21 4 Mendorong adanya review kritis siswa dari setiap kegiatan yang telah
dilaksanakan. Guru mendorong siswa mendiskusikan kegiatan yang telah dilakukan untuk menyamakan persepsi. Hal tersebut meminimalisir
pemerolehan konsep yang salah dan membantu menyadarkan keterampilan proses yang dibutuhkan siswa.
5 Menyiapkan teknik yang luwes untuk pengembangan keterampilan proses. Guru harus menggunakan metode yang dirasa mampu meningkatkan
keterampilan proses siswa. Penggunaan alat dan media pembelajaran untuk membantu proses pembelajaran dan dapat melibatkan siswa untuk ikut berperan
secara langsung.
4. Aspek-aspek Keterampilan Proses IPA Dasar
Ada berbagai macam Keterampilan Proses IPA yang dapat dikembangkan dan dilatihkan kepada siswa. Menurut Putra 2013: 56 keterampilan yang dapat
dikembangkan antara lain; a mengamati, b mengklasifikasi, c mengukur, d berkomunikasi, e menjelaskan atau menguraikan, f meramalkan, g
mengumpulkan, mencatat dan menafsirkan data, h mengidentifikasi dan mengontrol variable, i definisi operasional, j membuat hipotesis, k melakukan
percobaan, l membuat dan menggunakan model. Sedangkan menurut Carin Sund 1989: 10 menerangkah bahwa keterampilan Proses IPA untuk anak SD
antara lain ; a mengamati, b mengklasifikasi c mengukur, d hipotesis atau prediksi, e deskripsi, f membuat kesimpulan berdasarkan data, g membuat
pertanyaan lebih dalam tentang alam, h merumuskan masalah, i menerencanakan
22 penelitian termasuk eksperimen, j membawa eksperimen, k membangun prinsip,
hukum, dan teori berdasarkan data. Sementara, Sapriati 2009: 4 menggolongkan keterampilan Proses IPA
menjadi dua golongan yaitu Keterampilan proses IPA dasar dan keterampilan proses IPA terintegrasi. Khusus untuk keterampilan proses dasar meliputi
keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal
hubungan-hubungan angka. Sedangkan keterampilan proses IPA yang terintegrasi mencakup keterampilan memformulasikan hipotesis, menamai variabel, membuat
definisi operasional, melakukan eksperimen, menginterpretasikan data, dan melakukan penyelidikan.
Pendapat Sapriati sejalan dengan Rezba 2006: 4-5 yang menyebutkaan bahwa keterampilan proses tingkat dasar meliputi: observasi, klasifikasi,
komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inferensi. Keterampilan proses terpadu meliputi: menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi
hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara operasional, merencanakan penyelidikan,
dan melakukan eksperimen. Keterampilan proses IPA dasar merupakan keterampilan awal yang harus dimiliki siswa sebagai pondasi dalam
mengembangkan keterampilan proses IPA yang lebih komplek yaitu keterampilan proses IPA terintegrasi. Keterampilan proses IPA terintegrasi merupakan
keterampilan yang menggabungkan beberapa keterampilan dalam satu kegiatan dimana keterampilan proses IPA dasar sebagai pondasinya.
23 Berdasarkan uraian diatas, maka analisis keterampilan proses IPA difokuskan
pada keterampilan proses IPA dasar. Keterampilan proses yang dilatihkan siswa hendaknya disesuaikan dengan kesiapan intelektual siswa Hikmawati, 2012: 47.
Mengingat keterampilan proses IPA dasar merupakan dasar yang harus di kuasai siswa sebelum menguasai keterampilan proses lanjutan. Maka dari itu,
pembelajaran yang dilakukan disusus secara logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa karena keberhasilan siswa dalam belajar IPA
menggunakan pendekatan keterampilan proses merupakan suatu perubahan tingkah laku siswa yang belum paham terhadap permasalahan IPA menjadi tahu
permasalahan yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan Hikmawati, 2012:47. Bundu 2006: 19 menjelaskan bahwa untuk tingkat sekolah dasar difokuskan
pada keterampilan proses IPA dasar. Dalam keterampilan proses IPA dasar yang akan diteliti dibatasi pada keterampilan observasi, komunikasi, prediksi, dan
inferensi. Peneliti tidak meneliti keterampilan mengklasifikasi dan mengukur karena tidak setiap pembelajaran IPA mencakup materi yang dapat digunakan
untuk melatihkan keterampilan tersebut. Berikut ini diuraikan keterampilan proses IPA dasar yang akan dianalisis dalam penelitian ini:
1 Keterampilan Observasi Menurut Abruscato Sapriati, 2009: 4.7 menyatakan bahwa observasi
merupakan kegiatan mencari informasi atau data mengenai benda atau suatu kejadian. Rezba 2006: 30 menjelaskan bahwa observasi adalah deskripsi sebuah
sifat dan karakteristik objek dengan menggunakan panca indera antara lain pembau, perasa, penglihatan, pendengaran, dan peraba. Hal tersebut sejalan dengan Bundu
24 2006: 25 yang menjelaskan bahwa keterampilan observasi adalah kemampuan
dalam menggunakan indera untuk memperoleh data atau informasi. Adapun ciri-ciri yang dapat dikenali pada saat siswa melakukan pengamatan
antara lain; a menggunakan indera-indera tidak hanya penglihatan; b pengorganisasian objek-objek menurut suatu sifat tertentu; c pengidentifikasian
banyak sifat; d melakukan pengamatan kuantitatif; e melakukan pengamatan kualitatif Trianto, 2010: 144-145.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan observasi merupakan kegiatan untuk menemukan informasi dengan menggunakan
panca indera. Sehingga dengan menggunakan panca indera dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dari suatu objek yang diamati, karena indera yang
digunakan untuk mengamati akan berkolaborasi untuk menemuka data. Data dapat diperoleh dengan pengorganisasian objek-objek menurut suatu sifat tertentu,
pengidentifikasian banyak sifat, melakukan pengamatan kuantitatif dan melakukan pengamatan kualitatif.
2 Keterampilan Komunikasi Mengkomunikasikan adalah kegiatan mendeskripsikan apa yang orang amati
tentang objek, subtansi, atau peristiwa secara efektif. Komunikasi yang baik pada dasarnya ialah aktivitas memberi dan menerima informasi. Komunikasi dapat
dilakukan dengan menggunakan grafik, diagram, peta, simbol, chart dan rubrik Rezba, 2006: 49-50. Sementara Bundu 2006: 26 menjelaskan keterampilan
mengkomunikasikan adalah kemampuan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau pengetahuan yang dimiliki baik secara lisan maupun tulisan berupa laporan,
25 grafik, gambar, diagram atau tabel yang dapat disampaikan kepada orang lain.
Komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah bersama karena semua orang perlu menyampaikan ide dan gagasanya untuk menyamakan persepsi. Contoh
kegiatan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan, suatu masalah, membuat laporan, membaca peta dan kegiatan lain yang sejenis Dimyati Mudjiono, 2006:
143. Adapun ciri-ciri aktifitas yang dilakukan siswa dalam mengkomunikasikan menurut Hadiat Bundu, 2006: 31 antara lain, a membaca grafik, tabel, atau
diagram; b menjelaskan hasil percobaan; c mendiskusikan hasil percobaan; d menyampaikan laporan secara sistematis.
Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengkomunikasikan merupakan kemampuan dalam menyampaikan hasil
pengamatan, diskusi, maupun pengetahuan dengan lisan maupun tertulis dapat berupa grafik, gambar, diagram, peta, simbol, rubrik, tabel, atau laporan untuk
memecahkan masalah sehingga tercipta persepsi yang sama. Melalui kegiatan mengkomunikasikan, anak dapat memberikan dan memperoleh informasi tentang
suatu hal atau kegiata yang sudah dilakukan. 3 Keterampilan Prediksi
Memprediksi adalah sebuah ramalan tentang apa yang kemungkinan akan terjadi dalam pengamatan masa depan Rezba, 2006: 134. Keterampilan
memprediksi menurut Esler dan Esler Sapriati, 2009: 4.49 meyatakan bahwa keterampilan dalam memperkirakan suatu kejadian yang akan terjadi di masa depan
berdasarkan kejadian-kejadian yang terjadi di masa sekarang. Hal tersebut ditegaskan dengan pernyataan Sapriati 2009; 4.49 bahwa memprediksi
26 merupakan dugaan suatu kejadian di masa yang akan datang berdasarkan kejadian
yang sudah terjadi. Keteraturan dalam lingkungan menjadikan acuan untuk mengenal pola-pola dan untuk memprediksi terhadap pola apa yang mungkin dapat
diamati dikemudian hari Dimyati dan Mudjiono, 2006: 144. Adapun ciri-ciri aktivitas siswa dalam memprediksi menurut Hadiat Bundu, 2006: 63 yaitu, a
menggunakan pola; b menghubungkan pola-pola yang ada; c memperkirakan peristiwa yang terjadi.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan memprediksi merupakan kemampuan dalam memperkirakan suatu peristiwa yang
akan terjadi berdasarkan kejadian-kejadian yang sudah terjadi sebelumnya, sehingga terbentuk pola yang memungkinkan untuk memprediksi kejadian masa
yang akan datang. 4 Keterampilan Inferensi
Menurut Abruscato Sapriati, 2009: 4.44, menginferensi menduga menyimpulkan secara sementara adalah kemampuan dalam membuat kesimpulan
menggunakan logika dari observasi yang dilakukan. Sejalan dengan Bundu 2006: 28 menjelaskan bahwa menginferensi adalah penarikan kesimpulan dan penjelasan
dari hasil pengamatan dalam membangun dugaan dari pengamatan dapat menggunakan informasi yang sudah diketahui pada pengamatan masa lalu dan
informasi baru yang secara langsung diterima melalui pengamatan Rezba, 2006: 112. Adapun perilaku siswa yang dapat dilakukan pada saat penginferensian yaitu,
a mengaitkan pengamatan dengan pengalaman atau pengetahuan terdahulu; b mengajukan penjelasan-penjelasan dalam pengamatan Trianto, 2010: 145.
27 Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menginferensi adalah kemampuan dalam membuat kesimpulan sementara berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dan dapat melibatkan informasi yang
telah diperoleh pada pengalaman terdahulu.
5. Indikator Keterampilan Proses IPA Dasar