21
angka, not balok jadi suara musik, dan semacamnya. Nama-nama lainnya adalah menerjemahkan, memparafrasakan, menggambarkan,
dan mengklarifikasi. 2.
Mencontohkan Proses kognitif mencontohkan terjadi manakala siswa memberikan
contoh tentang konsep atau prinsip umum. Mencontohkan melibatkan proses identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep atau
prinsip umum misalnya, segitiga sama kaki harus mempunyai dua sisi yang sama panjang dan menggunakan ciri-ciri ini untuk
memilih atau membuat contoh misalnya, siswa dapat memilih segitiga sama kaki dari tiga segitiga yang ditunjukkan. Nama-nama
lain untuk mencontohkan adalah mengilustrasikan dan memberi contoh.
3. Mengklasifikasikan
Proses kognitif mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu misalnya, suatu contoh termasuk dalam kategori
tertentu misalnya, konsep atau prinsip. Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-
pola yang “sesuai” dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut. Mengklasifikasikan
adalah proses kognitif yang melengkapi proses mencontohkan. Nama-nama lain dari mengklasifikasikan adalah mengategorikan
dan mengelompokkan. 4.
Merangkum Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu
kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksaskan sebuah tema. Merangkum melibatkan proses
membuat ringkasan informasi, misalnya makna suatu adegan drama, dan proses mengabstrasikan ringkasannya, misalnya menentukan
tema atau poin-poin pokoknya. Nama-nama lain untuk merangkum adalah menggeneralisasi dan mengabstraksi.
22
5. Menyimpulkan
Proses kognitiif menyimpulkan menyertakan proses menemukan pola dalam sejumlah contoh. Menyimpulkan terjadi ketika siswa
dapat mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri
setiap contohnya dan, yang terpenting dengan menarik hubungan diantara ciri-ciri tersebut.
6. Membandingkan
Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antar dua atau lebih objek, peristiwa, ide,
masalah, atau situasi seperti menentukan bagaimana suatu peristiwa terkenal misalnya, skandal politik terbaru menyerupai peristiwa
yang kurang terkenal misalnya, skandal politik terdahulu. Nama- nama lainnya adalah mengontraskan, memetakan, mencocokan.
7. Menjelaskan
Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah
sistem. Penjelasan yang lengkap melibatkan proses membuat model sebab-akibat, yang mencakup setap bagian pokok dari suatu sistem
atau setiap peristiwa penting dalam rangkaian peristiwa. Nama lain dari menjelaskan adalah membuat model.
2.1.1.7 Kurikulum 2006
Dalam Standar Nasional Pendidikan SNP Pasal 1, Ayat 15, dijelaskan bahwa kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing- masing satuan pendidikan. Penyusunan kurikulum 2006 dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
BSNP Sanjaya, 2009: 128.
23
Dalam pengembangannya, kurikulum 2006 tidak akan lepas dari ketetapan-ketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasional. Artinya,
walaupun daerah diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum akan tetapi kewenangan itu hanya sebatas pada pengembangan operasionalnya saja;
sedangkan yang menjadi rujukan pengembangannya itu sendiri ditentukan oleh pemerintah, misalnya jenis mata pelajaran beserta jumlah jam pelajarannya, isi
dari setiap mata pelajaran itu sendiri, serta kompetensi yang harus dicapai oleh setiap mata pelajaran itu. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1, yang menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional Sanjaya, 2009: 128. Sanjaya 2009: 130 menjabarkan bahwa kurikulum 2006 mempunyai
karakteristik sendiri sebagai kurikulum. Karakteristik kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yaitu 1 KTSP adalah
kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, 2 KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu. Hal ini dilihat dari prinsip-
prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai pendekatan
3 KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah, yakni berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya, dan 4 KTSP merupakan kurikulum teknologis dilihat dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian
dijabarkan pada indikator hasil belajar.
2.1.1.8 Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia KTSP 2012. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut
24
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan
yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Pendekatan pemecahan masalah dijadikan fokus dalam pembelajaran
matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara
penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan
solusinya KTSP 2012. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi contextual problem. Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika.
2.1.1.9 Geometri
Geometri adalah salah satu cabang tertua matematika dianut oleh beberapa kebudayaan kuno seperti India, Babilonia, Mesir dan Cina,serta
Yunani Jones dalam Mateya, 2008: 9. Budaya kuno mengembangkan bentuk geometri didasarkan pada hubungan antara panjang, luas dan volume dari
benda-benda fisik. Dalam zaman kuno, geometri digunakan untuk mengukur tanah dan dalam pembangunan artefak budaya. Malkevitch dalam Mateya,
2008:9 menyebutkan beberapa geometri tersebut sebagai berikut: geometri diferensial, geometri hiperbolik, Lobachevskia geometri, geometri proyektif,
geometri berbentuk bulat panjang, geometri aljabar, Geometri Euclidean, geometri analitik, geometri pesawat, geometri Riemann, dinamis geometri dan
koordinasi geometri. Perbedaan tipe geometri membuat geometri menjadi area
pembelajaran penting dalam kurikulum matematika Mateya, 2008:9. 1.
Pentingnya Geometri dalam Area Pembelajaran Kurikulum Matematika
Seorang ahli matematika Inggris terkenal, Sir Christopher Zeeman, dikutip di Royal Society and Joint Mathematical Council, menjelaskan bahwa