58
tinggi yang artinya bahwa instrumen ini reliable. Oleh karena itu, instrumen ini layak digunakan dalam penelitian.
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran suatu butir soal menjelaskan ukuran dari jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar.
9
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00
sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar,
sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.
10
Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus:
11
Keterangan : P
= indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran butir soal yang
diperoleh adalah seperti pada tabel 3.5 berikut:
12
Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran
Tingkat Kesukaran
0,00 s.d 0,30 Sukar
0,30 s.d 0,70 Sedang
0,70 s.d 1,00 Mudah
Berikut ini kriteria taraf kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisi terhadap 35 soal yang diujicobakan.
9
Ibid., h. 207.
10
Loc. Cit. h. 207.
11
Ibid., h. 208.
12
Ibid., h. 210.
P =
59
Tabel 3.6 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Kriteria
No. Soal Jumlah
Mudah 9, 20, 24, 25, 28, 29, 31
7 Sedang
1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 23, 26, 30, 33, 34 17
Sukar 6, 8, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 27, 32, 35
11 Jumlah
35 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 7 soal mudah, 17 soal
sedang, dan 11 soal sukar.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang panda berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah.
13
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi daya pembeda adalah:
14
Keterangan : D = daya pembeda butir soal
B
A
= banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B
B
= banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar J
A
= banyaknya peserta kelas atas J
B
= banyaknya peserta kelas bawah Setelah indeks daya pembeda dihitung dan diketahui, maka nilainya
diklasifikasikan dengan kriteria daya pembeda seperti pada tabel 3.7 berikut:
15
13
Ibid., h. 211.
14
Ibid., h. 213-214.
15
Ibid., h. 218.
D =
-
60
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda
Kriteria Daya Pembeda
0,00 - 0,20 Jelek poor
0,20 - 0,40 Cukup satisfactory
0,40 - 0,70 Baik good
0,70 - 1,00 Baik sekali excellent
Negatif Sangat buruk, sebaiknya dibuang
Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 35 soal terdapat 4 yang termasuk sangat buruk, 4 soal termasuk kategori jelek, 11 soal termasuk kategori cukup, 14
soal termasuk kategori baik, 2 soal termasuk kategori baik sekali. Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 35 soal yang diuji
cobakan dengan menggunakan program anates.
Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Kategori
No. Soal Jumlah
Sangat buruk Drop 2, 8, 25, 35
4 Jelek
5, 14, 21, 22 4
Cukup 4, 10, 12, 13, 18, 20, 24, 27, 29, 31, 32
11 Baik
1, 3, 6, 9, 11, 15, 16, 17, 19, 23, 26, 28, 33, 34 14
Baik Sekali 7, 30
2
Jumlah 35
Jumlah soal yang digunakan dalam penelitian adalah 20 soal, pemilihan 20 soal ini disamping didasarkan pada keempat kriteria di atas juga didasarka pada
keterwakilan semua indikator materi pembelajaran. Kedua puluh soal tersebut sebagai berikut: 1, 3,
6, 9, 10, 11, 14, 15,
17, 18, 19, 20,
23, 24,
26, 28, 30, 32, 33,
34.
H. Teknik Deskriptif Analitis
Terdapat tiga buah data yang diperoleh, yaitu data tes penilaian kinerja, data tes penilaian produk, dan data tes tulis hasil belajar siswa. Penilaian kinerja
dan penilaian produk sebagai penilain proses selanjutnya akan dijumlahkan dan diambil rata-rata dari keduanya. Kemudian penilaian proses penilaian kinerja dan
penilaian produk sebagai variabel independen X dan hasil belajar sebagai