melaksanakan prosedur audit mengenai mengurangi jumlah sampel rendah atau bisa dikatakan baik. Indikator pemeriksaan fisik memperoleh
nilai persentase 42,92 dengan kategori rendah, yang artinya toleransi auditor untuk tidak melaksanakan prosedur audit mengenai pemeriksaan
fisik rendah atau bisa dikatakan baik. Penentuan kategori per-indikator yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada lampiran 12.
2. Time pressure
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel Time Pressure
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
58 – 70
Sangat Tinggi
3 4,2
47 – 57
Tinggi
19 26,4
36 – 46
Sedang
19 26,4
25 – 35
Rendah
30 41,7
14 – 24
Sangat Rendah
1 1,4
Jumlah 72
100 Skor Tertinggi
60 Skor Terendah
20 Rata-rata
38,83 Kategori
S
Sumber
: Data primer diolah, 2016 Lampiran 6 Hal 219 Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel yang
tersaji dalam Tabel 4.4 menunjukkan hasil bahwa variabel time Pressure memiliki skor rata
– rata 38,83 dengan demikian apabila dilihat dari skor rata- rata variabel tersebut termasuk dalam kategori sedang, yang artinya
auditor memiliki tingkat keadaan time pressure yang seimbang. Akan tetapi jika dilihat dari frekuensinya auditor kecenderungan memiliki time
pressure yang rendah. Hal ini mengindikasi bahwa sesungguhnya auditor
yang bekerja pada KAP di kota Semarang tidak terlalu banyak mendapat
tekanan saat melaksanakan audit. Dari penelitian ini dapat diketahui juga
KAP yang tidak terlalu banyak mendapat tekanan dalam pengerjaan audit antara lain KAP Hananta, KAP RAS, KAP BYSA, dan KAP BTFD.
Adapun untuk distribusi jawaban rensponden per-indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.5
Distribusi Persentase Per-Indikator Time Pressure
No Indikator
Persentase Kategori
1 Ketepatan Waktu
54,44 Sedang
2
Pencapaian Anggaran Waktu
56,11 Sedang
3
Keterbatasan Sumber Daya
55,14 Sedang
4
Tingkat Efisiensi Anggaran Waktu
60,14 Sedang
5
Kepatuhan Auditor
53,33 Sedang
6
Ketidakseimbangan Antara Tugas dan Waktu yang
Tersedia
55,42 Sedang
7
Penetapan Batasan Waktu
53,75 Sedang
Sumber
: Data primer diolah, 2016 Lampiran 6 Hal 219 Berdasarkan Tabel 4.5 yang menunjukkan distribusi jawaban
responden untuk setiap indikator yang membentuk variabel time pressure. Untuk indikator ketepatan waktu memperoleh nilai persentase
sebesar 54,44 dengan kategori sedang, yang berarti tekanan yang diterima auditor saat melaksanakan audit berdasarkan ketepatan waktu
tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Indikator pencapaian
anggaran waktu memperoleh nilai persentase sebesar 56,11 dengan kategori sedang, yang berarti tekanan yang diterima auditor saat
melaksanakan audit berdasarkan pencapaian anggaran waktu tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Indikator
keterbatasan sumber daya
memperoleh nilai persentase sebesar 55,14 dengan kategori sedang, yang berarti tekanan yang diterima auditor saat melaksanakan
audit berdasarkan keterbatasan sumber daya
tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Indikator
tingkat efisiensi anggaran waktu memperoleh nilai persentase sebesar 60,14 dengan kategori sedang,
yang berarti tekanan yang diterima auditor saat melaksanakan audit berdasarkan
tingkat efisiensi anggaran waktu tidak terlalu tinggi namun
juga tidak terlalu rendah. Indikator kepatuhan auditor
memperoleh nilai persentase sebesar 53,33 dengan kategori sedang, yang berarti tekanan
yang diterima auditor saat melaksanakan audit berdasarkan kepatuhan
auditor tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Indikator
ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia memperoleh
nilai persentase sebesar 55,42 dengan kategori sedang, yang berarti tekanan yang diterima auditor saat melaksanakan audit berdasarkan
kesenjangan antara tugas dengan waktu yang diberikan seimbang.
Indikator p enetapan batasan waktu
memperoleh nilai persentase sebesar 53,75 dengan kategori sedang, yang berarti tekanan yang diterima
auditor saat melaksanakan audit berdasarkan p enetapan batasan waktu
tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Penentuan kategori per-indikator yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada lampiran 12.
3. Audit Risk