83
kondusif merangsang tumbuhnya perusahaan‐perusahaan penyiaran. Di beberapa
daerah, pertumbuhan jumlah perusahaan penyiaran sudah melampaui kapasitas kanal.
Akhirnya terjadi perebutan kanal. Regulasi yang sesuai harus dilakukan, sebelum
implementasi peralihan ke teknologi digital, yang meniadakan keterbatasan kanal,
dilakukan.
5. Lemahnya Peran Pusat Desain Indonesia dalam Industri
Dari 14 kelompok industri kreatif, peran sentral industri kreatif desain sangat penting.
Seluruh subsektor industri kreatif membutuhkan layanan industri desain. Pusat desain
merupakan suatu yang penting bagi proses pengembangan industri kreatif nasional dan
harus secara intensif menghasilkan desain yang dapat meningkatkan nilai tambah produk
dan jasa b aik industri kreatif ataupun bukan, di Indonesia.
T
EKNOLOGI
T
ECHNOLOGY
Dukungan jenis teknologi terhadap industri kreatif sangat bergantung pada intensitas
sumber daya serta substansi dominan dalam industri tersebut. Hampir seluruh subsektor
industri kreatif ini membutuhkan teknologi informasi sebagai teknologi pendukung dalam
proses kreasi, produksi maupun distribusi atau komersialisasi. Oleh karena itu, Information
Communication Technology ICT merupakan infrastruktur yang vital bagi pengembangan
ekonomi kreatif ini. ICT ini khususnya sangat dibutuhkan dalam subsektor industri kreatif
yang memiliki substansi dominan media, desain dan iptek serta intensitas sumber daya yang
bersifat intangible, seperti: Film, Video, Fotografi, Musik, TV dan Radio, Periklanan,
Penerbitan Percetakan, arsitektur, desain, musik, riset dan pengembangan, permainan
interaktif dan terutama layanan komputer piranti lunak
Pada rantai kreasi, ICT umumnya dibutuhkan untuk memperoleh, menyebarkan, dan
melakukan pertukaran informasi, untuk memperkaya ide kreasi dan pada rantai distribusi
dan komersialisasi, dukungan ICT dibutuhkan dalam proses transaksi dan promosi.
Subsektor Industri kreatif, dimana substansi dominannya adalah seni budaya dan intensitas
sumber dayanya adalah bersifat tangible, seperti fesyen, kerajinan, penerbitan dan
percetakan, selain membutuhkan teknologi ICT sebagai teknologi pendukung, juga
membutuhkan teknologi proses kimia bahan baku serta teknologi yang dibutuhkan pada
proses produksi, misalnya: mesin potong, mesin bubut, mesin gerinda, mesin press, dan
mesin produksi lainnya.
Secara umum, kondisi teknologi pendukung industri kreatif adalah sebagai berikut:
1. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai Teknologi Pendukung.
Teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar antara lain: 1
infrastruktur fisik, seperti International Access, Domestic Backbone Inter‐city, Inner‐city
Wireline Connections, Broadband Wireless Access, Mobile Access Network, Convergence IP
Network ,
dan lain‐lain, 2 Layanan pendukung atau koneksi seperti: Mobile Access, Broadband
Fixed Access, Internet Access, Digital Broadcast, dll, serta 3 Piranti lunak sistem operasi,
aplikasi, database, dll dan piranti keras personal computer, laptop, modem, dll.
Beberapa kondisi teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia:
84
a. Ketimpangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi antar daerah masih
besar.
Pusat ‐pusat teknologi informasi terbatas pada kota‐kota tertentu saja. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal terutama tarikan permintaan pasar yang besar di
wilayah kota, terutama Jakarta. Kondisi infrastruktur TIK juga masih berpusat di
wilayah kota. Selain itu keberadaan lembaga pendidikan tinggi turut berkontribusi.
Keahlian ‐keahlian teknologi informasi dan komunikasi berada terutama di lembaga‐
lembaga pendidikan. Tetapi saat ini tarikan permintaan pasar terhadap teknologi
informasi dan komunikasi semakin luas ke daerah‐daerah. Khususnya disebabkan
munculnya kebutuhan pemerintah‐pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Ini merupakan peluang untuk
mengembangkan sentra workshop‐workshop bahkan klaster‐klaster TIK di daerah‐
daerah.
b. Telekomunikasi semakin baik; tarif semakin terjangkau, ponsel semakin murah,
penyedia internet access semakin banyak.
Kondisi ini akan meningkatkan produktivitas industri kreatif, karena infrastruktur
telekomunikasi yang memadai dan terjangkau membuat pertukaran informasi
menjadi lebih cepat, sehingga para pekerja kreatif yang pada umumnya adalah
knowledge
worker, dapat melakukan pertukaran informasi secara intensif. c. Penetrasi
internet masih rendah menghambat laju konsumsi produk kreatif.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII mencatat bahwa pengguna
internet hingga akhir tahun 2007 hanya berkisar 25 juta pengguna atau hanya
berkisar 8,5 dari total penduduk seperti yang tampak pada tabel di bawah ini.
Rendahnya penetrasi internet ini akan menyebabkan tidak bertemunya antara
kreator dengan konsumen pada pasar produk kreatif tertentu yang mengandalkan
internet sebagai media pengiriman atau konsumsi, misalnya: online games atau musik,
riset pengembangan; tidak tersedianya media promosi produkjasa kreatif yang
tidak dibatasi oleh geografis sehingga memungkinkan pelaku usaha
mempromosikan produknya secara luas dan relatif murah; menurunkan
produktivitas industri kreatif terutama dalam hal komersialisasi dan distribusi
Tabel 6 Data Statistik Industri Internet Indonesia 2008
Indikator Jumlah
PJI ISP
274 perusahaan
Warnet 4.000
usaha Internet
Exchange 6
titik Trafik
internasional 5
Gbps Trafik
Internet Exchange 80
Gbps Pengguna
Internet 2007 25
juta orang Target
2008 40
juta orang
Sumber:
APJII, Dirjen Postel, Aptikom dll