70
Sosiologi SMA dan MA Kelas XI
b. Peranan Sosial
Setiap anggota masyarakat memiliki peranan masing-masing sesuai status atau kedudukan sosialnya di masyarakat.
Peranan menunjukkan hak dan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang sehubungan dengan status
yang dimilikinya. Apabila seseorang telah melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan statusnya di masyarakat, maka
dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah menjalankan suatu peranan. Sebagaimana halnya dalam status sosial, setiap
orang juga mempunyai bermacam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Mengingat
peranan berasal dari pola pergaulan hidupnya di masyarakat, maka peranan menentukan apa yang akan diperbuatnya dan
kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat yang ada di sekitarnya terhadap dirinya. Dengan demikian peranan
mempunyai fungsi yang sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam masyarakat yang didasarkan pada
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
c. Kelompok
Kelompok adalah sejumlah orang atau individu yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan yang sama,
serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi. Kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah struktur
sosial kemasyarakatan karena sebagian besar interaksi sosial berlangsung dalam kelompok dan dipengaruhi juga oleh
unsur-unsur yang melekat dan dimiliki oleh kelompok di mana interaksi sosial ini berlangsung. Sementara itu, Anis
da Rato mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kelompok adalah sejumlah orang, di mana satu sama lain
terjalin hubungan, dan jalinan tersebut membentuk suatu struktur. Misalnya kelompok pengajian, karang taruna, dan
berbagai perkumpulan yang ada di masyarakat.
Gambar 3.6 Kelompok mabasan di Bali yang sedang menerjemahkan syair-syair Jawa
kuno ke dalam bahasa Bali.
Sumber: Indonesian Heritage, 2002, Bahasa dan Sastra
Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial dalam Masyarakat
71 d. Institusi
Aspek yang paling mendasar dalam sebuah struktur sosial adalah institusi. Institusi merupakan pola terorganisir dari
kepercayaan dan tindakan yang dipusatkan pada kebutuhan dasar sosial. Tujuan dibentuknya institusi adalah untuk
memenuhi suatu kebutuhan tertentu dalam masyarakat. Misalnya dibentuknya institusi pendidikan sekolah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan, dibentuknya rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan perawatan kesehatan, dan lain-lain melalui insitusi ini dapat dilihat adanya struktur dalam masyarakat.
Gambar 3.7 Rumah sakit sebagai institusi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan perawatan kesehatan.
Sumber: Dokumen Penerbit
6. Faktor-Faktor Pembentuk Ketidaksamaan Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, perbedaan atau ketidak- samaan antaranggota atau antarwarga masyarakat merupakan
hal yang sangat lazim terjadi. Justru dengan adanya perbedaan inilah sebuah dinamika masyarakat akan dapat terbentuk,
karena dengan keadaan masyarakat yang plural akan lebih membuat kehidupan masyarakat lebih bersifat akomodatif dan
toleransi.
Beberapa hal yang memengaruhi atau membentuk ketidak- samaan sosial antara lain sebagai berikut.
a. Tingkat heterogenitas masyarakat yang sangat tinggi, baik ditinjau dari sistem adat, kepercayaan atau religi, maupun
secara ekonomi.
Tugas Kelompok
Dari keempat elemen dasar dalam struktur sosial tersebut, coba diskusikan dengan kelompokmu, mengenai hubungan di antara keempatnya Berikan ulasanmu dengan
baik dan logis
72
Sosiologi SMA dan MA Kelas XI
b. Adanya pola kebudayaan yang berbeda-beda pada masing- masing masyarakat, wilayah, atau daerah.
c. Nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dijadikan sebagai pedoman dan pegangan bagi anggota masyarakat dalam ber-
perilaku berbeda-beda. d. Adanya kedudukan dan peranan yang berbeda-beda yang
dimiliki oleh tiap-tiap anggota masyarakat. e. Perbedaan struktur kehidupan masyarakat yang berlainan
antarwilayah atau daerah. f. Perbedaan hak dan kewajiban sebagai pengaruh dari
perbedaan kedudukan dan peranan anggota masyarakat. g. Perbedaan kepentingan atau tujuan hidup antarwarga
masyarakat. h. Tingkat pengetahuan dan keyakinan yang berbeda dalam
masyarakat, sehingga muncul kelompok-kelompok sosial yang mewadahi mereka.
Faktor-faktor di atas sangat nyata dan konkret dalam kehidupan masyarakat. Apabila faktor-faktor tersebut di-
pandang secara ekstrem, tentunya konflik atau pertentanganlah yang akan justru terjadi dalam masyarakat. Namun apabila
dipandang lebih akomodatif, maka perbedaan-perbedaan itu menjadi hal-hal yang justru akan mendorong terwujudnya
dinamika sosial kemasyarakatan.
B. Mobilitas Sosial
Kalau kita mengamati kehidupan masyarakat dalam keseharian, akan kita jumpai adanya perubahan status sosial.
Atau paling tidak keinginan untuk mengadakan perubahan terhadap status sosial yang dimiliki, dari status sosial yang rendah
ke status sosial yang lebih tinggi bukan?
Tono adalah seorang penjual koran surat kabar keliling. Karena merasa sudah memiliki modal yang cukup, ia kemudian
membuka sebuah kios koran dan majalah. Mulai saat itu ia tidak berjualan koran keliling lagi. Namun, justru para pembeli yang
datang ke kiosnya untuk membeli koran dan majalah.
Dalam contoh kasus di atas dapat kamu pahami adanya pergeseran status sosial Tono. Pergeseran status sosial tersebut
secara sederhana dalam sosiologi disebut dengan istilah
Tugas Individu
Menurutmu, sejauhmanakah pengaruh dari delapan faktor ketidaksamaan sosial seperti telah kamu pelajari di atas dalam pembentukan struktur sosial?
Tahukah Kamu?
Dalam sosiologi, ketidaksamaan sosial umumnya dilihat dalam dua
aspek, yaitu ketidaksamaan sosial secara horizontal dan ketidaksa-
maan sosial secara vertikal. – Ketidaksamaan sosial horizontal
adalah perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat
yang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau
lebih rendah. Misalnya jenis kelamin, mata pencaharian, ras,
agama, dan sebagainya. Di dalam sosiologi ketidaksamaan sosial
horizontal ini diistilahkan sebagai diferensiasi sosial.
– Ketidaksamaan sosial vertikal adalah perbedaan antarindividu
atau kelompok dalam masyarakat yang menunjukkan adanya ting-
katan lebih rendah atau lebih tinggi. Contohnya dalam kekayaan atau
kekuasaan. Ketidaksamaan sosial vertikal ini dalam sosiologi di-
istilahkan sebagai stratifikasi sosial.