Urban planner. Kreativitas akan tumbuh dengan subur di kota kota yang memiliki iklim

64 tantangan, melihat peluang dan berani mengambil resiko, termasuk melatih kemampuan mencerna permasalahan dan mengambil keputusan dengan tepat walaupun tanpa adanya panduan yang cukup; ii kurikulum yang memfasilitasi intensifikasi skill, talenta dan kreativitas, serta iii kurikulum yang mengandung program yang seimbang antara hard science dengan soft science seni dan ilmu sosial.

2. Kebebasan Pers Akademik: Adanya kebebasan berpendapat dan mengeluarkan

pikiran di lingkungan masyarakat dan kampus dan. Hal ini akan menciptakan iklim kritis yang menghasilkan sirkulasi informasi dimedia dan publikasi‐publikasi yang bermutu. Iklim yang kritis ini merupakan modal dalam pembangunan intelektual bangsa yang sangat dibutuhkan dalam membangun basis kreativitas insan Indonesia.

3. Riset Inovatif Multi Disiplin: Riset yang dihasilkan haruslah riset yang market friendly

dan riset yang tidak hanya di dalam pasar mainstream tetapi juga di luar pasar mainstream new idea yang bersifat multi disipliner yang jelas aplikasinya dimasyarakat. Kegiatan multi disipliner yang dimaksud adalah integrasi antara ilmu sains dan teknologi teknik fisika, kimia, matematika,injiniring dengan ilmu artistik seperti desain, hiburan dan arsitektur. Dengan demikian diharapkan dapat lebih banyak menghasilkan paten, hakcipta, merek dan desain baru yang bernilai komersial.

4. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan: Lembaga pendidikan dan pelatihan dengan bidang

studi kreatif yang cukup dengan sebaran yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Lembaga yang dimaksud adalah pendidikan dasar, pendidikan tinggi dan pendidikanpelatihan informal. Lembaga‐lembaga pendidikan dan pelatihan diyakini di berbagai negara sebagai faktor penggerak utama pengembangan kreativitas. Faktor penggerak ini penting untuk dikembangkan jumlah dan sebarannya di seluruh wilayah Indonesia.

5. Pemasaran, Business Matching: Pemasaran meliputi aspek ekspansi pasar dengan

menggunaan konsep pencitraan dan komersialisasi serta pengembangan produk dan jasa yang inovatif yang didukung dengan adanya business matching antara pelaku usaha sehingga akan terbina jejaring usaha yang solid dan tangguh yang mendukung pertumbuhan industri kreatif yang berdaya saing. a. Business Matching: Kadang‐kadang antara produsen dan konsumen mengalami hambatan dalam bertemu dan merealisasikan bisnis. Peranan intermediasi dalam mempertemukan penjual dan pembeli sangat penting dalam memperkuat struktur pasar dan menciptakan ruang pasar baru.

b. Pencitraan:

Secara sederhana, pencitraan branding adalah penanda atas kepemilikan, berupa logo, simbol dan kata‐kata. Saat ini pencitraan berkembang menjadi faktor yang strategis dan kompleks yang diyakini mampu meningkatkan kemampuan perusahaan untuk bersaing dan menguasai pasar. Pencitraan berupa logo, merek dan kata‐kata juga dapat diproteksi hakciptanya. Pemahaman yang mendalam tentang pencitraan akan membantu industri, perusahaan dan wirausahawan dalam berbisnis.