Kriteria apa sajakah yang diperlukan seseorang untuk dapat menduduki strata seperti pada Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil dari wacana di atas?

Peta Konsep – konflik – kekerasan Kata Kunci Konflik Sosial Kekerasan Bentuk-bentuk konflik — Soerjono Soekanto — Ralf Dahrendorf — Lewis A. Coser — Ursula Lehr Bentuk-bentuk kekerasan — Langsung — Tidak langsung Akibat konflik — Positif — Negatif Teori-teori konflik dan kekerasan — Teori Faktor Individual — Teori Faktor Kelompok — Teori Deprivasi Relatif — Teori Kerusuhan Massa — Teori Ideologi — Teori Cultural Lag — Teori Disorganisasi Sosial Penyelesaian konflik x Georg Simmel Pengertian kekerasan Sebab terjadinya konflik Konflik Konflik Sosial dalam Masyarakat 39 Kita tahu bahwa masyarakat kita adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, agama, dan bahasa daerah. Keberagaman itu harusnya kita pelihara dan senantiasa dijaga dengan sebaik-baiknya agar menghasilkan sesuatu yang positif, yaitu terciptanya integrasi sosial. Adapun caranya dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan-perbedaan itu. Namun demikian, tidak jarang perbedaan-perbedaan itu menimbulkan pertentangan- pertentangan yang pada akhirnya melahirkan konflik dalam masyarakat. Tentunya kamu tidak asing dengan istilah konflik, bukan? Sebuah istilah yang terkadang membuat kita sedikit takut, penasaran, dan ragu. Apakah konflik itu? Apakah penyebab dan akibat yang muncul dengan adanya konflik? Dan bagaimana cara menyelesaikan konflik dalam masyarakat? Mari, kita bahas bersama pada bab ini.

A. Pengertian Konflik

Pada saat kelas X, pernah disinggung mengenai konflik bukan? Masih ingatkah kamu dengan konflik dan mengapa konflik itu dapat terjadi dalam masyarakat? Dalam interaksi sosial, tidak jarang terjadi benturan antarkepentingan yang melingkupi tiap individu. Karena individu memiliki pendapat, keinginan, bahkan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga sangat memungkinkan ada pihak yang tidak menerima adanya perbedaan tersebut dan terjadilah benturan itu. Kehidupan manusia di muka bumi ini, baik perorangan maupun kelompok berbeda-beda. Apabila perbedaan-per- bedaan yang ada dipertajam akan menimbulkan pertentangan atau konflik. Pertentangan atau konflik adalah sebuah proses sosial, di mana individu atau kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan, dengan menggunakan ancaman atau kekerasan. Sebenarnya istilah konflik berasal dari bahasa Latin configere yang berarti saling memukul. Namun, definisi tersebut terkesan sangat sederhana bukan? Padahal konflik tersebut belum tentu hanya berkaitan dengan sisi fisik saja. Secara sosiologis, konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih atau dapat juga kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Untuk lebih jelasnya, kita simak beberapa definisi dari para ahli sosiologi berikut ini.

1. Soerjono Soekanto

Mengatakan bahwa konflik merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. 40 Sosiologi SMA dan MA Kelas XI

2. Lewis A. Coser

Berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.

3. Gillin dan Gillin

Melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan. Artinya, konflik adalah bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan- perbedaan baik fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku. Atau dengan kata lain konflik adalah salah satu proses interaksi sosial yang bersifat disosiatif.

4. De Moor

Dalam suatu sistem sosial dapat dikatakan terdapat konflik apabila para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.

5. Robert M. Z. Lawang

Konflik merupakan sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya. Tujuan dari mereka yang berkonflik itu tidak hanya untuk memperoleh kemenangan, tetapi juga untuk menun- dukkan pesaingnya lawannya.

B. Bentuk-Bentuk Konflik

Konflik merupakan gejala sosial yang seringkali muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat beberapa bentuk konflik dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda. Nah, sekarang kita akan belajar mengenai bentuk-bentuk konflik yang diilhami dari pandangan para ahli sosiologi. Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk khusus konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kelima bentuk itu adalah konflik pribadi, konflik politik, konflik sosial, konflik antarkelas sosial, dan konflik yang bersifat internasional.

1. Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara orang

perorangan karena masalah-masalah pribadi atau perbedaan Tahukah Kamu? Dalam pertikaian atau konflik, unsur perasaan memegang peranan penting dalam mempertajam per- bedaan-perbedaan yang ada, sehingga masing-masing pihak berusaha saling menghancurkan. Meskipun konflik banyak menimbul- kan efek negatif dalam interaksi sosial, tetapi konflik yang terjadi dapat juga lebih memperkuat tingkat solidaritas dan integrasi sosial masyarakat. Dengan adanya konflik dalam masyarakat, maka setiap anggota masyarakat akan menilai dirinya sendiri, dan dimungkinkan akan disertai dengan perubahan- perubahan yang signifikan. Tugas Individu Kamu telah mengetahui beberapa pengertian konflik sosial yang dikemukakan oleh para ahli. Sekarang, cobalah definisikan kembali konflik sosial menurut pemahamanmu Konflik Sosial dalam Masyarakat 41 pandangan antarpribadi dalam menyikapi suatu hal. Misalnya individu yang terlibat utang, atau masalah pembagian warisan dalam keluarga.

2. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat kepentingan

atau tujuan politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Seperti perbedaan pandangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan cita-cita politik masing-masing. Misalnya bentrokan antarpartai politik pada saat kampanye. Gambar 2.1 Kampanye partai politik, ajang sosialisasi nilai-nilai politik terkadang berbuntut bentrokan dan konflik sosial. Sumber: www.google.com:image

3. Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok

ras yang berbeda karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya konflik antara orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras rasialisme di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.

4. Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena

adanya perbedaan-perbedaan kepentingan di antara kelas- kelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik antara buruh dengan pimpinan dalam sebuah perusahaan yang menuntut kenaikan upah.

5. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang

melibatkan beberapa kelompok negara blok karena perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya konflik antara negara Irak dan Amerika Serikat yang melibatkan beberapa negara besar. Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat dibedakan atas empat macam, yaitu sebagai berikut. 1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi harapan- harapan yang berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya.