseluruhan x b
Menghitung persentase jumlah siswa tidak mencapai KKM N =
Jumlah siswa tidak mencapai KKM Jumlah siswa keseluruhan
x
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif meruakan analisis yang dilakukan secara deskriktif yaitu untuk menjelaskan dan memaparkan data tentang suatu gejala yang diamati.
Dalam penelitia ini akan dideskripsikan data tentang: a.
Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung.
b. Kegiatan siklus I dan siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan tingkat keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division STAD pada pelajaran sejarah.
3. Analisis Komparatif
Pada penelitian ini, analisis komparatif yaitu membandingkan hasil pengamatan kegiatan belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa antara pra
tindakan dengan pada saat tindakan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD. Analisis komparatif ini bertujuan untuk
membandingkan peningkatan kegiatan belajar, motivasi belajar, dan prestasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD.
a. Tabel analisis komparatif kegiatan belajar siswa
Tabel 10: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa On task
No Aspek yang diamati
Kegiatan Selisih
Keterangan PP Skl I J
N T
Te
1
Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
2
Siswa memperhatikan penjelasan guru
3
Siswa menanggapi pembahasan pelajaran
4
Siswa mencatat hal-hal penting
5
Siswa mengerjakan tugas dengan baik
6
Siswa bertanya kepada guru
7
Siswa membawa buku paket
8
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
9
Siswa aktif berkerja sama dalam proses pembelajaran
10
Siswa berani mengemukakan pendapat di depan kelas
11
Siswa mengambil giliran
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa Off task No
Aspek yang diamati Kegiatan
Selisih Keterangan PP
Skl I J
N T
Te
1
Siswa mengobrol dalam kelas
2
Siswa banyak yang mengantuk
3
Siswa sibuk bermain Handphone
4
Siswa keluar masuk kelas
5
Siswa kurang memperhatikan proses pembelajaran
b. Tabel analisis komparatif motivasi belajar siswa
Tabel 11: Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa No
Nama Siswa
Motivasi Selisih
Keterangan PP
Skl I J
N T
Te
1 2
3 4
5
c.
Tabel analisis komparatif prestasi belajar siswa Tabel 12: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa
No. Nama
Pra Siklus Siklus I
Siklus II Nilai
Tuntas Tidak
Tuntas Nilai
Tuntas Tidak
Tuntas Nilai
Tuntas Tidak
Tuntas
1 A H K
2 A D
3 A I
4 A S P
5 C H B
K. Prosedur Penelitian
Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan planning, pelaksanaan acting,
pengamatan observasi, dan refleksi reflection. Adapun prosedur pelaksanaanya diuraikan sebegai berikut:
1. Pra Siklus
a Permintaan Izin
Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan kelas XI IPS 2 SMA Negeri Ngaglik dan Ketua Jurusan IPS Universitas Sanata Dharma.
b Obeservasi
Observasi dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik dengan jumlah siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum dilakukan
penelitian dan mengatahui model pembelajaran serta media yang digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sebelum peneliti
menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division.
c Menyusun Silabus
Peneliti menyusun silabus untuk kegiatan pembelajaran.
d Menysun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP disusun sebanyak 4 kali dalam dua siklus.
e Mempersiapkan Media Pembelajaran
Media yang akan digunakan peneliti adalah power point, gambar, film dokumenter dan papan tulis.
f Menyiapkan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunaan instrumen yaitu soal test, lembar pengamatan siswa, dan lembar diskusi
2. Rencana Tindakan
PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian dalam 4 tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati observasi dan reflksi. Tahap-
tahap ini diterapkan di setiap siklus, dimana siklus yang dijalankan minimal dua siklus, dan PTK ini masih bisa dilanjutkan ke dalam siklus berikutnya jika
hasilnya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
a Siklus 1
1 Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua instrument yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian, seperti bahan bahan ajar maupun alat peraga yang
dibutuhkan saat melakukan penelitian.
2 Tindakan
Setelah melakukan perencanaan, peneliti malaksanakan tindakan penelitian di kelas. Dalam melaksanakan tindakan ini, pertama peneliti
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyampaikan materi pengantar, guru membagi siswa dalam kelompok, setiap siswa masuk kedalam
kelompoknya masing-masing, guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok, setiap kelompok mendiskusikan pertanyaan yang telah diberikan, guru
memanggil setiap perwakilan kelompok untuk memprentasikan hasil diskusi, guru memberi kesempatan kepada siswa lain memberikan tanggapan, kesimpulan
3 Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap setiap kelompok, mengamati kerjasama kelompok dalam menjawab pertanyaan. Dalam pengamatan ini dibantu
dengan menggunakan instrument observasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Refleksi
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran maka peneliti memberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Setelah dilakukan tes, peneliti mengetahui hasilnya dan hasil dari tes ini peneliti membuat rencana untuk perbaikkan pada siklus kedua dan menganalisis apa saja
yang perlu ditingkatkan pada siklus kedua.
b Siklus 2
Tahap-tahap dalam siklus yang kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap yang dilakukan pada siklus yang pertama. Hanya saja tindakan pada siklus dua ini
ditentukan berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus satu.
1 Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan merupakan renacana tindakan selanjutnya pada siklus kedua.
2 Pelaksanaan
Guru mengimplementasikan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3
Pengamatan
Tim peneliti yaitu guru dan kolaborator, melakukan pengamatan terhadap akitivitas pembelajaran model Student Teams Achievement Division.
4 Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas PTK dalam
melakukan perbaikan mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Berikut tabel indikator keberhasilan motivasi dan prestasi belajar siswa yaitu:
Tabel 13: Indikator keberhasilan Motivasi dan Prestasi Belajar Variabel
Keadaan Awal Siklus I
Siklus II
Motivasi 70,38
75 80
Prestasi 44
75 80
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 2 NGAGLIK pada Kelas XI IPS I pada mata pelajaran sejarah yang dilakukan pada dua siklus penelitian.
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 April dan 14 April 2016 dan siklus II dilaksanakan tanggal 21 April dan 26 April 2016. Sebelum kegiatan penelitian
dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan belajar pada kelas XI IPS I. Kegiatan pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam 08.30-
10.30 WIB. Hasil observasi pra penelitian dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions STAD pada siklus I dan II
akan diuraikan sebagai berikut.
1. Observasi Pra Penelitian
Observasi pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam 08.30-10.30 WIB sesuai dengan jam pelajaran di kelas XI IPS I di SMA NEGERI
2 NGAGLIK. Guru mata pelajaran pada penelitian ini adalah Ibu Siti Aptinah. Observasi pra penelitian dilakukan pada hari selasa. 22 Maret 2016 pada jam
ketiga dan keempat. Jumlah siswa kelas XI IPS I secara keseluruhan berjumlah 32 siswa, 18 siswi dan 14 siswa.
Sebelum pelajaran dimulai beberapa siswa mengeluarkan buku pelajaran sejarah. Pada saat guru masuk kedalam kelas, guru menyapa siswa dengan
menanyakan kabar mereka sebelum pelajaran dimulai. Pada awal pembelajaran mereka memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting. Namun