Konsekuensi Positif Mobilitas Sosial
86
Sosiologi SMA dan MA Kelas XI
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anggota masyarakat melakukan urbanisasi. Faktor-faktor tersebut
digolongkan sebagai faktor pendorong dan faktor penarik urbanisasi.
a Faktor Pendorong Push Factor Urbanisasi
Kondisi pedesaan yang mendorong anggota masya- rakatnya melakukan urbanisasi antara lain sebagai
berikut. 1 Lapangan pekerjaan di desa umumnya kurang
atau terbatas. Hal ini disebabkan oleh pertum- buhan penduduk yang tidak sebanding dengan
lapangan pekerjaan yang tersedia dan daya dukung desa tersebut.
2 Penduduk desa, terutama kaum muda merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat yang meng-
akibatkan cara hidup yang statis dan monoton. Pandangan ini berbeda dengan kaum tua, yang
mempunyai keyakinan bahwa melaksanakan adat yang menjadi warisan leluhur merupakan
kepuasan, kewajiban, dan kebutuhan.
3 Kesempatan untuk menambah pengetahuan di desa tidak banyak, sehingga mereka yang
mempunyai keinginan kuat untuk menimba ilmu pengetahuan terpaksa meninggalkan desanya
menuju ke kota.
4 Di desa, sarana rekreasi sangat kurang. 5 Penduduk desa yang mempunyai keahlian selain
bertani sangat sulit mengembangkan potensinya.
b Faktor Penarik Pull Factor Urbanisasi
Kondisi atau keadaan perkotaan yang menarik masyarakat desa melakukan urbanisasi antara lain
sebagai berikut. 1 Penduduk desa umumnya beranggapan bahwa
di kota banyak pekerjaan, sehingga mereka dapat menambah penghasilan atau dengan kata
lain di kota mereka akan dapat meningkatkan taraf hidupnya.
2 Kota lebih banyak memberikan kesempatan yang memungkinkan mereka mendirikan perusahaan,
industri, atau usaha-usaha lainnya. 3 Berbagai kursus atau pendidikan banyak terdapat
di kota. 4 Kota dianggap sebagai tempat yang tepat untuk
mengembangkan diri, sehingga bidang usaha yang dijalankan dapat berkembang dengan cepat.
5 Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa.
2 Munculnya Kawasan Kumuh Slum Area
Sebagai akibat dari urbanisasi, penduduk desa yang berstatus sebagai urban atau pendatang, tidak sedikit yang
mendirikan pemukiman kumuh sebagai rumah mereka
Gambar 3.16 Banyaknya lapangan
pekerjaan di kota me- narik penduduk desa
untuk melakukan urbani- sasi.
Sumber: www.dprin.go.id Gambar 3.15 Lapangan pekerjaan
yang kurang mendorong masyarakat desa mela-
kukan urbanisasi.
Sumber: Dokumen Penerbit
Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial dalam Masyarakat
87
di tempat-tempat yang tidak layak huni, seperti di pinggir rel kereta api, bantaran sungai, di sekitar tempat
pembuangan sampah akhir, atau di kolong-kolong jembatan. Hal ini menjadi beban kota yang cukup pelik,
karena biasanya orang-orang yang tinggal di wilayah ini menganggap bahwa pemukiman mereka ini permanen
dan milik mereka, padahal mereka dianggap sebagai penduduk yang ilegal, baik itu secara administratif
maupun secara kepemilikan tanah.
Gambar 3.17 Hunian liar di sepanjang rel kereta api menimbulkan kawasan slum
perkampungan kumuh di perkotaan.
Sumber: Dokumen Penerbit
3 Banyaknya Pengangguran
Pengangguran muncul sebagai akibat tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dengan lapangan kerja yang
tersedia. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sangat sedikit, sedangkan orang yang membutuhkan kerja
cukup banyak. Meskipun telah terjadi mobilitas sosial yang bersifat vertikal, tidak akan menjamin seorang
sarjana dapat langsung bekerja sesuai dengan kualifikasi ijazah yang dimilikinya.
Di masyarakat, kita mengenal dua bentuk pengangguran, yaitu pengangguran tersamar dan pengangguran sesung-
guhnya. a Pengangguran tersamar
disguissed unemployment
adalah pekerja yang tidak bekerja sepenuhnya, sehingga menghasilkan produktivitas rendah.
Orang yang ada dalam golongan ini sebenarnya memiliki pekerjaan umum, namun dengan pekerjaan
yang ia miliki tersebut tidak dijalankan dengan efektif sehingga produktivitasnya menjadi rendah.
b Pengangguran yang sesungguhnya adalah pe-
ngangguran yang terjadi karena usia lanjut atau tidak mampu lagi bekerja, tidak memiliki pekerjaan yang
sesuai dengan kecakapannya, atau tidak bekerja sama sekali karena pekerjaan yang tersedia tidak sesuai
dengan pendidikan yang dimilikinya, dan sebagainya.
88
Sosiologi SMA dan MA Kelas XI
Orang yang ada dalam golongan ini benar-benar tidak memiliki pekerjaan atau sudah tidak mampu lagi
bekerja karena usia atau kondisi kesehatan. Contohnya pensiunan pegawai, orang yang memiliki
penyakit menahun, dan tidak adanya peluang kerja yang mampu menampung angkatan kerja.
Di Indonesia, pengangguran merupakan masalah nasional, yang dari tahun ke tahun jumlahnya selalu bertambah.
Hal ini disebabkan lapangan kerja yang tersedia tidak mampu menampung para pencari kerja yang jumlahnya
sangat banyak. Pengangguran terbanyak terjadi di Pulau Jawa, karena pulau itu yang paling padat penduduknya.
4 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan permasalahan dasar dan menjadi kenyataan pahit dalam masyarakat. Kemiskinan
dipandang sebagai bagian dari keseluruhan proses ekonomi dan teknologi yang sangat memengaruhi
hubungan antarmanusia. Bagi hampir semua manusia di dunia ini, kemiskinan merupakan keadaan yang paling
buruk dan sangat ditakuti oleh semua orang. Banyak jalan yang mereka tempuh untuk keluar dari kemiskinan.
Kemiskinan masih akan menjadi lebih buruk lagi apabila dipandang sebagai kumpulan dari rendahnya ekonomi
dan buruknya nilai moral. Miskin di sini dihubungkan dengan kehidupan ekonomi
yaitu pendapatan perorangan atau pendapatan masyarakat dalam tingkatan rendah.
Gambar 3.18 Kemiskinan merupakan permasalahan besar bagi negara kita. Hal ini
merupakan konsekuensi negatif dari terjadinya mobilitas sosial.
Sumber: Tempo, 14 Agustus 2006
Ukuran kemiskinan yang terdapat di negara berkembang adalah taraf kehidupan yang tidak normal menurut target
kesejahteraan suatu negara menurut ketentuan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB. Adapun standar yang
digunakan PBB untuk meng-klasifikasikan suatu negara termasuk dalam negara miskin antara lain sebagai berikut.
a Pendapatan atau penghasilan penduduk rendah.
Tahukah Kamu?
Kemiskinan adalah bukti nyata suatu negara mempunyai tingkat kemajuan
ekonomi yang rendah. Hal ini bisa dilihat dari rendahnya pendapatan
masyarakat dan pendapatan nasional. Masyarakat yang miskin cenderung
mengalami kesulitan untuk men- dapatkan pendidikan yang tinggi.
Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial dalam Masyarakat
89
b Perumahan yang tidak memadai. c Mata pencaharian agraris dengan menggunakan
teknologi tradisional. d Kesehatan penduduk yang rendah.
e Angka kematian yang tinggi. f Pendidikan yang rendah.
5 Perilaku Kriminal Kriminalitas
Bentuk dari kompensasi orang-orang yang telah sibuk mencari pekerjaan sedangkan lapangan kerja yang
ditawarkan tidak sesuai dengan keinginan para pencari kerja, atau karena dorongan ekonomi yang sangat
mendesak mengakibatkan lahirnya perilaku kriminal yang saat ini semakin kompleks dan dengan modus
operandi yang semakin bertambah variasinya. Beberapa contoh perilaku kriminal yang ada di masyarakat adalah
pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, penodongan, perampokan, dan penganiayaan.
Kriminalitas menurut aspek sosial adalah seseorang yang mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri, atau
berbuat menyimpang dari norma-norma yang berlaku dengan sadar, sehingga perbuatannya tidak dapat
dibenarkan oleh masyarakat yang bersangkutan. Sumber kejahatan bukan hanya berasal dari dalam manusia itu
sendiri, melainkan juga karena tekanan dari luar, serta adanya kesempatan untuk melakukan perbuatan
tersebut. Oleh karena itu, kita mengalami kesulitan untuk menggali akar-akar yang melahirkan kejahatan tersebut.
Namun demikian, kita dapat menduga adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya kejahatan,
yaitu sebagai berikut. a Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat.
Gambar 3.19 Kemajuan teknologi dapat menimbulkan kejahatan dengan modus
operandi yang lebih tinggi pula, seperti cyber crime penyebaran virus komputer atau penyebarluasan pornografi.
Sumber: Dokumen Penerbit
90
Sosiologi SMA dan MA Kelas XI
b Sifat serakah manusia untuk memiliki barang-barang atau memenuhi kebutuhan akan benda-benda yang
terkesan mewah. c Pengaruh dari lingkungan fisik atau sosial.
d Keadaan yang serba kurang akan kebutuhan hidup. e Pengaruh dari luar individu, baik berupa ajakan,
tekanan, atau ancaman. f Lemahnya ikatan-ikatan moral dan keagamaan.
g Terjadinya mobilitas sosial yang ada dalam masyarakat. h Pengangguran.
i Adanya ketimpangan-ketimpangan sosial. j Gangguan psikologis dari pelaku kejahatan atau kriminal.
6 Terjadi Konflik atau Benturan antara Berbagai Nilai dan Kepentingan Tertentu
Adanya persaingan yang ketat dalam mobilitas sosial memungkinkan terjadinya sebuah pertentangan di antara
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Hal itu karena sumber daya alam yang tersedia sangat
terbatas dan tidak dapat menampung semua sumber daya manusia yang ada, sehingga tidak jarang untuk
memperebutkan satu kedudukan tertentu, orang akan menggunakan kekerasan untuk mendapatkannya.