Pengaruh dari variabel organizational commitment dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan teori organizational commitment ini, dimana apabila
seorang auditor yang memiliki komitmen terhadap organisasi tinggi mereka akan cenderung memandang KAP sebagai komitmen afektif, komitmen afektif
berkaitan dengan emosional karyawan dalam hal ini keterikatan auditor dengan KAP tempat ia bekerja. Pola pikir auditor yang seperti ini memandang
kepentingan organisasi adalah kepentingan pribadi mereka, sehingga mereka akan terus bekerja dengan seluruh kemapuan yang ia miliki untuk organisasi karena
mereka ingin melakukan hal tersebut. Keingingan untuk mengerahkan seluruh kemampuan yang di miliki auditor untuk KAP tempat ia bekerja pada akhirnya
akan berimplikasi secara langsung terhadap perilaku pengurangan kualitas audit RAQ Behaviour yang dalam penelitian ini adalah premature sign off audit
procedures.
2.1.3. Teori Motivasi Kebutuhan Acquired needs theory
Teori motivasi kebutuhan David McClelland 1961 mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis kebutuhan motivasi yaitu motivasi untuk mencapai
prestasi need for achievement n-ach , motivasi untuk mendapatkan kekuasaan otoritas need for power n-pow, dan motivasi untuk berafiliasi need for
affiliation n -affil. Adapun definisi dan penjelasan mengenai tiga jenis kebutuhan motivasi
menurut Mc Clelland 1961 adalah sebagai berikut : 1. Motivasi untuk berprestasi need for achievement
Motivasi untuk berprestasi need for achievement adalah motivasi atau hasrat seseorang untuk meraih prestasi dalam hidupnya, ini merupakan proses
pembelajaran yang stabil yang mana kepuasan akan didapatkan dengan berjuang dan memenuhi level tertinggi untuk dapat menjadi ahli dalam bidang tertentu.
Dengan kata lain motivasi untuk berprestasi merupakan tingkat dimana seseorang memiliki kemauan untuk menjadi sukses di bidangnya. Bagi mereka yang
memiliki need for achievement tinggi cenderung menyukai pekerjaan yang menantang dengan sasaran akhir yang masih dapat dicapai, karena apabila jalan
yang mereka tempuh untuk mencapai kesuksesan memiliki risiko rendah, mereka akan menganggap bahwa itu bukanlah pencapaian kesuksesan yang
sesungguhnya. Sebaliknya seseorang yang memiliki need for achievement rendah akan cenderung mengambil pekerjaan yang mudah untuk meminimalisasi risiko
kegagalan. 2. Motivasi untuk berkuasa need for power
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itui tanpa dipaksa tidak akan
berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan memengaruhi orang lain. Kebutuhan kekuasaan sangat
berhubungan dalam pencapaian posisi kepemimpinan. Karena seorang pemimpin membutuhkan kekuasaan yang besar untuk dapat mengendalikan anggota agar
dapat terwujud tujuannya sebagai seorang pemimpin. Artinya seseorang yang memiliki need for power adalah seseorang yang memiliki personal power dan
kekuasaan yang dapat digunakan untuk mengatur, dan mengendalinan orang lain dalam pencapaiannya memenuhi tujuan.
3. Motivasi untuk berafiliasi need for affiliation Kebutuhan akan afiliasi atau bersahabat adalah hasrat untuk berhubungan
antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan
pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam
bekerja atau mengelola organisasi. Pengaruh need for achievement terhadap premature sign off audit
procedures dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan teori motivasi kebutuhan. Dimana need for achievement merupakan tingkat keinginan seseorang untuk
mempertahankan standard kinerja dan keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sulit secara efektif. hal ini dapat dijadikan dasar dalam menentukan perilaku
pengurangan kualitas audit RAQ behaviour yang dalam penelitian ini adalah premature sign off audit procedures.
2.2. Premature Sign Off Audit Procedures