melakukan premature sign off audit procedures dikarenakan lebih mengedepankan mutu kualitas dalam setiap pekerjaannya, dan menyukai
tantangan.
9. Organizational commitment terhadap premature sign off audit
procedures melalui self esteem
Teori organizational commitment Allen dan Meyer 1990 membagi organizational commitment menjadi tiga komponen organisasi yaitu komitmen
afektif affective commitment, komitmen kontinuans continuance commitment, dan komitmen normatif normative commitment. Dimana apabila seorang auditor
yang memiliki komitmen terhadap organisasi tinggi mereka akan cenderung memandang KAP sebagai komitmen afektif, komitmen afektif berkaitan dengan
emosional karyawan dalam hal ini keterikatan auditor dengan KAP tempat ia bekerja. Pola pikir auditor yang seperti ini memandang kepentingan organisasi
adalah kepentingan pribadi mereka, sehingga mereka akan bekerja lebih dengan seluruh kemapuan yang ia miliki untuk organisasi karena mereka ingin melakukan
hal tersebut. Keingingan untuk mengerahkan seluruh kemampuan yang di miliki auditor untuk KAP tempat ia bekerja pada akhirnya akan berimplikasi secara
langsung terhadap perilaku pengurangan kualitas audit RAQ Behaviour yang dalam penelitian ini adalah premature sign off audit procedures.
Individu yang memiliki organizational commitment yang tinggi cenderung tidak melakukan tindakan premature sign off audit procedures, terlebih lagi jika
didukung dengan self esteem yang tinggi, kecenderengan auditor melakukan premature sign off audit procedures akan semakin rendah.
10. Organizational commitment terhadap premature sign off melalui need
for achievement
Berdasarkan teori organizational commitment Staw dan Salancik 1977 membagi organizational commitment menjadi dua bentuk komitmen yaitu
komitmen sikap attitudinal commitment dan komitmen tingkah laku behavioral commitment. Komitmen sikap adalah keadaan dimana seorang individu
mempertimbangkan sejauhmana nilai dan tujuan pribadinya dapat sesuai dengan tujuan organisasi, serta sejauhmana keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi. Pendekatan sikap ini lebih berfokus pada pola pikir seseorang tentang bagaimana hubungan individu terhadap organisasi tempat
ia berada Mowday dkk, 1979. Seorang auditor yang memiliki organizational commitment yang tinggi
terhadap KAP tempat ia bekerja memiliki kecenderungan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan tindakan yang dapat mencoreng nama baik KAP
tersebut. Sehingga kemungkinan auditor mentoleransi perilaku premature sign off audit procedures cenderung rendah. Terlebih lagi jika auditor tersebut memiliki
need for achievement yang tinggi dimana auditor tersebut memiliki motivasi berprestasi tinggi dan mampu mempertahankan standard kinerja tinggi serta
mempunyai keinginan untuk menyelesaikan tugas yang sulit, kecenderengan auditor melakukan premature sign off audit procedures akan semakin rendah.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
H10 - H9 -
H8 - H7 -
H6 + H5 +
H4 - H3 +
H1 + H2 +
Premature Sign Off
Time Pressure
Audit Risk
Locus Off Control
Organizational Commitment
Self Esteem
Need For Achievement
2.10.2. Pengembangan Hipotesis