Nilai Hasil Belajar Siswa

71 digunakan berupa model skala penilaian Rating Scale. Berdasarkan penilaian produk yang dilakukan, nilai rata-rata kelompok siswa selama tiga pertemuan berada pada kategori baik. Dengan dua kelompok berkategori kurang baik, lima kelompok cukup baik, dan satu kelompok berkategori amat baik. Penilaian kinerja dan penilaian produk sebagai penilaian proses menuntut peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Penerapan penilaian proses ini memberikan peluang agar para siswa dapat mengembangkan keterampilan, kreativitas, serta sikap ilmiah dalam merekonstruksi pengetahuan masing-masing individu. Penilaian jenis ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian proses pendidikan dan mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa dengan cara menerapkan pengetahuan yang mereka miliki pada kehidupan nyata, kegiatan eksperimen, berdiskusi, ataupun membuat suatu produk yang berguna. Dari penilaian proses yang diberikan kepada siswa, skor rata-rata yang diperoleh berkategori baik. Hasil belajar ranah kognitif yang didapat dari hasil tes tulis yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Tes tulis berupa pilihan ganda diujikan untuk menilai ranah kognitif siswa pada tingkat mengingat C 1 , memahami C 2 , dan mengaplikasikan C 3 . Dari penilaian hasil belajar yang dilakukan, didapat rata-rata hasil belajar siswa berkategori baik. Penilaian tes tulis biasanya lebih cenderung melibatkan kemampuan siswa pada ranah kognitif saja. Ranah kognitif berhubungan dengan aktivitas otak atau mental. Pada ranah ini erat dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan mengahapal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Penerapan penilaian proses melibatkan kemampuan siswa pada ranah psikomotorik, dimana pada ranah ini keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu serta kelompok. Dengan adanya penilaian ini, diharapkan para siswa dapat mengembangkan keterampilan, keaktifan, serta kreativitas sebagai cerminan dari pengetahuan yang didapat dari proses pembelajaran, sehingga diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar pada ranah kognitif. Hasil analisis data penelitian yang dibuktikan melalui analisis uji statistik dengan bantuan software SPSS 16.0 menunjukkan bahwa hubungan antara 72 penilaian proses rata-rata penilaian kinerja dan penilaian produk dan hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik menunjukkan hasil yang linier. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai R Square r 2 sebesar 0,682. Artinya nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan yang linier antara penilain proses dan hasil belajar siswa yang didapat melalui tes tulis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan penilaian proses dapat diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Kesimpulan penelitian ini sesuai dengan pendapat Indah Nurcahyani dan kawan- kawan yang menyatakan tingkat ketercapaian batas minimal peserta didik lebih besar dari KKM yang ditentukan sekolah. Selain Indah dan kawan-kawan, Syahrul mengungkapkan tentang hasil penelitiannya yaitu a terdapat perbedaan unjuk kinerja prestasi praktikum mesin listrik mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan model Asesmen Autentik Terintegrasi Model-AAT, b dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran mahasiswa dalam mata praktik kuliah, c mahasiswa memberi respon positif terhadap penerapan asesmen teman sejawat, karena mereka merasa memperoleh pengalaman yang berharga tentang bagaimana menerapkan model tersebut dalam pembelajaran. Zainal Ruma dalam jurnal penelitiannya menyimpulkan bahwa: a Hasil belajar ekonomi siswa setelah dinilai dengan penilaian kinerja, b nilai rata-rata mengalami peningkatan pada akhir tes, minat siswa untuk mempelajari lebih mendalam sangat tinggi, dan c penyelesaian soal kontekstual siswa setelah penerapan assesmen kinerja cukup baik. Tatag Y. E. Siswono menuturkan dalam jurnalnya bahwa penilaian kinerja merupakan kegiatan penilaian yang meminta siswa untuk mengkontruksi respon, menghasilkan produk atau menunjukkan hasil suatu kegiatan demonstrasi, sehingga penilaian ini sangat sesuai untuk mengetahui ketercapaian tujuan proses dalam pembelajaran. Dari uraian di atas terlihat bahwa hubungan antara penilaian proses dan hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik memiliki hubungan yang linier. Penilaian proses juga berkontribusi dalam mendorong siswa berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga dengan adanya penilaian proses ini keterampilan siswa dapat meningkat seiring meningkatnya pengetahuan siswa pada ranah kognitif. 73

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan dalam pelaksanaannya, diantarnya ialah: 1. Penilaian proses merupakan penilaian yang lebih efektif diterapkan pada kelas dengan jumlah siswa yang sedikit. Hal tersebut berkaitan dengan kontrol individu dan waktu yang tersedia untuk jam pelajaran fisika. 2. Jumlah siswa yang ideal untuk menerapkan penilaian kinerja adalah 5 orang siswa untuk masing-masing penialai. Pada penelitian ini, jumlah total siswa adalah 27 orang yang terbagi kedalam 9 kelompok, sedangkan jumlah penilai hanya dua orang.