Korelasi antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Tingkat Adopsi Petani Sampel

4325 itu, untuk meningkatkan pengalaman petani yang akhirnya mendorongnya untuk menerapkan sistem dua jalur, peragaan atau demonstrasi di lapangan perlu dilakukan. Tingkat adopsi sistem dua jalur pada usahatani pisang barangan diterima. Hal ini disebabkan dengan lahan yang luas, petani sampel tertarik untuk menerapkan sistem dua jalur dengan tujuan dapat menambah pendapatan keluarga petani.

5. Korelasi antara Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Tingkat Adopsi Petani Sampel

Penelitian ini diduga bahwa jumlah tanggungan keluarga petani memiliki hubungan dengan tingkat adopsi sistem dua jalur pada usahatani pisang barangan. Hal ini berarti semakin banyak jumlah tanggungan maka akan semakin tinggi adopsi sistem dua jalur yang dilakukan petani tersebut. Dugaan ini didasari pada asumsi bahwa semakin banyak jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak kegiatan terutama dalam upaya mencrai dan menambah pendapatan keluarga. Korelasi antara faktor tanggungan dengan tingkat adopsi teknologi memperlihatkan hasil sebagai berikut : Tabel 6 Korelasi antara Luas Lahan dan Tingkat Adopsi Petani Sampel Variabel Range Rataan Tanggungan 1-8 3.0 Tingkat Adopsi 13-33 23.37 t-tabel 0.463 t-hitung 0.798 Sig. 2-tailed 0.528 Sigα 0.05 Sumber : Data pnmer diolah Hubungan jumlah tanggungan dilihat dengan tingkat adopsi sistem dua jalur,maka diuji dengan memggunakan Korelasi Rank Spearman. Dari hasil analisis pada Tabel 6 memperlihatkan bahwa t-hitung jumlah tanggungan =0.798 dan sig-p =0.000. Jika dibandingkan t-tabel =0.463 yang diperoleh dari daftar nilai kritis korelasi dan sig- α =0.01 terbukti bahwa t-hitung 0.798 t-tabel 0.463 dann sig-p 0.000 sig-α 0.01. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan penerimaan hipotesis korelasi yakni Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada korelasi antara jumlah tanggungan dengan tingkat adopsi sistem dua jalur. Dalam hal ini, faktor jumlah tanggungan berkorelasi signifikan dengan tingkat adopsi sistem dua jalur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara jumlah tanggungan dengan tingkat adopsi sistem dua jalur pada usahatani pisang barangan diterima. Faktor-faktor sosial ekonomi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga berkorelasi secara signifikan dengan tingkat adopsi sistem dua jalur. Hal ini disebabkan karena jumlah tanggungan keluarga tidak ikut serta digunakan dalam tenaga kerja dalam keluarga, anak dalam keluarga masih sebagian besar usia sekolah, jadi tidak terlibat dalam usahatani. Sehingga sebagian besar kegiatan usaha tani hanya dikerjakan oleh para orang tua dan tenaga kerja dari luar keluarga. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Faktor sosial ekonomi seperti umur, pengalaman bertani, tingkat pendidikan, luas lahan dan jumlah tanggungan berkorelasi secara signifikan dengan tingkat adopsi sistem dua jalur pada budidaya pisang barangan. 4326 Saran 1. Peningkatan produksi usahatani pisang barangan dapat dilakukan dengan penerapan sistem dua jalur dianjurkan oleh usaid-amarta secara tepat dan sesuai, karena akan meningkatkan produktivitas tanaman pisang barangan, kualitas buah dan meningkatkan pendapatan. 2. Petani supaya berusaha mencari penyedian modal, sarana dan prasarana produksi pertanian yang dibutuhkan dan peningkatan harga pisang barangan. Daftar Pustaka Anonimous, 2005. Berkebun Pisang Secara Intensif. Trubus, Jakarta. Astuti S., 1989. Manfaat Buah Pisang. Sinar Tani, Bandung. Bps, 2008. Sumatera Utara Dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistika Propinsi Sumatera Utara, Medan. Cahyono B., 1995. Budidaya Pisang dan Analisis Usahatani. Kanisius, Yogjakarta Dinas Pertanian, 2008. Teknologi Penanaman Pisang Barangan Sistem Dua Jalur Double Row. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Medan. Kartasapoetra, G., 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara, Jakarta. Siegel S., 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suhardiman, 1997. Budidaya Pisang Barangan Cavendish. Kanisius, Yogjakarrta. Sulusi Prabawati, Suyanti, dan ASB Dondy, 2008. Teknologi Pascapanen dan Pengolahan Buah Pisang. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor. Sumartono, 1981. Pisang. Bumi Restu, Jakarta. Sunarjono, H., 2004. Budidaya Pisang dengan Bibit kultur Jaringan. Penebar Swadaya, Jakarta. 4327 EFEKTIVITAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PADA SEKTOR USAHA MIKRO DI MEDAN Rukmini,SE,Msi 15 Sri Murniyanti , SS,MM 16 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1 Sistem penyaluran kredit yang diterapkan Koperasi Simpan Pinjam kepada Usaha Mikro 2 Menganalisis Kesejahteraan anggota sektor Usaha Mikro dari penyaluran kredit yang diberikan Koperasi Simpan Pinjam pada sektor Usaha Mikro. 3 Mengetahui seberapa besar efektifitas Koperasi Simpan Simpan Pinjam terhadap Kesejahteraan Usaha Mikro. Penelitian dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam yang ada di Medan . Variabel independen dalam penelitian adalah efektivitas koperasi dan variabel dependennya adalah kesejahteraan . Metode analisis yang dipergunakan adalah ; Analisis Deskriftif dan Kuantitatif dengan menggunakan methode korelasi sederhana. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peran Koperasi Simpan Simpan Pinjam KSP sangat efektif dalam meningkatkan Kesejahteraan Usaha Mikro Kata Kunci :Efektivttas, Kredit , Kesejahteraan Usaha Mikro

1. Pendahuluan