Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
konsep merupakan
pemahaman suatu
abstraksi yang
menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari kelompok objek dari sutu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau
fenomena alam yang membedakannya dari kelompok lain. Prayekti mengatakan bahwa penguasaan konsep merupakan abstraksi
yang memiliki satu kelas atau objek-objek kejadian atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.
11
Arikunto menegaskan bahwa soal ingatan dapat dijawab dengan melihat buku atau catatan, tapi untuk menjawab soal pemahaman, siswa
dituntut untuk hafal sesuatu pengertian kemudian menjelaskan dengan kalimat sendiri
12
. Atau siswa memahami dua pengertian atau lebih kemudian memahami dan menyebutkan hubungannya. Jadi untuk
menjawab soal pemahaman siswa selain harus mengingat juga berpikir. Untuk memperoleh pemahaman ini, siswa harus sudah mengetahui
kemudian paham dan siswa dapat mengaplikasikannya. Soal-soal untuk pengukuran penguasaan konsep siswa ini disusun dalam bentuk pilihan
ganda. Sesuai dengan PP No. 192005 kurikulum yang berlaku saat ini
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran pada KTSP masih tetap sama dengan
kurikulum sebelumnya yaitu bercirikan kepada tercapainya paket-paket kompetensi, yaitu menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasifikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman,
penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif, dan
11
Prayekti, ”Pendidikan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat
Sederhana dalam Pembelajaran IPA di kelas 5 SD”, Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi 39, 2001. h. 3.
12
Suharsimi Arikunto, Dasar –Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2006. Cet.ke-6, h. 156.
penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Namun, terdapat
perbedaan mendasar yaitu sekolah diberi kewenangan penuh menyususun rencana pendidikannya.
3. Pengertian Biologi
Biologi berasa
l dari dua kata bahasa Yunani, yaitu „bios’ dan ‘logos’
yang artinya „hidup‟ dan „ilmu‟. Jadi secara sederhana Biologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang hidup. Pengertian ini kemudian berkembang dan
disempurnakan sehingga mencakup seluruh objek atau kajiannya yang sangat luas itu. Definisi Biologi yang lebih lengkap tersebut adalah sebagai berikut;
Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dan gejala kehidupan. Objek atau kajian dalam Biologi meliputi kelima KingdomRegnum dan Virus. Kelima
Kingdom tersebut adalah Animalia hewan, Plantae tumbuhan, Fungi jamur, Protista dan Monera.
Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, filosofi alam adalaha cabang
filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian
Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia
memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adlah bagian dari grup yang ia sebut Selachē.
Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus Biologie oder
Philosophie der lebenden Natur, 1802 dan Jean-Baptiste Lamarck Hydrogéologie, 1802. Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada
1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit
pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generalis et Dendrologia.
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali
dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman
berdasarkan kelompok organisme, organisasi kehidupan taraf kajian dari sistem kehidupan, dan interaksi hubungan antarunit kehidupan serta antara
unit kehidupan dengan lingkungannya. Makhluk hidup atau organisme sangat beraneka ragam. Taksonomi
mempelajari bagaimana organisme dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan dan perbedaan yang dimiliki. Selanjutnya, berbagai kelompok itu
dipelajari semua gatra kehidupannya, sehingga dikenallah ilmu biologi tumbuhan botani, biologi hewan zoologi, biologi serangga entomologi,
dan seterusnya. Adapun objek-objek tersebut selanjutnya akan dikaji lebih jauh
mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu molekul hingga lingkup bioma di permukaan bumi. Dimana interaksi antarbioma di permukaan bumi ini
membentuk lapisan makhluk hidup di bumi yang dikenal sebagai Biosfer. Kemudian bagaimanakah caranya mempelajari Biologi yang objekkajiannya
sangat luas itu, caranya adalah dengan memilah-milah materi-materinya berdasarkan objek atau kajiannya, baru kemudian mempelajarinya secara
lebih mendalam pada setiap objekkajian tersebut.
4. Nilai dalam Pembelajaran Sains
a. Definisi Nilai
Kata value, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi nilai berasal dari bahasa Latin valere atau valoir yang
dapat dimaknai sebagai kata harga..
13
Nilai didefinisikan dengan cara berbeda-beda oleh banyak ahli. Suroso menjelaskan definisi nilai menurut
13
Rohmat Mulyana. Mengartikulasi Pendidikan Nilai, Alfabeta: Bandung. 2004
, hal.
7
para ahli, diantaranya Menurut Golden Alford 1964 nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.
Dalam pendidikan tentu saja pilihan yang diharapkan adalah nilai-nilai yang sesuai dengan tututan yang ada, baik yang berlaku dalam masyarakat
maupun ajaran Agama.
14
Begitupun Mulyana dalam bukunya memaparkan nilai menurut para ahli, yaitu Kluckohn yang merumuskan definisi nilai
sebagai konsepsi tersirat atau tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok dari apa yang diinginkan, yang
mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir tindakan.
15
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulan bahwa nilai adalah suatu gagasan yang dijadikan rujukan dalam menentukan suatu hal
atau tindakan yang merupakan tujuan tindakan akhir. Gagasan tersebut melekat dalam waktu yang relatif lama sehingga stabil, dan dinyatakan
secara konsisten.
b. Pembagian Nilai dalam Pembelajaran Sains
Nilai banyak sekali jenisnya, tergantung dalam konteks mana kita menempatkannya, ada nilai spiritual atau religius, nilai moral, nilai
estetika, nilai sosial, nilai intelektual, nilai ekonomi, dan lain-lain. Mulyana memaparkan menurut Linda secara garis besar nilai
dibagi dalam dua kelompok yaitu nilai nurani value of being dan nilai- nilai memberi Value of giving. Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada
dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang. Nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikan
atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan.
16
Suroso menjelaskan pembagian menurut para ahli, diantaranya Darmadjo membagi nilai menjadi nilai sosial etika, estetika, moral
atauhumonaria, nilai ekonomi, dan nilai psikologi atau pedagogis. Dan
14
Suroso Adi Yudianto, Manajemen.., hal 46
15
Rokhmat Mulyana, Mengartikulasi …, hal 10
16
Rokhmat Mulyana, Mengartikulasi …, hal 26