4371
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI ACEH
Elisa Khairani, SE, MSM
21
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kedisiplinan kerja pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Aceh.. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai Dinas
Pertanian Provinsi Aceh tahun 2011 sebanyak 102 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 80 orang. Data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui kuesioner dan teknik dokumentansi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis faktor. Dari hasil penelitian diperoleh angka KMO Measure of Sampling Adeguacy MSA sebesar 0,874 berada di atas 0,50, dengan signifikansi 0,000, maka variabel layak untuk
dianalisis lebih lanjut. Scree plot menampakkan grafik, di mana dari faktor 1 ke faktor 2 garis sumber component number = 1 ke 2, arah garis menurun dengan cukup tajam. Kemudian dari angka 2 sampai
angka 3, garis masih menurun dengan slope yang semakin kecil. Faktor keempat sudah berada di bawah angka dari sumbu Y eigenvalues. Hal ini menunjukkan bahwa tiga faktor paling bagus untuk meringkas
keenam belas faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Aceh. Faktor yang dominan mempengaruhi kedisiplinan kerja pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Aceh
dengan nilai korelasi lebih besar dari 0,80 terdiri dari: ketegasan 0,833, waskat 0,811, sanksi hukuman 0,805. Dari ketiga variabel tersebut yang paling dominan adalah faktor ketegasan. Saran yang diberikan
kepada Dinas Pertanian Provinsi Aceh sebagai bahan pertimbangan adalah untuk meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai, maka sebaiknya atasan lebih tegas dalam memberikan sanksi bagi pegawai
yang tidak mentaati peraturan dan ketentuan yang ditetapkan. Selain itu, atasan juga perlu meningkatkan pengawasan melekat terhadap daftar kehadiran pegawai, dimana jika terdapat pegawai yang sering absen
dan pulang sebelum waktunya, maka perlu diberikan teguran.
Kata kunci :
kedisiplinan
dan
pegawai
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Organisasi hanya dapat berhasil mencapai tujuannya, jika pegawai
yang terlibat dalam aktivitasnya memiliki disiplin yang tinggi. Disiplin kerja pegawai menunjukkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang
berlaku. Penerapan disiplin itu dalam kehidupan organisasi ditujukan agar semua pegawai yang ada dalam organisasi bersedia dengan sukarela mematuhi dan menaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku
dalam organisasi tanpa paksaan. Apabila setiap orang dalam organisasi dapat mengendalikan diri dan mematuhi norma-norma yang berlaku, maka hal ini dapat menjadi modal utama yang menentukan dalam
pencapaian tujuan organisasi. Mematuhi peraturan berarti memberi dukungan positif terhadap organisasi dalam melaksanakan program-proram yang telah ditetapkan, sehingga akan lebih memudahkan tercapainya
tujuan organisasi. Disiplin kerja diukur dari daftar kehadiran pegawai. Pegawai yang kurang disiplin sering absen,
datang terlambat atau pulang sebelum waktunya. Pimpinan mengevaluasi disiplin pegawai dengan membandingkan antara standar waktu kerja dengan waktu kehadiran aktual. Disiplin pegawai dapat dinilai
21
Dosen Universitas Gajah Putih, Takengon
4372 dari kesungguhan seseorang bekerja yang diukur dari tingkat kehadiran pegawai. Pegawai yang kurang
sungguh-sungguh, sulit mencapai standar kerja yang ditetapkan organisasi.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi kedisplinan pada Dinas Pertanian Provinsi Aceh.
1.3. Metode Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh pegawai Dinas Pertanian Provinsi Aceh tahun 2011 sebanyak 102 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 80 orang. Data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui kuesioner
dan teknik dokumentansi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis faktor.
2. Uraian Teoritis 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh faktor sumber daya manusia atau tenaga kerja yang ikut terlibat dalam kegiatan operasionalnya. Faktor sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor terpenting yang harus dikelola dan diarahkan dengan baik dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Menurut Saydam 2005: 1, ―manajemen sumber daya manusia adalah mekanisme kehidupan sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan, mulai dari perencanaan, pengadaan, penempatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemberian imbalan, sampai pemberhentian atau memasuki masa purna tugas‖.
Mathis dan Jackson 2002: 4, menyatakan ―manajemen sumber daya manusia adalah berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat
seseorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi‖. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan
suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan proses seleksi, pemeliharaan dan pendayagunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu, maupun tujuan organisasi. Sumber daya manusia sangat berperan sesuai
perkembangan teknologi industri karena teknologi secanggih apapun, tidak dapat berjalan jika tidak diproses oleh manusia. Pengelolaan sumber daya manusia sangat sulit, karena heterogenitasnya, sehingga pembuatan peraturan
maupun pelaksanaannya hendaknya dapat diterima oleh pegawai.
2.2. Pengertian dan Bentuk Disiplin
Kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin organisasi
yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Menurut Mathis dan Jakson 2002: 314, ―disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-
peraturan organisasi‖. Menurut Sutrisno 2009: 90, ―disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan
yang berlaku‖.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa disiplin merupakan sikap seseorang atau kelompok yang senantiasa untuk mengikuti atau memenuhi segala peraturan yang telah ditentukan. Disiplin
4373 menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri pegawai terhadap peraturan dan ketetapan
organisasi. Dengan demikian, bila peraturan atau ketetapan yang ada diabaikan atau sering dilanggar, maka pegawai mempunyai disiplin yang buruk. Sebaliknya, bila pegawai tunduk pada ketetapan perusahaan,
menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik. Dalam arti yang lebih sempit dan lebih banyak dipakai, disiplin berarti tindakan yang diambil oleh atasan untuk mengoreksi perilaku dan sikap yang salah pegawai.
Menurut Siagian 2002: 205, bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana, yaitu: a.
Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan organisasi. b.
Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif pegawai dalam melakukan pekerjaan. c.
Besarnya rasa tanggungjawab pegawai untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. d.
Berkembangnya rasa memiliki dan solidaritas yang tinggi di kalangan pegawai. e.
Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja pegawai. Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa disiplin sebagai suatu kekuatan yang berkembang dalam diri
pegawai yang menyebabkannya untuk menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan, peraturan dan nilai- nilai dari pekerjaan dan perilaku. Dalam arti sempit, biasanya dihubungkan dengan hukuman. Padahal sebenarnya
menghukum seorang pegawai hanya merupakan sebagian dari persoalan kedisiplinan. Menurut Handoko 2000: 208, ada tiga tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu:
1 Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para pegawai agar mengikuti
berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para pegawai. Dengan cara ini para pegawai menjaga disiplin
diri mereka bukan semata-mata mereka karena dipaksa manajemen. 2
Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu
bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Sebagai contoh, tindakan pendisiplinan bisa berupa peringatan atau
skorsing
. Saran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan pegawai yang berbuat salah. Pendekatan negatif yang bersifat
menghukum biasanya mempunyai pengaruh sampingan yang merugikan, seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, kelesuan dan ketakutan pada penyelia.
3 Disiplin progresif yang berarti memberikan hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran
yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebih serius dilaksanakan. Disiplin progresif juga memungkinkan
manajemen untuk membantu pegawai memperbaiki kesalahan. Sistem disiplin progresif adalah: 1.
Teguran secara lisan oleh penyelia. 2.
Teguran tertulis, dengan catatan dalam file personalia. 3.
Skorsing dari pekerjaan satu pekerjaan sampai tiga hari. 4.
Skorsing satu minggu atau lebih lama. 5.
Diturunkan pangkatnya demosi. 6.
Dipecat.
4374 Urutan tindakan pendisiplinan tersebut disusun atas dasar tingkat berat atau kerasnya hukuman. Untuk
pelanggaran serius tertentu, seperti berkelahi dalam organisasi atau mencuri, biasanya dikecualikan dari disiplin progresif. Seorang pegawai yang melakukan pelanggaran itu bisa langsung dipecat. Kedisiplinan suatu organisasi
dikatakan baik, jika sebagian besar pegawai menaati peraturan-peraturan yang ada. Hukuman diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik pegawai supaya menaati semua peraturan organisasi. Pemberian
hukuman harus adil dan tegas terhadap semua pegawai. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi karena tanpa disiplin yang baik sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2.3. Pelaksanaan Disiplin Kerja