Kuantitas dan kualitas sumber daya insani sebagai pelaku dalam industri kreatif, Iklim kondusif untuk memulai dan menjalankan usaha di industri kreatif, yang Penghargaanapresiasi terhadap insan kreatif Indonesia dan karya kreatif
BAGIAN SATU
–PENGANTAR ARAH
PENGEMBANGAN EKONOMI
KREATIF INDONESIA
2025
1
Evolusi Ekonomi Kreatif
Pergeseran dari Era Pertanian lalu Era Industrialisasi, disusul oleh era informasi yang
disertai dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi infokom serta globalisasi
ekonomi, telah menggiring peradaban manusia kedalam suatu arena interaksi sosial baru
yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih
murah dan lebih efisien. Penemuan baru di bidang teknologi infokom seperti internet,
email, SMS, Global System for Mobile communications GSM telah menciptakan interkoneksi
antar manusia yang membuat manusia menjadi semakin produktif. Globalisasi di bidang
media dan hiburan juga telah mengubah karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat
menjadi lebih kritis dan lebih peka atas rasa serta pasar pun menjadi semakin luas dan
semakin global.
Sisi lain yang muncul dari fenomena tersebut adalah kompetisi yang semakin keras. Kondisi
ini mengharuskan perusahaan mencari cara agar bisa menekan biaya semurah mungkin dan
se ‐efisien mungkin. Konsentrasi industri berpindah dari negara barat ke negara‐negara
berkembang di Asia karena tidak bisa lagi menyaingi biaya murah di Republik Rakyat
Tiongkok RRT dan efisiensi industri negara Jepang. Negara‐negara maju mulai menyadari
bahwa saat ini mereka tidak bisa mengandalkan supremasi dibidang industri lagi, tetapi
mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif, sehingga kemudian pada tahun 1990‐
an dimulailah era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, yang
populer disebut Ekonomi Kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut Industri
Kreatif.
Gambar 1 Pergeseran Orientasi Ekonomi Dunia Barat
Dari pemaparan singkat di atas kita dapat mengetahui bahwa Ekonomi Kreatif sebenarnya
adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas,
yang mana pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya
saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan kata lain, ekonomi
kreatif adalah manifestasi dari semangat bertahan hidup yang sangat penting bagi negara‐
negara maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk negara‐negara berkembang.
Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya
yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta dan kreativitas.
Negara ‐negara membangun kompetensi ekonomi kreatif dengan caranya masing‐masing
sesuai dengan kemampuan yang ada pada negara tersebut. Ada beberapa arah dari
pengembangan industri kreatif ini, seperti pengembangan yang lebih menitikberatkan pada
industri berbasis: 1 lapangan usaha kreatif dan budaya creative cultural industry; 2
lapangan usaha kreatif creative industry, atau 3 Hak Kekayaan Intelektual seperti hak cipta
copyright industry.
2
Di Indonesia, peran industri kreatif dalam ekonomi Indonesia cukup signifikan dengan
besar kontribusi terhadap PDB rata‐rata tahun 2002‐2006 adalah sebesar 6,3 atau setara
dengan 104,6 Triliun rupiahnilai konstan dan 152,5 triliun rupiah nilai nominal. Industri
ini telah mampu menyerap tenaga kerja rata‐rata tahun 2002‐2006 adalah sebesar 5,4 juta
dengan tingkat partisipasi sebesar 5,8.
3
Jika ditinjau dari sisi ekspor, maka berdasarkan estimasi klasifikasi subsektor, peran
ekonomi kreatif terhadap total ekspor rata‐rata untuk tahun 2002‐2006 adalah sebesar 10,6.
Namun ada kemungkinan bahwa estimasi ini terlalu tinggi karena untuk fesyen dan alas
kaki sulit dibedakan antara ekspor yang produk maklon dengan yang memiliki konten
kreatif di dalamnya. Di sisi lain, ekspor industri kreatif yang berbasis jasa, nilai ekspornya
dinilai masih underestimed. Kajian yang dilakukan adalah berdasarkan data sekunder yang
memang ada ketidaksempurnaan. Hal tersebut akan diperbaiki dan direvisi secara terus‐
menerus dengan survei dan rapid mapping.
Dalam pemaparan berikutnya akan dijelaskan mengenai pola pikir yang penting, yang
diperlukan untuk mengembangkan industri kreatif, kondisi industri kreatif di Indonesia
serta peluang dan tantangan yang dihadapi oleh industri kreatif.
T
INJAUAN
P
ERANAN
P
OLA
P
IKIR
K
REATIF BAGI
M
ASA
D
EPAN
M
ANUSIA
Daniel L. Pink The Whole New Mind, 2005, mengungkapkan bahwa di era kreativitas, bila
ingin maju kita harus melengkapi kemampuan teknologi kita high‐tech
dengan hasrat untuk mencapai
tingkat ʺhigh conceptʺ dan ʺhigh touchʺ. High concept adalah kemampuan menciptakan
keindahan artistik dan emosional, mengenali pola‐pola dan peluang, menciptakan
narasi yang indah dan menghasilkan temuan‐temuan yang belum disadari orang
lain. High touch adalah kemampuan berempati, memahami esensi interaksi manusia, dan
menemukan makna. Beberapa
prinsip yang harus dimiliki dalam pola pikir kreatif:
4
• Not just function but also... DESIGN
• Not just argument, but also… STORY
• Not just focus, but also…SYMPHONY
• Not just logic, but also…EMPATHY
• Not just seriousness, but also…PLAY
• Not just accumulation, but also…MEANING
Howard Gardner, penulis buku tentang kemampuan kognisi, yang populer dengan teori
kecerdasan majemuk Multiple Intellegence mengeluarkan lagi buku terbaru yaitu Five Minds
of The Future, yang menyatakan bahwa terdapat 5 pola pikir utama yang diperlukan di masa
yang akan datang, yaitu:
1. Pola pikir disipliner The Disciplinary Mind, yaitu pola pikir yang dipelajari di bangku
sekolah. Dahulu yang dianggap sebagai disiplin ilmu adalah ilmu‐ilmu seperti sains,
matematika, dan sejarah. Saat ini, sekolah‐sekolah harus menambahkan untuk
3
Studi pemetaan Industri Kreatif 2007, Departemen Perdagangan Republik Indonesia
4
Daniel Pink, A Whole New Minds
3
mengajarkan paling tidak satu bidang seni secara serius seperti halnya disiplin ilmu
lainnya.