62
Dari hasil perhitungan diperoleh F
hitung
= 1,18, sedangkan F
tabel
= 1,85 pada taraf signifikasi 5 untuk derajat kebebasan penyebut 29
dan derajat kebebasan pembilang 29. Karena F
hitung
F
tabel
1,18 1,85, maka H
diterima yang berarti sampel hasil posttest kedua kelas berasal dari populasi yang homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas diatas, diperoleh bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan
kedua varians populasi homogen, maka selanjutnya data dianalisis dengan melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dalam pembelajan menggunakan media gambar katun terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa. Dalam
penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan rumus uji-t, pada taraf signifikasi 5 dan “dfdb = n
1
= n
2
- 2” dengan kriteria sebagai berikut :
t
hitung
t
tabel
= H diterima
t
hitung
t
tabel
= H ditolak
a. Uji Hipotesis Pretest
Uji t pada pretest dengan kriteria t
hitung
t
tabel
= H diterima, hasil
kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
6
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Hasil
Pretest Dengan U ji “t”
Keterangan Pretest
Kelompok Eksperimen
Kontrol
Mean 53,9
49,56 t
hitung
1,52 t
tabel
1,67 Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
6
Lampiran 25, hal.136
63
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diperoleh nilai t
hitung
pada hasil pretest= 1,55 dan t
tabel
= 1,67 dengan taraf signifikan 0.05 dan derajat kebebasan dfdb = 30+30
– 2 = 58, hasil pengujian menunjukan bahwa t
hitung
t
tabel
atau 1,52 1,67 dengan kriteria pengujian H diterima jika t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
dan H ditolak jika t
hitung
lebih besar dari t
tabel
. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. b.
Uji Hipotesis Posttest Uji t pada posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat
pada tabel berikut.
7
Tabel 4.9. Uji Hipotesis Hasil
Posttest Dengan Uuji “t”
Keterangan Pretest
Kelompok Eksperimen
Kontrol
Mean 71,5
62,3 t
hitung
3,65 t
tabel
1,67 Kesimpulan
Terdapat perbedaan yang signifikan
Berdasarkan uji hipotesis hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol nilai t
hitung
= 3,65 dan t
tabel
= 1,67 dengan taraf signifikan 0.05 dan derajat kebebasan dfdb = 30+30
– 2 = 58, hasil pengujian menunjukan bahwa t
hitung
t
tabel
atau 3,65 1,67 dengan kriteria pengujian H
diterima jika t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
dan H ditolak jika t
hitung
lebih besar dari t
tabel
. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa dengan demikian H
yang menyatakan tidak terdapat pengaruh penggunaan media gambar kartun
ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
7
Lampiran 25, hal.137
64
antara rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan demikian penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VII-A yang diajarkan dengan menggunakan media gambar kartun
adalah 71,5 dan nilai rata-rata hasil belajar belajar IPS siswa kelas VII-B yang diberikan pembelajaran dengan tidak menggunakan media gambar
kartun adalah 63,3 dengan nilai dan nilai
hal ini menunjukkan bahwahasil belajar IPS siswa dikelas yang menggunakan media gambar kartun lebih baik dibandingkan dengan hasil
belajar IPS siswa dikelas yang tidak menggunakan media gambar kartun. Hal ini dimungkinkan karena pendekatan kedua media tersebut berbeda,
pada kelas eksperimen lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab pribadi sebagai kelompok yang harus memahami materi dan
menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama.Sedangkan pada kelas kontrol lebih banyak siswa mendengarkan guru ceramah sehingga kurang
efektif dalam belajar.Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan media gambar
kartun tersebut dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok
dalam belajar sehingga mereka dapat membangun sendiri pemahaman secara bersama-sama.Walaupun, masih terdapat siswa yang masih enggan
terlibat aktif dalam pembelajaran karena metode ini masih baru bagi siswa. Pada penggunaan media gambar kartun, diperoleh beberapa temuan
bahwa media gambar kartun dapat meningkatkan kerja sama siswa dalam manganalisis
gambar kartun
yang sudah
didiskusikan dengan
kelompoknya masing-masing, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses
pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa menganalisis sebuah gambar kartun.
65
Pada penggunaan buku LKS, diperoleh beberapa temuan bahwa siswa kurang efektif dalam belajardikarenakan guru hanya menggunakan
ceramah sehingga tidak dapat meningkatkan tanggung jawab siswadalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, proses pembelajaran
kurang menarik dan nampak sebagian besar siswa tidak antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tidak terlihat ketika berusaha
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa perlakuan yang berbeda
menyebabkan terjadinya hasil yang berbeda antara kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan media gambar kartun dan kelas kontrol
yang diajarkan dengan tidak menggunakan media gambar kartun. Dengan demikian maka terbukti bahwa penggunaan media gambar
kartun dalam pembelajaran IPS khususnya pokok bahasan penyakit sosial dan penyimpangan sosial dapat mempengaruhi hasil belajar siswa,
sehingga hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol tanpa menggunakan media
gambar kartun atau menggunakan buku LKS.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian yang dilakukan belum sempurna karena masih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Penulis hanya melakukan penelitian pada pokok bahasan penyakit
sosial dan
penyimpangan sosial,
sehingga belum
dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lainnya.
2. Kondisi sekolah yang berada dipinggir jalan mempunyai dampak yang
cukup berpengaruh terhadap konsentrasi siswa dalam belajar. 3.
Kondisi siswa pada awal pertemuan masih kurang berinteraksi karena belum terbiasa dengan media baru
4. Alokasi waktu yang diberikan terasa kurang untuk mengkondisikan
siswa benar-benar melaksanakan tahap pembelajaran secara maksimal.