Ranah Afektif Hasil Belajar Siswa

39 physical set kesiapan fisik atau emotional set kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu tindakan. c. Gerakan Terbimbing P 3 Gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu model, kemudian meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai dapat menguasai dengan benar suatu gerakan. d. Gerakan Terbiasa P 4 Gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari atau mengaturmenata laboratorium e. Gerakan yang Kompleks P 5 Gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang berada pada tingkat ketrampilan yang tinggi. Gerakan itu menampilkan suatu tindakan motorik yang menuntut pola tertentu dengan tingkat kecermatan, dan atau keluwesan, serta efesiensi yang tinggi. f. Penyesuaian dan Keaslian Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil sehingga ia sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi yang menuntut persyaratan tertentu. Individu sudah dapat mengembangkan tindakanketrampilan baru untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.

E. Kajian Materi Tentang Alat-alat Optik

Konsep alat-alat optik pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2006 untuk SMP diajarkan di kelas VIII. Standar kompetensi SK pada konsep ini yaitu: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi sehari-hari. Kompetensi dasar KD pada konsep ini adalah mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari standar kompetensi dan kompetensi di atas, konsep alat-alat optik memiliki karakteristik sebagai berikut: melibatkan peserta didik pada kegiatan, menerapkan informasi keterampilan akademik baru pada situasi nyata, memeriksa 40 kemampuan kolektif peserta didik, melibatkan peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui dalan suatu konteks kehidupan nyata. Dari beberapa karakteristik tersebut, maka dibutuhkan suatu penilaian yang bersifat autentik dan tepat untuk diterapkan pada konsep alat-alat optik, karena penilaian autentik merupakan jenis penilaian dengan ciri peserta didik aktif membangun pengetahuan, hingga terbentuk kompetensi seperti yang ditetapkan dalam SKL, SK, KD, maupun indikator. Gambar 2.1 berikut merupakan peta konsep pada alat-alat optik. Alat Optik Mata dan Kaca mata Mata terdiri atas Kornea Retina Cairan Aqueous Lensa Kristalin Iris Mata dapat menderita Hipermetropi, diatasi dengan lensa cembung + Presbiopi, diatasi dengan lensa rangkap Miopi, diatasi dengan lensa cekung - Astigmatisma, diatasi dengan lensa silindris Kamera Bayangan bersifat: Nyata, terbalik, dan diperkecil Lup Mikroskop Teropong Periskop Gambar 2.1 Peta Konsep Alat-alat Optik 41

1. Pengertian Alat-alat Optik

Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI menerangkan alat merupakan benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. 75 Sedangkan optik, adalah hal yang berkenaan dengan penglihatan cahaya, lensa, mata, dsb. 76 Menurut Surawan Martinus “alat optik merupakan alat yang berhubungan dengan masalah penglihatan, seperti kacamatalensateropongkameramikroskop, dan sebagainya”. 77 Alat optik merupakan alat yang cara kerjanya memanfaatkan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya disebut alat optik. 78 Jadi, alat optik merupakan alat-alat bantu penglihatan yang dimanfaatkan dengan menggunakan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya.

2. Macam-macam Alat Optik

Ada beberapa macam alat optik, diantaranya: a. Mata dan Kacamata Eye, atau mata merupakan bagian tubuh untuk melihat. 79 Mata merupakan indra penglihatan berupa alat optik alamiah. Gambar 2.2 Mata dan Bagiannya 1 Bagian-bagian Mata dan Fungsinya, diantaranya: 75 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit., h. 36. 76 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit., h. 985. 77 Surawan Martinus, Kamus Kata Serapan,Cet 2, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 418. 78 Saeful Karim, dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 307. 79 J. Danusantoso, A Concise Dictionary Of Physic, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1995, h. 150.