Aturan Adat Sistem Musyawarah Menurut Pranata

4225 Masyarakat Dalihan na Tolu selalu mengedepankan prinsip musyawarah, persaudaraan, persahabatan dan kerukunan dalam segala bidang kehidupan. Kentalnya rasa kekeluargaan dan persaudaraan yang terdapat dalam masyarakat Dalihan na Tolu menjadikan salah satu faktor terciptanya persaudaraan dan keakraban, termasuk dalam setiap pelaksanaan acara adat, hari-hari besar Islam dan juga acara yang bersifat kenegaraan, seperti pemilihan kepala daerah. Pasalnya, kalaulah terjadi perselihan di antara dua orang atau lebih, sekalipun berbeda kampung, berbeda dukungan, berbeda partai dan lainnya, biasanya akan cepat terselesaikan disebabkan oleh adanya hubungan kekeluargaan di antara mereka menurut konsep Dalihan na Tolu . Bagaimana mungkin bisa terjadi permusuhan kalau lawan perselisihannya adalah kahanggi nya , anak boru nya atau mora nya. Mora tidak akan mungkin tega memusuhi apalagi mencelakakan anak boru nya. Sebab, ia adalah bagian dari keluarga menantunya. Adapun yang menjadi alat peredam sengketa dalam masyarakat adat Dalihan na Tolu adalah: a Agama, b marga , c Tutur , d Perkawinan. Masyarakat adat Dalihan na Tolu memiliki prinsip hidup berikut: a Marsihaholongan saling mengasihi, b Marsipagodakkon saling membesarkansaling mengangkat, c Marsihapadean saling berbuat baik antara satu dengan lainnya, d Marsibegean saling mendengarkan, Marsilehenan saling memberi, e Marsipagabean saling membahagiakan, Marsipangiboan saling memberi belas kasihan, f Marsitolongan saling menolong, Marsilehenan saling memberi, g Marsihargaan saling menghargai, h Marsipaingotan saling mengingatkan. Penyelesaian sengketa perkawinan melalui adat Dalihan na Tolu ini, justru lebih diminati oleh sejak jaman dahulu hingga sekarang. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal berikut: a. Lebih membawa keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum; b. Pelaksanaan hasil putusannya diawasi oleh seluruh masysarakat secara bersamaan; c. Mengikuti tradisi dan kebiasaan nenek moyang yang selalu menyelesaiakan sengketa perkawinan melalui tutur .

B. Aturan Adat

Dalihan na Tolu tentang Larangan Praktek Prostitusi Dalam masyarakat adat Dalihan na Tolu mengandung aturan tentang tatakrama, sopan-santun dalam bersikap, bertinak dan berbicara. Setiap kelompok masyarakat adat yang tergabung dalam adat Dalihan na Tolu mengerti akan hak dan keawajiban masing-masing, orang tidak akan mungkin bisa sembarangan berbicara, apalagi bertindak sembrono di hadapan orang lain. Karena masing-masing mengerti tentang hubungan kekerabatan dan keturunan mereka satu dengan lainnya. Orang yang tergabung dalam masyarakat adat Dalihan na Tolu dianggap sebagai satu lingkup keluarga dekat yang diikat oleh pertalian darah dan perkawinan, walaupun mereka berbeda agama dan suku. Semua orang yang tergabung dalam masyarakat adat Dalihan na Tolu dianggap sebagai saudara yang tidak boleh dihina, diganggu, apalagi dimusuhi, melainkan harus dijaga dan dijunjung tinggi martabat dan kehormatannya. Tindakan amoral akan sulit terjadi di kalangan masyarakat adat Dalihan na Tolu dikarenakan adanya hubungan kekeluargaan di antara mereka menurut konsep Dalihan na Tolu . Bagaimana mungkin bisa terjadi tindakan amoral di kalangan masyarakat adat Dalihan na Tolu , karena mereka memiliki hubungan 4226 kekeluargaan antara satu dengan lainnya. Mora tidak akan mungkin tega melakukan tindakan amoral apalagi mencelakakan anak boru nya, sebab ia adalah bagian dari keluarga menantunya. Menjaga diri dari perbuatan yang dapat menodai kehormatan keluarga, seperti perzinaan, pelecehan seksual, perselingkuhan merupakan sesuatu kewajiban yang harus dihindari oleh semua pihak dalam masyarakat adat. Adapun aturan adat Dalihan na Tolu tentang pencegahan tindak prostitusi adalah telah terdapat pada Surat Tumbaga Holing sebagai sumber hukum masyarakat adat Dalihan na Tolu sekalipun bentuknya tidak terkodifikasi, namun keberadaannya diakui, dihormati, dipatuhi dan diamalkan oleh masyarakat secara turun-temurun. Beberapa aturan pencegahan tindak prostitusi ini telah tertuang secara tersirat dalam:

1. Pranata