Berdasarkan Ras Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat secara Horizontal

110 Sosiologi SMA dan MA Kelas XI kejawen abangan. Islam santri adalah penganut yang patuh dan teratur dalam menjalankan ajaran-ajarannya, sedangkan Islam kejawen tidak teratur dalam men- jalankan ajaran agamanya, tetapi percaya kepada kekuatan ajaran keimanan agama Islam. Kehidupan orang Jawa, meskipun telah memeluk salah satu agama yang pasti, namun tidak pernah luput dari pengaruh animisme dan dinamisme. Dua bentuk kebudayaan itu sudah ada sebelum agama-agama besar tersebut masuk ke Indonesia. Animisme merupakan kepercayaan akan adanya kekuatan roh nenek moyang yang ada di alam semesta, sedangkan dinamisme merupakan kepercayaan akan benda-benda gaib yang memiliki kekuatan tertentu. 2 Suku Mentawai Pada suku bangsa ini, sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Kristen dan Katolik, serta sebagian kecil memeluk agama Islam. Meskipun telah mengenal agama- agama tersebut, masyarakat Mentawai masih menganut nilai-nilai tradisi lama yang cukup mengakar kuat dalam kehidupan mereka seperti pada konsepsi mengenai roh dan jiwa berikut ini. a Ketsat, yaitu kesaktian dari roh nenek moyang. b Sabulangan, yaitu makhluk halus yang melepaskan diri dari tubuh manusia yang meninggal dan pergi ke dunia roh atau yang hidup di sekitar tempat tinggal manusia dalam bumi, air, udara, pohon besar, hutan, dan tempat-tempat lainnya. c Simagere, yaitu jiwa yang menyebabkan orang hidup. d Kere, yaitu kekuatan sakti. e Kina, yaitu roh yang tinggal dalam rumah dan me- lindungi rumah. f Sanitu, yaitu roh-roh jahat yang suka mengganggu orang dan membawa penyakit, serta bencana. g Taikamanua, yaitu pemimpin dari negara roh. 3 Suku Batak Sebagian besar orang Batak memeluk agama Kristen Protestan dan Katolik, serta sebagian kecil beragama Islam. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa konsepsi yang bersumber dari nilai-nilai tradisi masyarakat setempat berkaitan dengan religi mereka, di antaranya adalah sebagai berikut. a Konsepsi Mengenai Pencipta Orang Batak memiliki konsepsi bahwa alam dan segala isinya ini diciptakan oleh Debata Ompung Mulajadi na Bolon Dibata Kaci-Kaci dalam bahasa Karo. Ia tinggal di atas langit dan memiliki nama lain sesuai dengan tugas dan tempat kedudukannya. Penguasa dunia tengah yang bertempat tinggal di dunia ini bernama Silaon na Bolon Toba atau Tuan Tahukah Kamu? Masyarakat Jawa percaya kepada kekuatan yang melebihi kekuatan di seluruh alam ini, termasuk kekuatan yang bersifat jahat. Salah satu cara untuk menanggulangi gangguan roh jahat adalah dengan mengadakan selamatan. Ada beberapa bentuk selamatan pada masyarakat Jawa, yaitu sebagai berikut. – Selamatan dalam rangka ling- karan hidup seseorang. – Selamatan dalam rangka bersih desa, penggarapan tanah per- tanian, dan panen padi. – Selamatan berhubungan dengan hari serta bulan Islam. – Selamatan pada saat tidak ter- tentu. Gambar 4.5 Kebiasaan memandikan keris pada masyarakat Jawa merupakan salah satu bentuk dinamisme. Sumber: Indonesian heritage, 2002, Upacara dan Adat Masyarakat Multikultural 111 Padukah ni Aji Karo, sedangkan penguasa dunia makhluk halus bernama Pane na Bolon Toba atau Tuan Banus Koling Karo. Selain itu juga dikenal penguasa matahari yang disebut dengan Sinimataniari, serta penguasa bulan dan pelangi yang disebut dengan Beru Dayang. b Konsepsi Mengenai Jiwa, Roh, dan Dunia Akhirat Ada tiga konsep yang berkaitan dengan hal tersebut, yaitu tondi, sahala, dan begu. 1 Tondi adalah kekuatan yang memberi hidup kepada bayi calon manusia dan terdapat pada semua orang tanpa kecuali. 2 Sahala adalah kekuatan yang menentukan wujud dan jalan hidup seseorang. Sahala ini berbeda-beda bagi tiap orang dalam jumlah dan kualitasnya. 3 Begu adalah kekuatan yang memberi hidup pada orang yang sudah meninggal. Gambar 4.6 Tari Horja adalah salah satu tarian tradisional suku Batak. Sumber: www.google.com:image 4 Suku Nias Orang-orang Nias sebagian besar memeluk agama Kristen Protestan. Agama lain yang dipeluk oleh orang Nias adalah Islam, Katolik, Buddha, dan Pelebegu. Pelebegu adalah nama agama asli yang diberikan oleh pendatang yang berarti penyembah roh. Nama yang diberikan oleh penganutnya sendiri adalah Molohe Adu penyembah adu . Dewa-dewa terpenting dalam Pelebegu adalah sebagai berikut. a Lowelangi, yaitu raja segala dewa dari dunia atas. b Latura Dano, yaitu raja dewa dunia bawah dan saudara tua Lowelangi. c Silewe Nasarata, yaitu istri Lowelangi yang berperan sebagai pelindung pada ere pemeluk agama. Tahukah Kamu? Masyarakat Batak dan Karo me- ngenal beberapa jenis begu, yaitu sebagai berikut. – Begu perkukun jabu. – Bicara begu. – Begu mati sadawari. – Begu mati kayat-kayatan. Gambar 4.7 Suku Nias dengan pakaian perang mengadakan upacara selamatan. Sumber: Indonesian Heritage, Agama dan Upacara 2002