Latar Belakang KULTURA VOL. 15 No.1 Juni 2014

4189 PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA DINAS PERTANIAN SUMATERA UTARA Tukimin, SE, M.MA 1 Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja pada Dinas Pertanian Sumatera Utara. Manfaat penelitian adalah menambah pengetahuan penulis di bidang manajemen sumber daya manusia mengenai pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai Dinas Pertanian Sumatera Utara tahun 2011 sebanyak 140 orang. Sampel penelitian diambil 96 orang. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui observasi langsung dan kuesioner. Untuk menguji hipotesis digunakan uji z. Dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linear sederhana yang diperoleh adalah Y = 5,706 - 0,826X. Artinya, stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Dinas Pertanian Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresinya yang bertanda negatif. Nilai koefisien determinan R sebesar 0,663. Artinya, stres kerja mempunyai hubungan yang cukupkuat terhadap kepuasan kerja pada Dinas Pertanian Sumatera Utara. Nilai koefisien determinan R Square sebesar 0,440. Artinya, streskerja dapat dijelaskan oleh kepuasan kerja sebesar 44, sedangkan 56 lagi dijelaskan oleh faktor lain. Dari hasil uji z, disimpulkan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada Dinas Pertanian Sumatera Utara, dapat diterima pada tingkat signifikansi 5 persen. Kata kunci : stres kerja , kepuasan kerja dan pegawai

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pegawai merupakan salah satu sumber daya terpenting yang perlu dikelola secara efisien dan efektif oleh organisasi. Dalam pengelolaan sumber daya manusia, pimpinan suatu organisasi perlu memperhatikan tingkat stres pegawai, hal ini sebagai salah satu unsur yang mempengaruhi kerja kerja. Pegawai yang tidak memperoleh pekerjaan sesuai keinginannya tidak akan mencapai kepuasan kerja dan pada gilirannya menjadi frustasi dan stres. Stres yang terlalu berat akan mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Pegawai yang mengalami stres mudah marah dan tidak relaks atau menunjukkan sikap yang tidak mau bekerja sama. Robbins dalam Suhanto 2009, mendefinisikan stres sebagai kondisi yang dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan demands yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang dihasilkannya dipersepsikan sebagai tidak pasti, tetapi penting. Penyebab timbulnya stres kerja adalah beban kerja yang berlebihan, desakan waktu penyelesaian pekerjaan, umpan balik dari pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai harapan pegawai, konflik antar pribadi dan antar kelompok, perbedaan antara nilai-nilai organisasi dan pegawai, perubahan teknologi yang sulit dipahami oleh pegawai, masalah finansial dan masalah keluarga. Untuk mengatasi stres kerja, atasan perlu mengadakan konseling, mengikutsertakan pegawai dalam pengambilan keputusan dan mengadakan komunikasi terbuka antara pihak manajemen organisasi dengan pegawai. Menurut Schuler dan Jackson dalam Suhanto 2009, mengemukakan empat ―S penyebab umum stres bagi banyak pekerja adalah supervisor atasan, salary gaji, security keamanan dan safety keselamatan. 1 Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan 4190 Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan penyebab utama stres. Gaji dapat menjadi penyebab stres bila dianggap tidak diberikan secara adil. Para pekerja juga dapat mengalami stres ketika merasa tidak pasti dalam hubungan dengan keamanan kerja. Bagi banyak pekerja, rendahnya keamanan kerja dapat menimbulkan stres. Ketakutan akan kecelakaan di tempat kerja dan cedera-cedera serta ancaman kematian juga dapat menimbulkan stres bagi banyak pekerja. Kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya. Gejala yang timbul akibat ketidakpuasan kerja pegawai dapat berupa keluhan, prestasi kerja rendah, kualitas pekerjaan yang diselesaikan kurang baik dan rendahnya disiplin kerja pegawai. Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Kepuasan kerja individu bukan hanya timbul dari sekedar melakukan pekerjaan, tetapi juga dengan aspek lain seperti interaksi dengan rekan sekerja dan atasan, aturan-aturan, lingkungan kerja, balas jasa, dan promosi jabatan. Kepuasan atau ketidakpuasan seseorang dengan pekerjaan merupakan keadaan yang sifatnya subjektif, yang merupakan suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan harapannya. Dinas Pertanian Sumatera Utara merupakan salah satu instansi pemerintah yang berfungsi untuk merencanakan dan mengendalikan pertanian di Sumatera Utara. Kepala Dinas Pertanian Sumatera Utara selalu berusaha mengatasi stres kerja dengan mengadakan acara rekreasi dan makan bersama, menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi pegawai dengan baik. Selain itu, kepala dinas melibatkan bawahan dalam mengambil berbagai keputusan.

1.2. Tujuan Penelitian