Hadits-Hadits Rasulullah tentang Bidah
tidak dapat dihitung. Oleh karena itu, kita hanya menyebutkan hadits-hadits yang lebih mudah yang mencakup pengertian hadits-hadits lainnya serta
memilih —dengan izin Allah— yang lebih dekat dengan keshahihannya. Diantaranya adalah:
1. Diriwayatkan dari Aisyah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
Barangsiapa membuat perkara baru dalam agama kami yang bukan darinya, maka hal itu tertolak. Hadits shahih.
2. Diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Rasulullah bersabda,
Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak terdapat padanya perkara kami, maka hal itu tertolak.
Hadits ini oleh para ulama dikategorikan sebagai sepertiga dari ajaran Islam, karena mencakup segi-segi pengingkaran terhadap
perintah Nabi SAW, baik dalam masalah bidah maupun kemaksiatan. 3. Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah
SAW bersabda dalam khutbah beliau,
Amma ba’du, sesungguhnya perkataan yang paling baik adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan
seburuk-buruk perkara adalah yang baru dibuat-buat dalam agama dan setiap bidah adalah sesat
4. Diriwayatkan oleh Muslim dari jalur yang lain, ia berkata:
Rasulullah SAW pernah berkhutbah dihadapan khalayak ramai, beliau memuji Allah dan mengagungkan-Nya sesuai keberadaan-
Nya, kemudian bersabda,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan oleh Allah maka
tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. Sebaik- baik perkataan adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah yang baru —dalam agama— dan setiap yang baru adalah bidah.
5. Diriwayatkan oleh An-Nasa’i, bahwa Rasulullah bersabda,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Setiap yang baru adalah bid ah dan setiap yang bidah tempatnya di dalam neraka.
Disebutkan bahwa Umar pernah berkhutbah dengan khutbah tersebut.
Diriwayatkan dari Ibnu Masud —dengan riwayat yang mauquf dan marfu—, bahwa ia berkhutbah, Sesungguhnya keduanya adalah dua
perkara —perkataan dan petunjuk— maka sebaik-baik perkataan adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad.
Ketahuilah, kamu hendaknya menjauhi perkara-perkara yang baru, karena seburuk-buruk perkara adalah perkara yang baru dan setiap
yang baru adalah bidah. Dalam lafazh lain disebutkan, Sesungguhnya kalian akan membuat
perkara yang baru, ia akan membuatkan perkara yang baru dan akan dibuatkan perkara yang baru bagi kalian, maka setiap yang baru adalah
sesat dan setiap yang sesat di dalam neraka.
Ibnu Masud berkhutbah dengan perkataan ini pada setiap hari Kamis. 6.
Dalam riwayat lain dari Ibnu Masud, Sesungguhnya keduanya adalah dua perkara —petunjuk dan perkataan— sebaik-baik perkataan —atau
sebenar-benarnya perkataan— adalah firman Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Seburuk-buruk perkara adalah
perkara yang baru, setiap yang baru adalah bidah. Janganlah kamu memperpanjang masalah hingga membuat hatimu keras dan jangan
pula kamu teperdaya oleh khayalan, karena sesungguhnya apa yang akan tiba kematian itu dekat dan yang jauh itu tidak akan tiba.
7. Dalam riwayat lain dari Ibnu Masud, Sesungguhnya sebaik-baik
perkataan adalah kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Sedangkan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang
baru. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu sekali-kali tidak dapat menolaknya. Qs. Al Anaam [6]: 134
8. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah —secara marfu— dari Ibnu Masud,
bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Berhati-hatilah kamu terhadap perkara-perkara yang baru. Sesungguhnya seburuk-buruk perkara adalah perkara yang baru,
setiap yang baru adalah bidah, dan setiap bidah adalah sesat. Yang paling masyhur adalah hadits —mauquf— riwayat Ibnu Masud.
9. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Barangsiapa menyeru kepada petunjuk maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya dan tidak mengurangi sedikit pun
pahala mereka. Barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka baginya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya dan tidak mengurangi
sedikit pun dosa-dosa mereka. Hadits shahih. 10. — Diriwayatkan— oleh Muslim
10
dari Jabir bin Abdullah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,
Barangsiapa membuat Sunnah yang baik dan diikuti, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi pahala mereka sedikit pun, dan barangsiapa membuat Sunnah yang buruk dan diikuti, maka baginya dosa seperti dosa
orang-orang yang mengikutinya, tanpa sedikit pun mengurangi dosa mereka. Hadits shahih.
11. At-Tlrmidzi meriwayatkan dan menjadikan hadits no. 11 sebagai hadits
shahih. 12.
Abu Daud dan selain dari keduanya juga meriwayatkan dari Al Irbadh
10
Shahih Muslim, pembahasan tentang zakat dan ilmu Lafazhnya di dalam pembahasan tentang ilmu, Barangsiapa membuat Sunnah di dalam Islam dengan Sunnah yang baik dan
diamalkan setelahnya, maka akan ditulis baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka. Barangsiapa membuat Sunnah di
dalam Islam dengan Sunnah yang buruk dan dikerjakan setelahnya, maka baginya dosa seperti dosa orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi sedikit pun dosa mereka. Lafazhnya di dalam
pembahasan tentang zakat, Barangsiapa membuat Sunnah di dalam Islam dengan Sunnah yang baik maka baginya pahala dan pahala orang yang mengerjakannya setelahnya, tanpa
mengurangi sedikit pun pahala mereka. Barangsiapa membuat Sunnah kebiasaan di dalam Islam dengan Sunnah yang buruk, maka baginya dosa dan dosa orang yang mengerjakannya
setelahnya, tanpa mengurangi sedikit pun dosa mereka. Kita tidak tahu tujuan pengarang mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
bin Sariyah, ia berkata: Suatu hari Rasulullah SAW shalat bersama- sama kami. Setelah selesai shalat beliau menghadap kami dan memberi
nasihat yang sangat jelas dan mengena, sehingga membuat mata meneteskan air mata dan membuat hati bergetar. Seseorang lalu
berkata, Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat perpisahan, maka apa yang engkau wasiatkan untuk kami? Beliau pun berkata,
Saya mewasiatkan kalian agar bertakwa kepada Allah serta patuh dan tunduk kepada para pemimpin, walaupun ia pemimpin adalah
hamba sahaya yang berkulit hitam, karena sesungguhnya orang yang hidup di antara kalian setelahku akan mengalami perselisihan yang
banyak. Jadi, hendaklah kalian berpegang pada Sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah ia dengan erat
dan gigitlah dengan gigi gerahammu. Berhati-hatilah kalian terhadap perkara yang baru, karena setiap perkara yang baru adalah bidah dan
setiap bidah adalah sesat. Diriwayatkan dari beberapa sudut dan jalan yang berbeda.
13. Diriwayatkan dari Khudzaifah, ia berkata, Wahai Rasulullah, apakah
akan terjadi keburukan setelah kebaikan sekarang ini? Beliau menjawab,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Ya, akan ada suatu kaum yang mengikuti sunnah yang bukan Sunnahku dan mengikuti petunjuk yang bukan petunjukku. la
bertanya lagi, Apakah setelah keburukan tersebut terjadi keburukan yang lebih buruk lagi? Beliau bersabda, Ya, seruan menuju neraka
Jahanam, dan barangsiapa yang mengikutinya pasti akan menceburkannya ke dalamnya neraka Jahanam. Dia bertanya,
Wahai Rasulullah, beritahukanlah sifat-sifat mereka untuk kami? Beliau bersabda, Tentu. Mereka berasal dari bangsa kita dan
berbicara dengan bahasa kita. Dia bertanya kembali, Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku mendapatkan perkara
tersebut? Beliau menjawab, Berpegang teguhlah pada jamaah kaum muslim dan imam mereka. Dia berkata, Jika tidak ada
seorang imam atau jamaah? Beliau menjawab, Tinggalkanlah kelompok-kelompok tersebut semuanya meskipun kamu harus
menggigit akar pohon hingga tiba ajalmu dan kamu tetap pada pendirianmu itu. Hadits shahih.
Diriwayatkan oleh Al Bukhari dari jalur yang lain. 14. Dalam hadits Ash-Shahihah disebutkan,
Kota Madinah adalah tanah haram antara Ir dan Tsaur
11
, barangsiapa
1 1
Ir dan Tsaur adalah nama gunung.
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
berbuat kejahatan di dalamnya atau melindungi orang yang berbuat jahat, maka baginya laknat Allah, para malaikat, serta manusia
semuanya, serta tidak akan diterima darinya amal-amal yang sunahnya atau yang wajibnya oleh Allah pada Hari Kiamat.
Menurut arti secara umum, hadits ini mencakup setiap kejahatan yang melanggar syariat. Sementara bidah adalah kejahatan yang
paling buruk. Imam Malik telah menjadikannya sebagai dalil insyaallah akan dijelaskan nanti. Walaupun hanya menyebutkan Madinah secara
khusus, namun kota lainnya juga termasuk dalam pengertian makna hadits tersebut.
15. Dalam kitab Muwaththa disebutkan riwayat dan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW pergi menuju kuburan dan setelahnya sampai
di sana beliau mengucapkan,
Assalamu alaikum rumah kaum mukminin, insyaallah kami akan menyusulmu... Maka beberapa orang laki-laki akan dihalau dari
telagaku sebagaimana unta yang tersesat di halau. Aku memanggil mereka, Man datanglah Man datanglah Man datanglah Lalu
dikatakan, Mereka telah mengganti ajaranmu setelah engkau — meninggal dunia—, Lalu aku berkata, Menjauhlah Menjauhlah
Menjauhlah. Sekelompok ulama mengartikan hadits tersebut diperuntukkan
bagi ahli bidah. Namun sebagian lainnya mengartikan hadits tersebut diperuntukkan bagi orang-orang yang murtad.
Dalil untuk arti yang pertama diperuntukkan bagi ahli bidah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Khaitsamah bin Sulaiman, dari Yazid
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Ar-Raqasyi, ia berkata: Saya bertanya kepada Anas bin Malik, Sesungguhnya di negeri ini terdapat kaum yang bersaksi di hadapan
kita dengan kekafiran dan kemusyrikan serta mengingkari telaga dan pemberian syafaat. Apakah kamu telah mendengar sesuatu dari
Rasulullah SAW tentang hal tersebut? Ia menjawab, Ya. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
—Perbedaan— antara seorang hamba dengan kekafiran —atau kemusyrikan— adalah meninggalkan shalat. Apabila shalat
ditinggalkan, maka ia telah berbuat syirik. Sedangkan telaga saya seperti antara Aylah dengan Makkah, seperti bintang-bintang di langit—atau
beliau bersabda, bagaikan beberapa gugus bintang di langit— yang memiliki dua pancuran air dari surga dan setiap kali airnya meresap,
dipancarkan ditambah dan diperbanyak kembali. Orang yang minum darinya satu teguk pasti tidak akan merasakan haus untuk selamanya.
Akan dijauhkan dari mulut kaum yang nista serta tidak akan diberikan setetespun bagi mereka. Orang yang hari ini mendustainya tidak akan
mendapatkan minuman darinya pada saat itu. Hadits ini menerangkan bahwa mereka adalah ahli kiblat.
Arti yang kedua diperuntukkan bagi orang-orang yang murtad, karena murtad adalah salah satu sifat golongan Khawarij, sedangkan
pendustaan terhadap telaga Nabi adalah salah satu sifat golongan
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Mutazilah dan selain mereka. Adapun penyebutan yang ada dalam hadits Al Muwaththa dari sabda Nabi SAW, Mari datanglah
karena beliau mengenali mereka dari cahaya putih pada wajah dan tangan mereka, dari bekas wudhu, yang menjadi tanda khusus bagi
umat beliau yang tidak dimiliki umat nabi-nabi yang lain. 16. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: Rasulullah SAW berdiri di
hadapan kami sambil memberikan nasihat, beliau bersabda,
Sesungguhnya kalian semua akan dikumpulkan kepada Allah dengan telanjang bulat, Sebagairnana Kami telah memulai penciptaan pertama
begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah satu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.
Qs. Al Anbiyaa [21]: 104 Orang yang pertama kali diberi pakaian adalah Ibrahim, dan beliau akan memanggil beberapa orang
dari umatku dan membawa mereka ke arah kin, kemudian aku berkata sebagaimana seorang hamba yang shalih berkata, Dan
adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada diantara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan mengangkat aku
Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka,
maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka maka
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
sesungguhnya Engkau Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Qs. Al Maa’idah [5]: 117-118. Lalu dikatakan, Mereka terus dalam
kemurtadan terhadap ajaran mereka sejak kamu meninggalkan mereka. Hadits shahih.
Kemungkinan hadits ini ditujukan untuk ahli bidah, seperti pada hadits Al Muaththa, namun mungkin juga ditujukan bagi orang-
orang yang murtad setelah Nabi SAW meninggal dunia. Dalam periwayatan At-Tirmidzi, dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Orang-orang Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan dan orang-orang Nasrani sama seperti itu, sementara umatku terpecah
menjadi tujuh puluh tiga golongan. Hadits hasan shahih. Ada juga riwayat lain yang insya Allah akan disebutkan.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa golongan tersebut maksudnya adalah golongan ahli bidah.
17. Nabi SAW bersabda,
Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan mencabutnya secara langsung dari manusia, akan tetapi Dia
mencabut ilmu dengan mematikan ulama, sehingga apabila tidak terdapat orang yang alim, maka manusia akan mengangkat
pemimpin-pemimpin yang bodoh. Mereka ditanya serta
memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan Hadits shahih.
Hadits tersebut diriwayatkan juga dari jalur lain dalam hadits Al Bukhari dan yang lain.
18. Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Masud, ia berkata, Barangsiapa ingin berjumpa dengan Allah esok hari dalam keadaan muslim, maka
ia hendaknya menjaga shalat sebagaimana yang diserukan kepadanya, karena Allah telah mensyariatkan kepadamu Sunanul Nabi dan
sesungguhnya shalat termasuk dari Sunanul Nabi. Apabila kamu shalat di rumahmu sebagaimana shalatnya orang yang menyelisihi di
rumahnya, maka kamu telah meninggalkan Sunnah Nabimu, dan apabila kamu telah meninggalkan Sunnah Nabimu maka kamu dalam
kesesatan. Perhatikanlah dengan baik bagaimana seseorang yang
meninggalkan Sunnah dijadikan patokan sebagai kesesatan 19.
Dalam suatu riwayat, Apabila kamu meninggalkan Sunnah Nabimu, maka kamu telah kafir. Ini adalah peringatan yang paling keras.
20. Rasulullah SAW juga bersabda,
Sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian dua perkara yang sangat penting. Yang pertama adalah kitab Allah, yang di dalamnya
terdapat petunjuk dan cahaya —dalam riwayat lain; dalamnya ada petunjuk— orang yang berpegang teguh dan mengambilnya maka ia
berada di atas petunjuk, sedangkan orang yang menyimpang maka akan tersesat.
21. Dalam riwayat lain,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Barangsiapa mengikutinya maka ia berada di atas petunjuk dan barangsiapa meninggalkannya maka ia berada dalam kesesatan.
22. Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah dan yang lain dari Ibnu Wahhab, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Akan ada para Dajjal si pendusta diantara umatku yang membuat bidah dari hadits yang tidak pernah didengar oehmu dan orang tuamu.
Jadi, berhati-hatilah terhadap mereka dan janganlah kamu teperdaya oleh mereka.
23. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, bahwa Nabi SAW bersabda,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Barangsiapa menghidupkan satu Sunnah dari Sunnah-Sunnahku setelah aku tiada, maka baginya pahala seperti pahala orang yang
mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka. Sedangkan barangsiapa membuat bidah yang sesat, yang tidak
diridhai Allah dan Rasul-Nya, maka baginya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun dosa manusia.
Hadits hasan. 24.
Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah dan yang lain dari Aisyah, ia berkata, Barangsiapa mendatangi pembuat bidah guna mengukuhkannya,
maka ia telah membantu menghancurkan Islam. 25.
Diriwayatkan dari Al Hasan, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Apabila kamu ingin tidak tertahan dijembatan Shiratul Mustaqim, walaupun sekejap mata, hingga kamu —dapat— masuk surga, maka
janganlah kamu membuat sesuatu yang baru dalam agama Allah dengan pendapatmu.
26. Diriwayatkan dari Al Hasan, bahwa beliau bersabda,
Barangsiapa mengikutiku maka ia termasuk golonganku, sedangkan barangsiapa membenci Sunnahku maka ia bukan termasuk
golonganku. 27. Diriwayatkan oleh Ath-Thahawi, bahwa Nabi SAW bersabda,
Enam golongan yang kulaknat dan Allah juga melaknat mereka serta para nabi yang doanya dikabulkan adalah: orang yang
menambah-nambahkan ajaran Allah, orang yang mendustakan mengingkari takdir Allah, orang yang diberi kekuasaan namun
menghinakan orang yang diagungkan Allah serta mengagungkan orang yang dihinakan Allah, orang yang meninggalkan Sunnahku,
orang yang menghalalkan hal-hal yang diharamkan Allah, dan orang yang menghalalkan hal-hal yang diharamkan Allah dari
keturunanku. 28. Diriwayatkan dari Abu Bakar bin Tsabit Al Khathib,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Enam golongan yang laknat mereka dan aku melaknat mereka — diantaranya—, orang yang berpaling dari Sunnahku kepada bidah.
29. Diriwayatkan oleh Ath-Thahawi, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Sesungguhnya setiap ahli ibadah memiliki ketamakan dan setiap ketamakan mempunyai kecenderungan, baik mengikuti Sunnahku
maupun mengikuti bidah. Barangsiapa kecenderungannya mengikuti Sunnahku maka ia mendapatkan petunjuk, sedangkan barangsiapa
kecenderungannya kepada selainnya maka ia celaka. 30.
Diriwayatkan dari Mujahid —dalam kitab Mujam ABaghawi—ia berkata, Aku dan Abu Yahya bin Jadah pernah berkunjung ke rumah
sedang sahabat Nabi SAW dari kaum Anshar, ia berkata, Para sahabat membicarakan seorang maula perempuan bani Abdul Muththalib di sisi
Rasulullah SAW, mereka berkata, Wanita itu shalat malam dan berpuasa pada siang harinya secara terus-menerus. Rasulullah lalu bersabda,
‘
Akan tetapi aku tidur lalu shalat, dan aku berpuasa juga berbuka. Barangsiapa mengikutiku maka ia termasuk golonganku dan,
barangsiapa membenci Sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku. Sesungguhnya setiap pelaku kebaikan mempunyai ketamakan.
kemudian kecenderungan. Barangsiapa kecenderungannya kepada
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
bidah maka ia sesat, sedangkan barangsiapa kecenderungannya kepada Sunnah maka ia mendapat petunjuk.
31. Diriwayatkan dari Wail, dari Abdullah, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
Sesungguhnya manusia yang mendapat siksa paling pedih pada Hari Kiamat adalah seseorang yang membunuh nabi atau yang dibunuh
oleh nabi dan pemimpin kesesatan yang menjadi contoh dari kaum muslim.”
32. Dalam cuplikan hadits riwayat Khaitsamah, dari Sulaiman, dari Abdullah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Akan ada orang-orang setelahku yang mengakhirkan shalat dari waktunya dan mereka membuat bidah. Abdullah bin Masud berkata,
Bagaimana aku harus bersikap apabila aku mendapatkan mereka? Beliau menjawab, Kamu bertanya kepadaku wahai anak Ummu
Abdullah seharusnya kamu bersikap? Tidak ada ketaatan kepada orang yang bermaksiat kepada Allah.
33. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Abu Said Al Khudri, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Barangsiapa makan dari yang baik, berbuat sesuai Sunnah, dan manusia merasa aman dari kejahatannya, maka ia akan masuk
surga. Seorang laki-laki bertanya, Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang yang demikian itu pada hari ini sangat banyak. Beliau
berkata, Hal itu akan terjadi pada zaman setelahku. Hadits gharib. 34. Diriwayatkan —dalam kitab Ath-Thahawh- dari Abdullah bin Amr
bin Al Ash, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Bagaimana keadaanmu dan dengan putaran zaman —atau beliau berkata: Hampir-hampir tiba suatu zaman— yang akan membuat
manusia binasa dengan kebinasaan yang tak terhingga, dan yang tersisa adalah kelompok manusia yang hina, yang melanggar perjanjian dan
amanat yang ada pada diri mereka. Mereka berselisih sehingga menjadi seperti ini. —beliau mengaitkan jari-jemari tangannya— Para sahabat
lalu bertanya, Apa yang harus kami lakukan wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Hendaklah kalian mengambil perkara yang kalian ketahui
dan hendaklah kalian meninggalkan perkara yang kalian ingkari. Hendaklah kalian mengerjakan perkara orang-orang khusus kalian dan
hendaklah kalian meninggalkan perkara orang-orang umum dari kalian.
35. Diriwayatkan oleh Ibnu Wahab —secara mursal— bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
Berhati-hatilah kalian terhadap Asy-Syiab. Para sahabat bertanya, Apa yang dimaksud dengan Asy-Syiab, wahai Rasulullah? Beliau
menjawab, Pengikut hawa nafsu aliran sesat. 36. Diriwayatkan oleh Ibn Wahab, bahwa Rasulullah bersabda,
Sesungguhnya Allah akan memasukkan seorang hamba ke dalam surga dengan Sunnah yang dipertahankannya.
37. Dalam kitab As-Sunnah karangan Al Ajiri dari jalur periwayatan Al Walid bin Muslim, dari Muadz bin Jabal, ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda.
‘Jika perkara bidah dan penghinaan kepada sahabat-sahabatku terjadi pada umatku, maka hendaklah orang alim menunjukkan ilmunya.
Barangsiapa tidak melakukannya maka baginya laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia.
38. Abdullah bin Al Hasan berkata, Aku pernah bertanya kepada Al walid bin Muslim, Apa yang dimaksud menampakkan ilmu? Ia
menjawab, Menampakkan Sunnah. Hadits-haduts tentang hal ini sangat banyak.
Para pembaca harus tahu bahwa sebagian hadits yang telah disebutkan tidak sampai pada status shahih, pencantumannya hanyalah sebagai
pengamalan atas ketetapan yang telah dibuatkan oleh para ulama hadits dalam hadits-hadits Targhib wa Tarhib. Pada dasamya, celaan terhadap bidah
serta para pelakunya telah ditetapkan dengan dalil-dalil yang pasti dari Al Qur’an dan Sunnah yang shahih. Adapun tambahan dari selain hal tersebut
tidak menjadi halangan untuk dijadikan dalil, insyaallah.
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin