Pembagian Nilai dalam Pembelajaran Sains

4. Nilai Sosial Nilai sosial suatu bahan ajar merupakan model menjalin hubungan sesama manusia makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tetapi senantiasa memerlukan yang lain dalam melakukan berbagai kegiatan. 5. Nilai Intelektual Nilai intelektual merupakan nilai kecerdasan seseorang agar menggunakan akalnya untuk memehami sesuatu dan tidak percaya akan tahayul, menyadari pentingnya pengetahuan dan pemahaman juga keterampilan untuk kehidupan.

c. Pendidikan dan Nilai

Nilai dan pendidikan merupakan dua hal yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara nilai dengan pendidikan dapat dilihat dari tujuan pendidikan itu sendiri. Hubungan antara nilai dengan pendidikan sangat erat. Nilai dilibatkan dalam setiap tindakan pendidikan, baik dalam memilih maupun dalam memutuskan setiap hal untuk kebutuhan belajar. Melalui persepsi nilai guru dapat mengevaluasi siswa. Dan melalui nilai itulah manusia dapat bersikap kritis terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan pendidikan. Merujuk pada pendapat Kniker 1997, nilai merupakan istilah yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Dalam gagasan Pendidikan Nilai yang ia kemukakan, nilai selain ditempatkan sebagai inti dari proses dan tujuan pembelajaran, setiap huruf dari kata value dirasionalisasikannya sebagai tindakan-tindakan pendidikan. Sehingga ia menuangkan kata-kata tersebut sebagai tahap penyadaran nilai 19 . Tahapan-tahapan itu adalah: a. Value identification identifikasi nilai. Pada tahap ini, nilai yang menjadi target pembelajaran perlu diketahui oleh setiap peserta didik. 19 Rokhmat Mulyana. Mengartikulasi..., hal 105. b. Activity kegiatan. Pada terhap ini peserta didik dibimbing untuk melakukan tindakan yang diarahkan pada penyadaran nilai yang menjadi target pembealajaran. c. Learning aids alat bantu belajar. Alat bantu adalah benda yang dapat memperlancar proses belajar nilai. d. Unit interaction interaksi kesatuan. Tahap ini melanjutkan tahapan kegiatan dengan semakin memperbanyak strategi atau cara yang dapat menyadarkan peserta didik terhadap nilai. e. Evaluation segment bagian penilaian. Tahap ini diperlukan untuk memeriksa kemajuan belajar nilai melalui penggunaan beragam teknik evaluasi nilai. Nilai sangat luas maknanya, maka dari itu dibutuhkan beberapa pendekatan utama untuk pengembangan nilai, yaitu sebagai berikut: 1 Pendekatan eksplisit Pendekatan yang menekankan pada mata pelajaran yang benar-benar mengajarkan nilai, seperti nilai pendidikan moral, Budi pekerti, dan agama yang bertumpu secara khusus pada perkembangan nilai dan etika. 20 Ringkasnya, nilai eksplisit merupakan nilai yang dirancang secara langsung atau tersurat dalam kurikulum, dipupuk dan diajarkan secara langsung oleh guru di dalam kelas, dan nilai yang dinyatakan siswa dengan jelas dalam tingkah laku atau hasil belajar. 2 Pendekatan tidak langsung Pendekatan tidak langsung sebagian berasaskan pengandaian bahwa pemahaman tentang sains dan sains sosial memerlukan pengembangan imajenasi, intuisi, dan hati nurani yang dapat membantu peningkatan kesadaran moral dan intelektual. 21 Berdasarkan hal tersebut maka pendekatan tidak langsung menekankan penggunaan mata pelajaran sekolah yang lain sebagai alat untuk mengembangkan nilai dan etika. 20 Nik, Azis Nik Pa, “ Pengembangan nilai dalam Pendidikan Matematik: Cabaran dan Keperluan”, dalam Nilai-Nilai Science Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. hlm. 49 21 Nik Azis Nik Pa, Pengembangan …, hlm. 29. Misalnya pembelajaran Fisika membantu siswa untuk memupuk sikap ingin tahu siswa tentang alam dan mengukuhkan kemampuan berpikir kritis. 3 Pendekatan implisit Pendekatan implisit menekan strategi seperti penggunaan kaedah pengajaran, pembelajaran,cara mengetahui, dan persepsi tertentu, untuk memupuk pengembangan nilai murni. Dalam konteks ini metodologi guru dalam mengajar siswa di kelas termasuk dalam pendekatan implisit. 22 Ringkasnya nilai implisit adalah nilai yang tersirat dalam kurikulum, bahan ajar, tersirat dalam tingkah laku guru dalam kelas, dan nilai yang tersirat dalam tingkah laku siswa.

d. Definisi dan Tujuan Pendidikan Nilai.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran generatif terhadap hasil belajar siswa pada konsep usaha dan energi (kuasi eksperimen di MTs Jamiatus Sholihin Cipondoh)

0 17 113

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa (Eksperimen di MTs Pembangunan UIN Jakarta

1 9 97

Pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching (pengajaran berbalik) terhadap hasil belajar Biologi siswa pada konsep protista (eksperimen di MAN 2 Bogor)

1 15 148

Hubungan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Di Sma Negeri 46 Jakarta)

6 25 142

Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa : Eksperimen di MTs Pembangunan UIN Jakarta

0 24 90

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP ACADEMIC SKILL DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI KALOR

0 6 164

PENDEKATAN BERMAIN DALAM MEMPERBAIKI HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI PADA SISWA KELAS VIII SMP BINA SATRIA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 9 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI TULISAN SISWA PADA MATERI ALAT INDERA.

0 0 32