32
c. Kesempatan Sukses yang Sama
Penggunaan metode skor memastikan semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam timnya.
d. Kompetensi Tim
Kompetisi tim digunakan sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk bekerja sama dengan anggota timnya.
e. Spesialisasi Tugas
Spesialisasi tugas adalah tugas untuk melaksanakan subtugas terhadap masing-masing anggota kelompok.
f. Adaptasi terhadap Kebutuhan Kelompok
Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok dapat mempercepat langkah kelompok dan memenuhi kebutuhan individual.
3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
“Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif
” Ibrahim dalam Trianto, 2009: 66-67. Langkah-langkah tersebut dibedakan menjadi fase-fase, yaitu fase
ke-1 menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, fase ke-2 menyajikan informasi, fase ke-3 mengorganisasi siswa ke dalam kelompok kooperatif,
fase ke-4 membimbing kelompok bekerja dan belajar, fase ke-5 evaluasi dan fase ke-6 memberikan penghargaan. Langkah-langkah itu ditunjukkan pada
tabel berikut.
33
Tabel 2. Langah-langkah Pembelajaran Kooperatif Fase
Tingkah Laku Guru
Fase-1 Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa Guru
menyampaikan semua
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase-2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok kooperatif Guru
menjelaskan kepada
siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.
4. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
Hamruni 2012: 129-130 menyatakan keunggulan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru tetapi dapat
menambah kepercayaan
kemampuan berpikir
sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari
siswa lain, 2.
mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata verbal dan membandingkannya dengan ide-
ide orang lain, 3.
menumbuhkan sikap respek terhadap orang lain, menyadari segala keterbatasannya, dan bersedia menerima segala
perbedaan, 4.
membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar,
5. meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan
rasa harga
diri, hubungan
34 interpersonal, keterampilan mengelola waktu, dan sikap positif
terhadap sekolah, 6.
mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman siswa sendiri, serta menerima umpan balik, siswa
dapat menerapkan teknik pemecahan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah
tanggung jawab kelompok,
7. meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
mengubah belajar abstrak menjadi nyata riil, 8.
meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir dan ini berguna untuk proses pendidikan jangka
panjang.
E. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together NHT
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together
NHT
“Numbered Head Together NHT atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional
” Trianto, 2009: 82. Numbered Head Together NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen 1993 untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut. “Numbered Heads Together NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi peserta didik dalam
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik” Donni Juni Priansa, 2015: 260. Pola interaksi di dalam pembelajaran NHT sangat