Perbedaan antara bidah, al maslahat al mursalah, dan

sulit untuk memisahkan antara permasalahan inti dengan permasalahan tambahan, kecuali bagi mereka yang mempunyai mata batin yang kuat, seperti yang dimiliki oleh penulis. Buku ini juga menyajikan dasar pemahaman yang luas, penyajian kata yang kuat, dan ketepatan serta kefasihan bahasa dalam pengungkapannya. Permasalahan yang paling rumit dalam pembahasan ini diantaranya adalah perkara Sunnah dan mustahabbah disukai. Suatu pekerjaan digolongkan bidah bisa karena sifat-sifatnya atau cara mengerjakannya, seperti cara mengerjakan shalat yang kemudian melazimkan diri mereka untuk berhenti sejenak untuk berdzikir atau mengucapkan doa-doa yang ma tsur diterima secara turun-temurun secara bersama-sama, lalu lama kelamaan mereka menggolongkannya sebagai salah satu syiar agama, sehingga mereka menganggap orang-orang yang menentang mereka atau yang meninggalkan hal tersebut sebagai orang yang ingkar terhadap agama. Penulis berbicara panjang lebar tentang bidah dan memunculkan semua bentuk syubhat hal yang meragukan dalam permasalahan tersebut, kemudian menyerangnya dengan kritikan-kritikan, lalu pada akhirnya ia memberi solusi tepat terhadap permasalahan tersebut. Aku sengaja tidak menyebutkan sisi penting pokok-pokok ajaran Islam untuk para ulama yang sangat mengerti hal-hal syari, para politikus yang handal dalam masalah hukum, serta para pemimpin dan para hakim; yaitu hal-hal yang berkenaan dengan mashalih al mursalah dan alistihsan yang diambil dari pokok-pokok pendapat Imam Malik dan Abu Hanifah An- Numan, sebab dari dan dengan keduanya nampak ada perbaikan serta kebaikan dalam kehidupan manusia pada setiap zaman dan tempat. Penulis menerangkan letak kesamaan sesuatu yang mereka sebut sebagai bidah hasanah dengan al istihsan dan mashalih almursalah definisi tiga hal ini akan disebutkan nanti, kemudian beliau mengungkap semua syubhat lalu menghilangkan semua keraguan-keraguan yang ditimbulkan. Beliau menerangkan bahwa bidah bukan berasal dari dua dasar ini —baik dalam segi keberadaannya dan sisi dasarnya, maupun dalam sebab dan