Mobilitas Vertikal Vertically Mobility
Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial dalam Masyarakat
77
tampak, namun diyakini proses mobilitas sosial vertikal ini pasti ada.
b Betapapun terbukanya sistem pelapisan sosial dalam suatu masyarakat, tidak mungkin mobilitas sosial
vertikal dapat dilakukan sebebas-bebasnya, atau dengan kata lain sedikit banyak pasti ada hambatannya.
c Tidak ada mobilitas sosial vertikal yang umum yang berlaku bagi semua masyarakat. Setiap masyarakat
memiliki ciri-ciri khas dalam mobilitas sosial vertikal. d Laju mobilitas sosial vertikal yang disebabkan oleh
faktor-faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan adalah berbeda-beda.
Gambar 3.10 Sistem kasta di India meskipun sangat tertutup, namun menurut Pitirim
A. Sorokin masih memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal karena stratifikasi sosial masih bersifat relatif.
Sumber: www.dattapeetham.com
3 Proses-Proses dalam Mobilitas Vertikal
Dalam mobilitas vertikal yang memberi kemungkinan terjadinya perpindahan kedudukan yang tidak sederajat
ini di dalamnya terjadi proses-proses seperti penerimaan, kenaikan pangkat, degradasi, dan pelepasan.
a Penerimaan
Dalam masyarakat modern, untuk memperoleh nilai tambah dibutuhkan syarat-syarat pendidikan, baik
itu melalui sekolah dan perguruan tinggi umum, maupun melalui latihan dinas intern dalam jawatan,
kantor, ataupun perusahaan. Kualitas seseorang menjadi syarat yang dipentingkan dalam masyarakat
modern untuk bisa menduduki suatu jabatan tertentu di sebuah instansi atau perusahaan.
Tugas Kelompok
Setujukah kamu dengan pendapat Pitirim A. Sorokin tersebut? Coba telaah kembali bersama kelompokmu mengenai prinsip-prinsip mobilitas vertikal tersebut, kemudian
berikan opini kelompokmu
78
Sosiologi SMA dan MA Kelas XI
b Kenaikan Pangkat
Dalam hal, ini kenaikan pangkat atau kedudukan ter- utama di bidang pekerjaan dititikberatkan pada
kualitas dan kemampuan seseorang. Termasuk prestasi dan dedikasinya terhadap pekerjaan sangat
diperhitungkan sebagai bahan pertimbangan kenai- kan pangkat atau kedudukan.
c Degradasi
Degradasi atau menurunkan kedudukan merupakan suatu tindakan untuk mengganti seseorang yang
kurang cakap dengan seseorang yang lebih cakap, tetapi dapat pula merupakan suatu hukuman karena
pelanggaran terhadap aturan-aturan yang telah disepakati.
d Pelepasan
Pelepasan biasanya terjadi karena suatu kesalahan atau kecakapan yang kurang, mengingat usia yang sudah
cukup tua dan pantas untuk dipensiun. Di dalam suatu lingkungan kerja, selain usia yang sudah tidak
produktif, tingkat pelanggaran juga diperhitungkan untuk melepas seseorang dari kelompok tersebut. Hal
ini terutama terjadi di dalam sebuah perusahaan swasta, karena dapat menghambat kinerja peru-
sahaan itu sendiri.
4 Saluran-Saluran Mobilitas Vertikal Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal
mempunyai saluran-saluran dalam masyarakat, yang berarti melalui saluran-saluran itu mobilitas sosial vertikal
dapat terjadi. Proses mobilitas sosial vertikal melalui saluran-saluran tersebut menurut Pitirim A. Sorokin
disebut sebagai social circulation sirkulasi sosial. Adapun saluran-saluran tersebut di antaranya adalah angkatan
bersenjata, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, organisasi politik, organisasi ekonomi, organisasi
keahlian, dan perkawinan.
a Angkatan Bersenjata
Angkatan bersenjata atau dalam hal ini ketentaraan merupakan saluran mobilitas sosial yang ada dalam
masyarakat. Dalam struktur militer, terdapat unsur yang memungkinkan untuk terjadinya mobilitas
sosial. Di dalamnya terdapat jenjang kepangkatan,
Tugas Individu
Dari uraian di atas, cobalah kamu rumuskan kembali perbedaan antara mobilitas horizontal dengan vertikal, sesuai dengan pemahamanmu
Gambar 3.11 Pejabat yang baru di-
lantik diterima di dalam lingkungan yang baru
untuk kemudian men- duduki strata yang ada.
Sumber: www.dephan.go.id
Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial dalam Masyarakat
79
jenjang karier, dan juga kemungkinan untuk menduduki jabatan penting di struktur pemerin-
tahan. Sebagai anggota militer, individu yang memiliki kemampuan dan prestasi yang baik akan
dapat merubah stratanya menjadi lebih tinggi, tentu saja dipertimbangkan pula jasa-jasanya terhadap
negara. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan
adanya penurunan pangkat atau bahkan pemecatan secara tidak hormat kepada individu-individu yang
sengaja atau tidak telah menyalahgunakan kedu- dukannya sebagai anggota sistem ini. Misalnya terlibat
dalam pembunuhan, pemakaian narkoba, atau terlibat dalam penyelundupan barang-barang yang
akhirnya merugikan institusi, dan lain sebagainya.
b Lembaga Keagamaan
Agama apapun mengajarkan bahwa manusia dalam keadaan sederajat. Atas dasar itu, para tokoh agama
berjuang keras meningkatkan ketakwaan umatnya untuk menaikkan kedudukan orang-orang yang
merasa dari lapisan atau status rendah, mengingat dalam agama yang membedakan kedudukan
seseorang adalah kadar ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian mereka
akan dapat menyadari kedudukannya masing- masing. Mereka yang secara ekonomi mempunyai
status sosial rendah berani bergaul dengan orang- orang yang berstatus sosial lebih tinggi. Hal ini karena
dalam lembaga keagamaan mobilitas dilihat dari sisi keimanannya terhadap agama yang dipeluknya,
bukan strata dalam agama. Jika seseorang memiliki kadar keimanan yang tinggi, maka secara otomatis ia
akan dihormati, disegani, dan dihargai karena penguasaannya terhadap ilmu agama lebih tinggi dari
umat yang lain. Sebenarnya dalam agama tidak dikenal strata, namun strata yang dimaksud adalah
strata keimanan kepada agama dan tentunya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Gambar 3.12 Tokoh agama memiliki strata yang tinggi dalam keimanan karena
penguasaan ilmu pengetahuan keagamaan yang tinggi.
Sumber: Indonesian Heritage, 2002 Upacara dan Adat dan Gatra, 29 Oktober 2005
80
Sosiologi SMA dan MA Kelas XI
c Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah maupun lembaga pendidikan luar sekolah pada umumnya
merupakan saluran yang nyata dari mobilitas sosial vertikal. Bahkan sekolah dianggap sebagai social
elevator
pengangkat kedudukan sosial, di mana seseorang yang berasal dari kedudukan yang paling
rendah dalam masyarakat dapat bergerak ke kedudu- kan sosial yang paling tinggi hanya karena ber-
pendidikan. Sekolah pada umumnya menjadi saluran konkret dari mobilitas sosial vertikal. Hal ini
disebabkan individu-individu yang hidup dalam masyarakat mengalami pendidikan yang berjenjang
mulai dari pendidikan dasar, menengah sampai puncaknya yaitu pendidikan tinggi.
Tamatan pendidikan tinggi seperti perguruan tinggi, biasanya diakui memiliki strata yang tinggi dalam
masyarakat, karena penguasaan ilmu yang dimiliki sesuai dengan bidangnya. Namun demikian, tidak
menutup peluang bagi individu lainnya yang akan melakukan mobilitas vertikal dalam pendidikan ini,
untuk terus meniti strata yang ada dalam masyarakat. Tentunya untuk perbaikan status dan kesejahteraan
hidup.
d Organisasi Politik
Organisasi politik atau partai politik dapat memberi peluang bagi anggota-anggotanya untuk naik dalam
lapisan sosial yang lebih tinggi. Seorang anggota partai yang pandai beragitasi, berorganisasi, mempunyai
kepribadian yang baik, dan mempunyai aspirasi yang baik dapat meraih kedudukan yang terpandang dalam
masyarakat.
e Organisasi Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu unsur di mana stratifikasi sosial itu dapat terjadi. Dalam masyarakat,
seseorang yang kaya akan menempati strata yang tinggi dalam sistem stratifikasi sosial. Lebih-lebih jika
orang-orang kaya itu menjabat kepengurusan dalam organisasi ekonomi, seperti perusahaan ekspor impor,
biro perjalanan, yang mendorong lahirnya mobilitas vertikal naik. Namun sebaliknya, jika organisasi
ekonomi itu bangkrut, maka orang di dalamnya akan mengalami mobilitas vertikal turun.
f Organisasi Keahlian
Organisasi keahlian seperti Persatuan Artis, Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Wartawan Indonesia dan
lain sebagainya dapat menjadi saluran bagi terjadinya mobilitas sosial. Hal ini dikarenakan di dalam
organisasi ini terdapat struktur yang memungkinkan untuk terjadinya mobilitas sosial, baik horizontal
maupun vertikal.
Tahukah Kamu?
Apakah yang dimaksud dengan partai politik? Partai politik adalah
perkumpulan atau organisasi yang didirikan untuk mewujudkan ideologi
politik tertentu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berda-
sarkan undang-undang No.2 Tahun 1999 tentang Partai Politik,
dinyatakan bahwa ”partai politik adalah setiap organisasi yang di-
bentuk oleh warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas
dasar persamaan kehendak untuk memperjuangkan, baik kepentingan
anggotanya, maupun bangsa dan negara melalui pemilihan umum”.
Sumber: Ensiklopedi Umum untuk
Pelajar, 2005, jilid 8, hal.15
Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial dalam Masyarakat
81 g Perkawinan
Melalui perkawinan akan terjadi mobilitas sosial vertikal, bisa naik maupun turun. Misalnya seorang
pemuda yang berasal dari kelas atas yang menikah dengan seorang pemudi dari kelas bawah. Dengan
pernikahan itu, maka pemudi tersebut telah melakukan mobilitas sosial naik.