Penghargaan Insan kreatif Konservasi: Bangsa yang besar adalah bangsa yang

67 inovasi. Insentif ini dapat diberikan kepada industri‐industri kreatif yang berusia muda dan memperlihatkan tanda‐tanda berkembang ataupun kepada industri kreatif yang sudah mengalami periode deklinasi. Pada kondisi periode deklinasi, pemerintah harus memberi insentif yang memotivasi industri untuk menciptakan variasi‐variasi produk dan jasa baru yang inovatif. Sedangkan pada industri kreatif yang berusia muda dan memperlihatkan tanda‐ tanda berkembang, pemerintah diharapkan dapat merangsang calon entrepreneur untuk memasuki industri kreatif. Insentif yang dapat diberikan oleh pemerintah misalnya: memberikan bebas bea impor barang modal dan perangkat riset, memberikan kredit lunak investasi inovasi, atau berupa pengurangan pajak penghasilan.

d. Insentif berupa tanpa insentif: Bagi industri‐industri kreatif yang menunjukkan

kinerja yang kompetitif, maka peran pemerintah hanya minimal. Campur tangan yang berlebihan terkadang bisa merusak kondisi yang sudah ada.

12. Iklim Usaha yang Kondusif: Merupakan situasi serta kondisi lingkungan usaha yang

dapat mendukung pertumbuhan industri kreatif.

a. Toleransi antar budaya agama: Bukti empiris menunjukkan, pembangunan akan

terhambat ketika modal sosial tergerus akibat konflik antar suku, agama dan ras, di suatu wilayah maupun suatu negara. Toleransi antar budaya dan agama merupakan faktor penting untuk tumbuhnya kreativitas, dan mentransformasikan kreativitas tersebut ke dalam aspek‐aspek pembangunan.

b. Klaster dan Kota Kreatif: Mempersiapkan kota‐kota agar memiliki aura kreatif

creative city ataupun kawasan atau subsektor wilayah kreatif yang merupakan tempat berkumpulnya individu‐individu kreatif yang dapat saling berinteraksi dan berkolaborasi untuk menciptakan produk dan jasa kreatif yang bernilai ekonomi tinggi i. Kota kreatif. Kota yang kreatif mampu mengakumulasi dan mengkonsentrasikan energi dari individu‐individu kreatif menjadi magnet yang menarik minat orang‐ orang kreatif berkelas dunia untuk tinggal, berkolaborasi dan berkarya di kota‐ kota tersebut. ii. Klaster dan Kawasan kreatif. Klaster dan kawasan kreatif akan menjadi pendorong utama tumbuhnya konsentrasi pekerja‐pekerja kreatif dan ruang interaksi untuk berbagi pengembangan enterpreneurship baik berupa eksperimentasi maupun berbagi pengalaman pembelajaran. Hal ini tentunya akan mencapai efisiensi industri kreatif yang akan meningkatkan daya saing industri kreatif Indonesia.

c. Administrasi Kreatif: Sistim birokrasi administrasi kepemerintahan tidak semuanya

bisa menyerap ide‐ide dan gagasan‐gagasan baru yang disampaikan oleh swasta. Padahal ekonomi berbasis kreativitas ini membutuhkan interaksi dan kolaborasi yang horizontal. Dengan demikian pemerintah perlu membenahi Kepres, Inpres, KepMen, PerDa dan lain‐lain yang lebih horizontal berupa kemudahan‐kemudahan