39
Dengan pertimbangan karakteristik Industri Kreatif dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005‐2025, maka sasaran
industri kreatif ditetapkan sebagai berikut:
Misi Ekonomi Kreatif
2008 ‐2014 Penguatan Pondasi dan Pilar
2015 ‐2025 Akselerasi
1. Peningkatan kontribusi industri kreatif terhadap
pendapatan domestik bruto Indonesia
Kontribusi PDB Industri Kreatif mencapai 7‐8 PDB
Nasional, dengan syarat pertumbuhan 7‐9
Kontribusi PDB Industri Kreatif mencapai 9‐11 PDB
Nasional, dengan syarat pertumbuhan rata‐rata 9‐11
2. Peningkatan ekspor nasional dari produkjasa berbasis
kreativitas anak bangsa yang mengusung muatan lokal
dengan semangat kontemporer
Kontribusi Ekspor Industri Kreatif mencapai 11‐12
Ekspor Nasional, dengan syarat pertumbuhan 9‐11
Kontribusi Ekspor Industri Kreatif mencapai 12‐13
Ekspor Nasional, dengan syarat pertumbuhan 10‐12
3. Peningkatan penyerapan tenaga kerja sebagai dampak
terbukanya lapangan kerja baru di industri kreatif
Kontribusi Tenaga Kerja Industri Kreatif mencapai 6‐7
Tenaga Kerja Nasional
Kontribusi Tenaga Kerja Industri Kreatif mencapai 9‐11
Tenaga Kerja Nasional
4. Peningkatan jumlah perusahaan berdaya saing tinggi
yang bergerak di industri kreatif
Jumlah perusahaan Industri Kreatif meningkat 1,5‐2 kali
jumlah perusahaan Industri Kreatif tahun 2006
Jumlah perusahaan Industri Kreatif meningkat 3‐4 kali
jumlah perusahaan Industri Kreatif tahun 2006
5. Pengutamaan pada pemanfaatan pada sumber daya
yang berkelanjutan bagi bumi generasi yang akan
datang
Mendukung pengurangan laju deforestasi 1 juta ha
pertahun Melanjutkan
mendukung pengurangan laju deforestasi berdasarkan
kesepakatan baru pasca‐Kyoto 2012
6. Penciptaan nilai ekonomis dari inovasi kreatif,
termasuk yang berlandaskan kearifan dan warisan
budaya nusantara
Pertumbuhan Paten domestik terdaftar sebesar 4
Pertumbuhan Hak Cipta domestik terdaftar sebesar
38,94 Pertumbuhan
Merk domestik terdaftar sebesar 6 Pertumbuhan
Desain Industri domestik terdaftar sebesar
39,7 Mempertahankan
Pertumbuhan Paten domestik terdaftar
sebesar 4 Mempertahankan
Pertumbuhan Hak Cipta domestik terdaftar
sebesar 38,94 Mempertahankan
Pertumbuhan Merk domestik terdaftar
sebesar 6 Mempertahankan
Pertumbuhan Desain Industri domestik
terdaftar sebesar 39,7
7. Penumbuhkembangan kawasan‐kawasan kreatif di
wilayah Indonesia yang potensial
Menumbuhkembangkan 3 kawasan kreatif potensial di
wilayah Indonesia 1 kawasan per 2 tahun
Menumbuhkembangkan 7 kawasan kreatif potensial di
wilayah Indonesia 1 kawasan per tahun
8. Penguatan citra kreatif pada produkjasa sebagai upaya
‘ National
Branding’ atau pencitraan negara Indonesia di
mata dunia Internasional
Menciptakan 200 merek lokal baru dan yang sudah ada,
yang terpercaya dan telah secara legal terdaftar di Dirjen
HKI di Indonesia dan juga di kantor paten negara tujuan
ekspor Menciptakan
325 merek lokal baru dan yang sudah ada, yang
terpercaya dan telah secara legal terdaftar di Dirjen HKI
di Indonesia dan juga di kantor paten negara tujuan ekspor
40
P
ENINGKATAN KONTRIBUSI INDUSTRI KREATIF TERHADAP PENDAPATAN DOMESTIK BRUTO
I
NDONESIA
Pertumbuhan ekonomi kreatif yang tinggi ditandai dengan peningkatan pertumbuhan nilai
tambah industri kreatif itu sendiri. Meskipun bukan merupakan indikator yang sufficient,
namun pertumbuhan nilai tambah merupakan indikator utama dalam perkembangan
industri kreatif.
Berdasarkan data riset pemetaan industri kreatif di Indonesia, Departemen Perdagangan
Republik Indonesia, 2007, rata‐rata pertumbuhan nilai tambah industri kreatif dari tahun
2003
‐2006 adalah sebesar 0,74, dengan pertumbuhan tertinggi 8,17 yang dicapai pada
tahun
2004.
Di lain pihak, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005—2025,
sasaran pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2025, mencapai pendapatan perkapita
yang setara dengan Negara‐negara berpendapatan menengah.
Publikasi World Bank 2003 menggolongkan negara berpenghasilan menengah menjadi dua
kelas, yaitu; 1 negara berpenghasilan menengah papan bawah lower‐middle‐income
economies dengan PDB perkapita antara US 746 sampai US2.975, 2 papan atas upper‐
middle ‐income economies dengan PDB nominal perkapita antara US2.976 sampai US 9.025.
Saat ini, Indonesia sudah masuk pada klasifikasi lower‐middle‐income economies. Dengan
demikian, sasaran yang dituju melalui RPJPN tahun 2025 dapat diasumsikan bahwa
Indonesia masuk klasifikasi upper‐middle‐income economies. Karena range pendapatan
perkapita klasifikasi upper middle terbilang besar, diambil nilai tengah kelas tersebut, yaitu
sebesar US 6.001.
Menurut RPJPN, penduduk Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan berjumlah 274 juta
jiwa. Dengan kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar sekitar Rp. 9.000, maka PDB Nominal
harga berlaku Indonesia pada tahun 2025 menjadi Rp. 14.797,2 triliun. Ekspektasi inflasi
tahun 2008‐2015 diperkirakan 4,5, tahun 2016‐2025 sekitar 3
9.
Maka PDB riil konstan nasional
tahun 2025 akan bernilai sekitar Rp. 5.377,563 triliun, dengan pertumbuhan tahunan 5
‐7.
• Periode Penguatan Pondasi dan Pilar, 2008‐2014
Kontribusi PDB industri kreatif tahun 2015 ditargetkan mencapai 7‐8 dari PDB riil
nasional. Sasaran kontribusi 7‐8 dari PDB riil nasional dapat dicapai jika pertumbuhan
riil PDB industri kreatif dapat mencapai 7‐9 setiap tahunnya.
Sebagai perbandingan, negara‐negara seperti UK dan USA, yang diakui sebagai negara
terdepan dalam ekonomi kreatif Florida, memiliki kontribusi PDB industri kreatif
terhadap PDB nasional sebesar 7,9 UK dan 7,75 USA.
Kontribusi Industri Kreatif Indonesia sendiri memberi kontribusi tertinggi terhadap PDB
nasional pada tahun 2002 sebesar 6,78. Rata‐rata kontribusi tahun 2002‐2006 sebesar
6,28. Sementara pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2004 sebesar 8,17.
9
Yayasan Indonesia Forum, Visi Indonesia 2030