Karakteristik Siswa SD Kelas IV Hasil Penelitian yang Relevan

32 Pembelajaran tematik-terpadu difokuskan pada tema tertentu. Pembelajaran tidak akan terlihat dalam mata pelajaran tersendiri melaikan satu pokok bahasan yang terkandung dalam sebuah tema sehingga pemisah antar mata pelajaran tidak akan terlihat. 4 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik-terpadu menggabungkan beberapa mata pelajaran yang saling terkait ke dalam tema tertentu untuk disajikan dalan satu pembelajaran. 5 Bersifat fleksibel. Materi dalam pembelajaran tematik-terpadu dapat dikaitkan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain dan dapat dikaitkan dengan kehidupan siswa sehari-hari. 6 Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Siswa pada usia sekolah dasar masih identik dengan kegiatan bermain, oleh karena itu agar siswa mampu memahami konsep pembelajaran dengan mudah hendaknya pembelajaran tematik-terpadu dilaksanakan dengan kegiatan permainan atau teknik lain sehingga pembelajaran yang tercipta menarik dan mampu menumbuhkan minat siswa dalam belajar.

D. Karakteristik Siswa SD Kelas IV

Masa kanak- kanak akhir berada pada usia 7- 12 tahun. Dilihat dari usianya, usia 7- 12 tahun merupakan usia siswa sd. Usia siswa kelas 4 SD merupakan anak yang perkembanganya termasuk pada masa kanak- kanak akhir. Dalam perkembangan kognitifnya, masa kanak- kanak akhir berada pada tahap operasional konkret dalam berfikir. Piaget Izzaty, 2013: 104 menjelaskan bahwa masa kanak- 33 kanak akhir tergolong pada masa operasi konkret dimana siswa akan berpikir logis terhadap obyek konkret. Meskipun sudah mampu dalam berpikir logis, tetapi cara berfikir siswa masih berorientasi pada situasi sekarang. Siswa dapat berfikir operasi formal jika sudah menginjak usia remaja. Fase operasional konkret menunjukkan adanya sikap keingintahuannya yang cukup tinggi. Untuk mengenali lingkungannya terlebih kaitannya dengan tujuan pendidikan IPA, siswa sekolah dasar harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bersikap terhadap alam, sehingga dapat mengetahui rahasia dan gejala-gejala alam Susanto, 2013: 170.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneitian Nina Rahayu 2014 tentang Implementasi Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPA di Kelas IV C SD Muhammadiyah Condongcatur Sleman memaparkan profil penerapan pembelajaran dalam melatihkan keterampilan proses pada pembelajaran IPA. Perencanaan pembelajaran dalam melatihkan keterampilan proses pada pembelajaran IPA, guru memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan keterampilan proses berupa mengamati, mengkomunikasikan dan menyimpulkan, menyiapkan teknik yang luwes dalam proses pembelajaran, memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil maupun kelas, dan mengadakan review bersama siswa dari kegiatan yang dilakukan. Untuk pelaksanaan pembelajaran dalam melatihkan keterampilan proses pembelajaran IPA, guru memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan keterampilan proses berupa mengamati, mengkomunikasikan, menyimpulkan, mengklasifikasi dan 34 memprediksi, guru menggunakan teknik yang luwes dalam proses pembelajaran, dan memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil maupun kelas. Keterampilan proses yang ditunjukkan siswa dari urutan yang baik berupa mengamati, mengkomunikasikan, menyimpulkan, mengklasifikasi dan memprediksi. Untuk keterampilan yang sering ditunjukan siswa berupa keterampilan mengamati dan mengkomunikasikan. Adapun faktor yang mendukung penerapan keterampilan proses pada pembelajaran IPA yaitu, guru mempunyai pemahaman yang baik tentang keterampilan proses, siswa yang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan kurikulum yang mengacu pada pengembangan keterampilan proses. Untuk faktor penghambat yaitu, kurangnya kemampuan guru dalam mengorganisir kegiatan terutama kegiatan percobaan, sifat siswa yang berbeda seperti siswa yang kurang aktif atau terlalu aktif, dan ketersediaan sarana dan prasarana untuk praktek yang belum mencukupi.

F. Kerangka Pikir