Tujuan Penelitian Pengertian dan Penyebab Stres

4190 Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan penyebab utama stres. Gaji dapat menjadi penyebab stres bila dianggap tidak diberikan secara adil. Para pekerja juga dapat mengalami stres ketika merasa tidak pasti dalam hubungan dengan keamanan kerja. Bagi banyak pekerja, rendahnya keamanan kerja dapat menimbulkan stres. Ketakutan akan kecelakaan di tempat kerja dan cedera-cedera serta ancaman kematian juga dapat menimbulkan stres bagi banyak pekerja. Kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya. Gejala yang timbul akibat ketidakpuasan kerja pegawai dapat berupa keluhan, prestasi kerja rendah, kualitas pekerjaan yang diselesaikan kurang baik dan rendahnya disiplin kerja pegawai. Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Kepuasan kerja individu bukan hanya timbul dari sekedar melakukan pekerjaan, tetapi juga dengan aspek lain seperti interaksi dengan rekan sekerja dan atasan, aturan-aturan, lingkungan kerja, balas jasa, dan promosi jabatan. Kepuasan atau ketidakpuasan seseorang dengan pekerjaan merupakan keadaan yang sifatnya subjektif, yang merupakan suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan harapannya. Dinas Pertanian Sumatera Utara merupakan salah satu instansi pemerintah yang berfungsi untuk merencanakan dan mengendalikan pertanian di Sumatera Utara. Kepala Dinas Pertanian Sumatera Utara selalu berusaha mengatasi stres kerja dengan mengadakan acara rekreasi dan makan bersama, menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi pegawai dengan baik. Selain itu, kepala dinas melibatkan bawahan dalam mengambil berbagai keputusan.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja pada Dinas Pertanian Sumatera Utara.

1.3. Metode Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh pegawai Dinas Pertanian Sumatera Utara tahun 2011 sebanyak 140 orang. Sampel penelitian diambil 96 orang. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui observasi langsung dan kuesioner. Untuk menguji hipotesis digunakan uji z. 2. Uraian Teoritis 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh faktor sumber daya manusia yang ikut terlibat dalam kegiatan operasionalnya. Faktor sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting yang harus dikelola dan diarahkan dengan baik dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Mathis dan Jackson 2002:4, menyatakan ―manajemen sumber daya manusia adalah berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang u ntuk mewujudkan sasaran suatu organisasi‖. Menurut Hasibuan 2003:4, ‖manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peran tenaga kerja agar efektif dan efisien untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, pegawai dan masyarakat. 4191 Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan proses seleksi, pendayagunaan, pemeliharaan dan pendayagunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu, maupun tujuan organisasi. Sumber daya manusia sangat berperan sesuai perkembangan teknologi industri karena teknologi secanggih apapun, tidak dapat berjalan jika tidak diproses oleh manusia. Pengelolaan sumber daya manusia sangat sulit, karena heterogenitasnya, sehingga pembuatan peraturan maupun pelaksanaannya hendaknya diterima oleh pegawai.

2.2. Pengertian dan Penyebab Stres

Perusahaan bisa mendorong atau menghambat pembelajaran, banyak karakteristik perusahaan lain yang berinteraksi dengan perbediaan individual untuk mempengaruhi perilaku dalam organisasi. Dalam setiap perusahaan, karakteristik ini termasuk sumber stres. Stres merupakan respon psikologis dan respon emosi seseorang yang dapat menciptakan ketidakpastian dan gagalnya kendali diri. Stress menghasilkan beberapa kombinasi dari rasa frustasi dan kegelisahan Menurut Robbins 2003:376, ―stres menunjukkan suatu kondisi dinamika yang di dalamnya seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang diinginkan dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting‖. Sedangkan menurut Daft 2003:34, stres adalah respon psikologis dan respon emosional individu pada stimuli yang menimbulkan kebutuhan fisik dan psikologis pada individ u‖. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa stres merupakan timbul akibat kepuasan kerja tidak berwujud dari pekerjaannya. Respon orang pada stresor bervariasi menurut kepribadian mereka, sumber daya yang tersedia untuk membantu menanggulanginnya, dan konteks di mana stres terjadi. Ketika tingkat stres relatif rendah pada saat menguasai sumber daya, stres dapat menjadi kekuatan positif, menstimulasi perubahan yang diinginkan dan pencapaian hasil. Namun, terlalu banyak stres yang dihubungkan dengan banyak konsekuensi negatif, termasuk gangguan tidur, penyalahgunaan obat dan alkohol, sakit kepala, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Orang yang berpengalaman sakit yang disebabkan oleh terlalu banyak stres mungkin akan menarik diri dari interaksi dengan rekan kerja, mengambil cuti sakit dan mencari pekerjaan yang kurang memicu stres di tempat lain. Stres yang tidak diatasi dengan baik berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Artinya pegawai yang menghadapi berbagai gejala negatif pada gilirannya berpengaruh pada kinerja pegawai. Pimpinan organisasi lebih baik mengatasi stresnya dan menciptakan cara bagi organisasi untuk membantu bawahan untuk mengatasi stres kerja jika mereka menemukan kondisi yang cenderung menimbulkan stres kerja. Menurut Daft 2003:37, penyebab stres kerja adalah: a. Tuntutan tugas. Tuntutas tugas adalah stresor yang muncul dari tugas yang dituntut oleh seseorang yang memegang pekerjaan tertentu. Beberapa jenis keputusan sifatnya menimbulkan stres; yang dibuat dibawah tekanan waktu, yang mempunyai konsekuensi serius, dan yang harus dibuat dari informasi tidak lengkap. 4192 b. Kondisi fisik. Tuntutan fisik adalah stresor yang dikaitkan dengan keadaan di mana individu bekerja. Beberapa orang harus mengatasi kerja dalam keadaan yang dirancang dengan buruk, seperti sebuah kantor dengan penerangan yang tidak cukup atau sedikit privasi. Beberapa pegawai harus bersiasat dalam ruang kerja yang menyiksa, beberapa memperoleh terlalu sedikit atau terlalu banyak panas untuk kenyamanan. Beberapa tempat kerja menimbulkan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan, dari lantai yang licin hingga udara yang terkena polusi. c. Peran serangkaian perilaku yang diharapkan. Tuntutan peran adalah tantangan yang dikaitkan dengan peran perilaku yang diharapkan dari seseorang karena posisi orang tersebut dalam kelompok kerja. Beberapa orang menghadapi ambiguitas peran, yang berarti mereka tidak pasti tentang perilaku apa yang diharapkan dari mereka. d. Konflik Ambiguitas peran dapat mengakibatkan stres, orang yang berpengalaman dengan konflik peran dapat merasa seolah-olah mereka dipecah belah oleh ekspektasi yang bertentangan. Konflik peran terjadi ketika individu merasakan tuntutan yang tidak sesuai dari orang lain. Atasan sering merasakan konflik peran karena tuntutan atasannya bertentangan dengan keinginan pegawai. e. Tuntutan interpersonal. Tuntutan interpersonal merupakan stresor yang dikaitkan dengan hubungan dalam organisasi. Walaupun dalam beberapa kasus hubungan interpersonal dapat mengurangi stres, hal ini juga dapat menjadi sumber stres ketika kelompok menekan individu atau ketika terjadi konflik. Konflik interpersonal terjadi ketika dua atau lebih individu merasakan bahwa sikap atau tujuannya berlawanan arah. Organisasi yang ingin menantang pegawainya, dan tetap kompetitif pada lingkungan yang berubah cepat, tidak akan pernah terbebas dari stres kerja. Tapi karena banyak konsekuensi negatif dari stres kerja, pimpinan organisasi perlu berpartisipasi dalam manajemen stres untuk dirinya dan untuk pegawainya.

2.3. Faktor Penyebab Stres Kerja