Konsep Self Esteem Self Esteem

2.7. Self Esteem

2.7.1. Konsep Self Esteem

Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan. Secara singkat self esteem adalah “personal judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang di ekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Coopersmith, 1967. Menurut Robbins dan Judge 2007 mendefinisikan self esteem sebagai tingkat menyukai atau tidak menyukai dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia. Menurut Coopersmith 1967, ada empat komponen yang menjadi sumber dalam pembentukan Self esteem individu. Keempat komponen itu adalah keberhasilan Successes, Nilai-nilai value,Aspirasi-aspirasi Aspirations, dan pendekatan dalam merespon penurunan penilaian terhadap diri Defences berikut adalah definisi komponen self esteem menurut Coopersmith 1967 : 1. Keberhasilan Successes Terdapat empat tipe pengalaman berbeda yang mencoba mendefinisikan tentang keberhasilan. Setiap hal tersebut memberikan kreteria untuk mendefinisikan keberhasilan itu adalah area power, area signifikan, area virtue, dan area kompetensi. a. Keberhasilan dalam area power, yaitu kemampuan atau keberhasilan dalam mengontrol perilaku yang akan terjadi pada diri. Pengakuan dan penghargaan yang diterima seseorang dari orang lain dapat memunculkan power dan dapat menimbulkan perasaan menghargai pandangan secara asertif, energik dan eksploratif dan pendapatnya sendiri dengan percaya diri. b. Keberhasilan dalam area signifikan yaitu keberhasilan yang tolok ukurnya didapat dari seberapa banyak penghargaan, perhatian, dan kasih sayang yang diterima seseorang dari orang lain. penghargaan dan perhatian akan memunculkan sebuah ekspresi penerimaan dan popularitas bagi seseorang sedangkan sebaliknya akan memunculkan penolakan dan isolasi. c. Keberhasilan dalam area virtue, kemampuan seseorang untuk bisa menyesuaikan diri dengan standar moral dan etika yang berlaku di lingkungannya. Kepatuhan terhadap nilai, moral dan etika yang dijalaninya diasumsikan mengandung sikap positif. d. Keberhasilan dalam area kompetensi, yaitu keberhasilan menampilkan performa kerja dan prestasi yang sesuai dengan apa yang diharapkan. 2. Nilai – nilai value Setiap orang menyikapi dan menilai keberhasilan yang telah dicapainya dengan berbeda-beda. Perbedaan dalam pemberian nilai dan makna terhadap pengalaman merupakan fungsi dari nilai yang diinterlisasi orang dan lingkungan sosial. Perlakuan menerima dan menghargai cenderung dapat menghasilkan standar nilai yang menimbulkan harga diri serta menumbuhkan standar nilai yang stabil dan realistis. Tepatnya bahwa standar nilai setiap orang mendapatkan pengaruhnya dari situasi dan kondisi lingkungan sosialnya. 3. Aspirasi Aspirations Orang dengan harga diri tinggi relatif menentukan tujuan yang lebih tinggi daripada seseorang dengan harga diri rendah. Pasalnya, orang dengan harga diri tinggi mempunyai harapan yang lebih dan merasa lebih berharga dengan cara merealisasikan harapan keberhasilan yang lebih tinggi dari yang mungkin ia peroleh. Harapan tersebut menunjukkan suatu kepercayaan terhadap kemampuan dirinya dan keyakinan akan keberhasilan dengan ditunjukkan melalui sikap eksploratif. Sedangkan orang dengan harga diri rendah merasa tidak yakin akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan walaupun ia juga mengharapkan dapat mencapai keberhasilan. 4. Defenses Cara untuk mengatasi ancaman dan ketidakjelasan cara individu dalam mempertahankan dirinya mengatasi kecemasan atau lebih spesifik, mempertahankan harga dirinya dari devaluasi atau penurunan harga diri yang membuatnya merasa incompetent, tidak berdaya, tidak signifikan, dan tidak berharga. Individu yang memiliki defence mampu mengeliminir stimulus yang mencemaskan, mampu menjaga ketenangan diri, dan tingkah lakunya efektif. Individu dengan self esteem tinggi memiliki suatu bentuk mekanisme pertahanan diri tertentu yang memberikan individu tersebut kepercayaan diri pada penilaian dan kemampuan dirinya, serta meningkatkan perasaan mampu untuk menghadapi situasi yang menyulitkan. Self esteem yang tinggi berhubungan dengan sifat optimis dan tingkat kecemasan yang dimiliki seseorang Suharyati, 2003. individu dengan self esteem tinggi memiliki kecenderungan mengambil lebih banyak risiko dalam memilih pekerjaan dan memiliki kemungkinan besar melakukan tindakan popular, sedangkan individu dengan self esteem rendah cenderung mencari persetujuan dari orang lain, menyesuaikan diri pada keyakinan dan perilaku orang yang mereka hormati Robbins dan Judge, 2007. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan definisi self esteem pada penelitian ini adalah evaluasi akan bagaimana penilaian individu tentang dirinya sendiri mengenai seberapa besar keberhargaan diri yang ia miliki, harga diri ini menunjukkan penghargaan dan pengakuan atau tidak, serta menunjukkan sejauh mana individu tersebut merasa mampu, sukses, dan berharga.

2.7.2. Dimensi Pengukuran Self Esteem

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Ditinjau Dari Faktor Eksternal Dan Faktor Internal Auditor

3 18 165

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR DALAM Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Auditor Dalam Premature Sign-Off Of Audit Prosedures (Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit) Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 15

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Auditor Dalam Premature Sign-Off Of Audit Prosedures (Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit) Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN PREMATURE SIGN-OFF OF AUDIT PROSEDURE PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI JAWA TENGAH.

0 0 1

The Influence Of Time Pressure On The Behaviours Of Premature Sign Off In Audit Procedures

0 0 11

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATAN, NEED FOR ACHIEVEMENT, SELT ESTEEM IN RELATION TO AMBITION, DAN TIME PRESSURE TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KAP KOTA SEMARANG) - Unika Repository

0 0 17

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATAN, NEED FOR ACHIEVEMENT, SELT ESTEEM IN RELATION TO AMBITION, DAN TIME PRESSURE TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KAP KOTA SEMARANG) - Unika Repo

0 0 11

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATAN, NEED FOR ACHIEVEMENT, SELT ESTEEM IN RELATION TO AMBITION, DAN TIME PRESSURE TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KAP KOTA SEMARANG) - Unika Repository

0 0 13

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATAN, NEED FOR ACHIEVEMENT, SELT ESTEEM IN RELATION TO AMBITION, DAN TIME PRESSURE TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KAP KOTA SEMARANG) - Unika Repository

0 0 38

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATAN, NEED FOR ACHIEVEMENT, SELT ESTEEM IN RELATION TO AMBITION, DAN TIME PRESSURE TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KAP KOTA SEMARANG) - Unika Repository

0 0 94