Verifikasi Diagram Alir Analisa Bahaya

104

7. Critical Control Point CCP - PRINSIP 2

Dalam menentukan CCP atau titik kendali kritis, tim HACCP TKCM akan melakukan analisa bahaya, dimana pada prinsip 1 telah diidentifikasi area yang perlu dikontrol. Program-program SSOP dan GMP dapat digunakan untuk mengontrol sebagian bahaya yang teridentifikasi tersebut. Bahaya yang belum dan tidak terkontrol oleh PRP SSOP dan GMP harus dikelompokan dalam CCP. Pertimbangan penentuan CCP hanya ditetapkan pada suatu titik atau tahapan, langkah dimana pengendalian dapat diterapkan dan bahaya keamanan pangan dapat dicegah, dihilangkan atau diturunkan sampai ke batas yang dapat diterima. Pada setiap bahaya yang telah diidentifikasi dalam proses sebelumnya, maka dapat ditentukan satu atau beberapa CCP dimana suatu bahaya dapat dikendalikan. Masing-masing titik penerapan tindakan pencegahan yang telah ditetapkan diuji dengan menggunakan CCP decision tree Gambar 3 untuk menentukan CCP. Decision tree ini berisi urutan pertanyaan mengenai bahaya yang mungkin muncul dalam suatu langkah proses, dan dapat juga diaplikasikan pada mulai air baku untuk mengidentifikasi bahan baku yang sensitif terhadap bahaya atau untuk menghindari kontaminasi silang. Suatu CCP dapat digunakan untuk mengendalikan satu atau beberapa bahaya, misalnya suatu CCP secara bersama-sama dapat dikendalikan untuk mengurangi bahaya fisik dan mikrobiologi. 105 Gambar 3. Decision tree Bukan CCP Bukan CCP Apakah terdapat bahaya pada tahaplproses ini? YA TIDAK P2. Apakah ada tindakan pencegahan untuk mengendalikan bahaya tsb? YA TIDAK Modifikasi prosesProduk Apakah pengendalian YA diperlukan untuk TIDAK meningkatkan keamanan? P3. Apakah proses ini dirancang khusus untuk menghilangkan mengurangi bahaya sampai aman? TIDAK YA P4. Apakah bahaya dapat meningkat sampai batas tidak aman? YA TIDAK P5. Apakah proses selanjutnya dapat menghilangkanlmengurangi bahaya? YA TIDAK CCP Bukan CCP Bukan CCP CCP Bukan CCP Bukan CCP Tabel 4 Penentuan CCP PRINSIP 1 PRINSIP 2 TahapInput Bahaya P1 P2 P3 P 4 P5 CCP ? 1. Penerimaan air baku Intake Fisik : Sisa sampah, plastik, ranting, serangga Mikrobiologi : Algae, bakteri E.coli, total koliform, virus, protozoa Kimia: Kimia non logam berat PERMENKES 492MENKESPER2012 Y Y Y Y Y Y N N N Y Y Y Y Y Y Bukan CCPPRP Bukan CCP Bukan CCP 2. Koagulasiflokulasi Fisik Sisa sampah, plastik, ranting, serangga Mikrobiologi Algae, bakteri E.Coli, total koliform, virus, protozoa Kimia : Kimia non logam berat Permenkes Y Y Y Y Y Y N N N Y Y Y Y Y Y Bukan CCPPRP Bukan CCP Bukan CCP 3. Sedimentasi Fisik : Sisa sampah, plastik, ranting, serangga Kimia : Flok formasi tidak optimal sehingga kimia non logam berat masih tersisa Permenkes Y Y Y Y N N Y Y Y Y Bukan CCPPRP Bukan CCP 4.Filtrasi Kimia : Kekeruhan turbidity Y Y Y CCP 1 5. Effluent control Fisik : Sisa ranting, daun, dan benda asing lain Y Y N Y N CCP 2 6. Post- klorinasi Mikrobiologi : Bakteri E.coli, total koliform yang masih hidup Permenkes 2PERMEN IVI2010 Y Y Y CCP 3 8. Menentukan Batas kritis, Sistem pemantauan, Tindakan koreksi dari CCP Tabel 5. Batas kritis, SistemPemantauan, Tindakan koreksi dari CCP TAHAP PROSES CCP BATAS KRITIS MONITORING TINDAKAN PERBAIKAN PENCATATA N VERIFIKASI Prinsip 1 Prinsip 2 Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7 1. Filtrasi Fisik : Kekeruhan turbidity NTU 1,5 Analis lab-online Analis dan group leader Lakukan backwash dan produk akan di blending dengan produk yang on spec di reservoir kalau masih off spec di buang Laporan harian kualitas air Log book harian analis Laporan filter Kalibrasi verfikasi turbidity meter setiap 3 bulan Rehabilitasi filter setiap 3 tahun atau filter effisien filter 50 2.Effluent Control- Fisik Fisik : Sisa ranting, daun dan benda asing lain Tidak ada; ranting, serangga, daun kering Analis dan group leader Di ambil saring manual Log book harian analis Inspeksi secara periodik 3. Post klorinasi - mikrobilogi Mikrobiologi : Bakteri E.Coli, total koliform yang masih hidup Permenkes 492PERMEN IV2010 Sisa chlor 0,5 -1,0 ppm Analis laboratorium online Di campur dengan product on spec di reservoir dan setting dosis Injeksi klorin sampai in range Laporan harian kualitas air Pemeriksaan mikorbiologi secara rutin baik internal 1x minggu dan eksternal 1 bulan sekali 108

9. Prosedur Verifikasi

Selain itu perusahan harus mengembangkan prosedur verifikasi yang bertujuan agar dapat menjamin bahwa keseluruhan rencana HACCP dapat berjalan secara efektif. Dengan adanya sistem verifikasi ini perusahaan dapat menjamin bahwa rencana HACCP telah berjalan dalam kegiatan operasional sehari-hari untuk menghasilkan produk yang aman. Implementasi prosedur verifikasi ini menjadi tanggung jawab ketua atau koordinator Tim HACCP. Kegiatan yang tercakup dalam prosedur verifikasi ini terdiri atas :

1. Validasi rencana HACCP.

Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa rencana HACCP telah benar sebelum diimplementasikan. Hal tersebut dilakukan perusahaan dengan cara antara lain : a Melakukan konfirmasi bahwa : 1. Semua bahaya telah diidentifikasi, 2. Tindakan koreksi telah disiapkan untuk setiap bahaya, 3. Batas kritis telah mencukupi untuk menghilangkan bahaya, dan 4. Semua prosedur monitoring dan peralatan yang digunakan telah mencukupi dan terkalibrasi. b Melakukan pengawasan independen terhadap pemasok untuk menjamin bahwa bahan baku terutama bahan kimia yang dipasok telah memenuhi standar.

2. Review hasil monitoring CCP.

Peninjauan atas hasil monitoring terhadap CCP dan tindakan koreksi yang ada jika ada tindakan koreksi dilakukan setiap hari oleh operator, supervisor dan asisten manajer. Rekaman hasil pemantauan diidentifikasi dan didokumentasikan. 3. Pengujian Produk Dilakukan pengujian produk secara berkala terhadap air baku, pengolahan dan air minum sebagai produk akhir. Dalam pengujian ini dapat pula dikonfirmasi bahwa batas kritis yang telah ditetapkan pada kenyataannya memang dapat mengendalikan 109 bahaya. Verifikasi terhadap produk akhir harus dapat memperlihatkan bahwa produk telah memenuhi persyaratan pelanggan danatau parameter keamanan pangan. Hal ini termasuk pengujian produk terhadap warna, bau, rasa, pH, suhu, mikroorganisme, residu kimia, logam berat, pestisida, kontaminasi fisik.

4. Audit

Audit terhadap semua elemen HACCP dalam rencana HACCP dilakukan baik secara internal dalam kurun waktu sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun dan audit akan diintegrasikan dengan sistem lain di perusahaan seperti SMM, OHSAS. Audit ini harus dilakukan oleh auditor audit internal yang telah terlatih dan independen yang berarti tidak mengaudit area yang menjadi tanggung jawabnya.

10. Penanganan Keluhan Pelanggan

Setiap keluhan dari pelanggan baik lisan maupun tertulis akan ditangani dengan baik. Keluhan atau pengaduan pelanggan atau konsumen tersebut dapat berkaitan dengan produk yang dihasilkan maupun proses produksinya. Prosedur penanganan keluhan pelanggan ini menjadi tanggug jawab asisten manajer QA. Pelanggan utama PT. TKCM adalah PDAM Tangerang karena perusahaan tidak langsung mendistribusikan kepada masyarakat dan industri. Pada setiap keluhan akan dicatat antara lain: tanggal keluhanpengaduan, identitas pelapor, isi keluhan, penerima keluhan, dan penanganan yang dilakukan terhadap keluhan termasuk tindakan koreksi agar komplain yang sama tidak berulang dikemudian hari. Apabila keluhan tersebut menyangkut produk, maka jika memungkikan pelapor menyertakan sampel produk yang dikeluhkan. Prosedur ini juga sudah ada dalam SMM Prosedur penaganan keluhan pelanggan

11. Prosedur Penerikan Produk Recall

Karekteristik produk yang dihasilkan didistribusikan melalui pipanisasi yang tidak memungkinkan adanya penarikan produk recall product yang sudah didistribusikan sehingga perusahaan melakukan pendekatan dengan sistem pencegahan yang efektif dan untuk mencegah adanya final produk yang out of spec