71
berani tampil beda atau tampil dengan identitasnya sendiri. Dalam konteks yang lebih
tinggi, kepercayaan diri yang kuat, dan keberanian untuk mengelola resiko akan
menguatkan identitas individu kreatif atau perusahaan‐perusahaan kreatif dan
mempercepat tumbuhnya merek lokal.
5. Pengalaman dan Proyek. Produk‐produk industri kreatif pada umumnya memiliki daur
hidup life cycle yang relatif singkat, turn‐over yang tinggi serta berupa proyek‐proyek
dengan jangka waktu yang relatif singkat. Seseorang boleh menganggap dirinya kreatif,
namun bila ia tidak memiliki pengalaman dan mengalami berbagai kondisi dipasar,
kepekaannya terhadap pasar akan berkurang dan produk‐produk yang dihasilkan
walaupun memenuhi kriteria kreatif, belum tentu tepat sasaran. Oleh karena itu
pengalaman serta proyek‐proyek yang melibatkan kreativitas individu sangat penting
bagi
penguatan daya kreasi pekerja kreatif itu sendiri. 6. Proteksi.
Kreasi yang benar‐benar baru dan unik memiliki potensi untuk didaftarkan
HKInya, baik itu berupa paten, hakcipta, merek maupun desain. Apabila hasil kreasi
telah diproteksi HKInya, maka kreasi tersebut dapat dieksploitasi potensi ekonominya
semaksimal mungkin tanpa takut ditiru oleh orang lain. Apabila orang lain ingin
memproduksi kreasi tersebut, orang tersebut harus meminta izin, membayar lisensi serta
royaltinya, sehingga salah satu potensi utama dari kreasi diera ekonomi kreatif adalah
pada saat kreasi mampu menghasilkan uang dari lisensi dan royalti. Proteksi karya cipta
HKI diatur oleh undang‐undang. Namun, dibutuhkan lebih dari sekedar kejelasan
perundang ‐undangan di dalam negeri, Indonesia harus juga memiliki posisi tawar yang
seimbang bila berdiplomasi berdasarkan konvensi‐konvensi internasional. Disamping
masalah hukum, perilaku pelaku industrinya juga harus mencerminkan dukungan
terhadap karya cipta seseorang. Disektor jasa, pemberi tugas harus memberikan
justifikasi, penghargaan dan apresiasi terhadap insan kreatif yang telah menciptakan
produk baru demi kepentingan mereka. Ini akan dituangkan secara lebih terinci di dalam
kontrak kerja. Apabila tidak ada budaya penghargaan terhadap kreator, maka seluruh
struktur industri yang terkait di dalamnya juga tidak akan menghargai faktor kreasi ini.
7. Agen Talenta. Agen talenta bisa ditemui di industri‐indistri film dan musik, namun
tidak menutup kemungkinan bagi sektor‐sektor kreatif lainnya. Agen‐agen ini berfungsi
sebagai pemburu talenta baru dan mengelola mereka dalam suatu wadah manajemen.
Agen berperan mensuplai insan‐insan kreatif ke industrinya. Disamping agen, ada pula
komunitas ‐komunitas yang bersifat lebih horizontal. Suplai disini lebih pada
rekomendasi
pribadi atau pembicaraan dari mulut ke mulut.
P
RODUKSI
Produksi adalah segala aktivitas yang dibutuhkan dalam mentransformasikan input menjadi
output, baik berupa produk maupun jasa. Aktivitas dominan dalam produksi adalah me‐
replikasi maupun reproduksi. Aktivitas ini adalah proses perulangan yang memang harus
terjadi, agar industri‐industri kreatif menikmati penghasilan. Faktor yang bertolak belakang
akan terjadi di dalam pembahasan ini, karena nilai tambah dari hasil kreasi yang orisinil
berasosiasi pada produk‐produk dalam jumlah terbatas, sedangkan nilai tambah produksi
berasosiasi pada replikasi dan duplikasi sebanyak mungkin sehingga biaya produksi
72
menjadi murah. Sehingga untuk mensikapinya, harus kita lihat secara proporsional dan
tergantung karakteristik produknya.
Faktor ‐faktor penting dalam sebuah proses produksi adalah:
1. Teknologi.
Teknologi yang dimaksudkan disini dapat dibedakan menjadi: a. Teknologi
Inti. Teknologi merupakan bagian paling penting, namun bukan berarti harus
memiliki semua teknologi yang dibutuhkan. Teknologi ini berguna untuk melakukan
eksperimen, penelitian, ujicoba dan untuk pembuatan purwarupa prototyping
berupa fasilitas studio dan workshop. b. Teknologi
Lapisan Kedua. Teknologi yang pengerjaannya bisa dialihkan kepada pihak
ketiga dengan berprinsip pada fleksibilitas, yaitu: i Sistim Manufaktur Fleksibel
Flexible Manufacturing System; ii Sistim Manufaktur Tangkas Agile Manufacturing
System; iii Sistim Manufaktur berdasarkan kebutuhan saat itu Just‐ in
‐Time Manufacturing System;iv Original Equipment Manufacturer OEM.
2. Jaringan outsourcing jasa. Karena luasnya industri kreatif, hampir pasti bahwa
organisasi inti di dalam perusahaan berbasis kreatif tidak akan dapat menjawab semua
permasalahan ‐permasalahan yang dihadapi konsumen, karena permasalahan tersebut
membutuhkan penanganan khusus dari ahlinyaspesialis. Industri kreatif memiliki
kemampuan memafaatkan jaringan‐jaringan talenta yang ada. Ini sangat mudah
dilakukan karena input bagi yang ditawarkan jaringan tersebut adalah ide‐idenya.
3. Skema Pembiayaan. Skema‐skema pembiayaan alternatif harus diciptakan untuk
menjawab permasalahan bagi pengaktulisasian ide, gagasan, atau proyek kreatif yang
bernilai ekonomis.
Salah satu karakteristik industri kreatif adalah kemandirian individunya, sehingga
individu ‐individu bisa bergabung dalam rentang waktu tertentu untuk mengerjakan
suatu proyek, dan bila proyek telah selesai, individu ini bisa saja memisahkan diri lagi.
Karakteristik produksi seperti ini sering terjadi dalam industri kreatif, dan perlu
dipahami oleh lembaga keuangan sehingga dapat dikembangkan sebuah mekanisme
pendanaan
yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
D
ISTRIBUSI
Distribusi adalah segala kegiatan dalam penyimpanan dan pendistribusikan output.
1. Negosiasi Hak Distribusi: Negosiasi untuk produk‐produk industri kreatif yang maya
intangible menuntut suatu keahlian tertentu, karena produk jenis ini sangat mudah
berpindah tangan dan di distribusikan. Lagu dan perangkat lunak dapat dikirim melalui
email ke banyak tujuan dalam sekali kirim, dapat juga diduplikasi dengan mudah tanpa
seizin penciptanya. Tanpa pengetahuan yang cukup, negosisasi ini akan berat sebelah,
lebih menguntungkan orang lain daripada sang penciptanya.
2. Internasionalisasi.
Internasionalisasi produk‐produk kreatif dapat dilakukan dengan cara
mengikuti pasar mainstream atau dengan jaringan internasional yang lebih independen.